Selasa, 24 Maret 2020

Konsep Literasi Media (skripsi dan tesis)


Literasi media menurut Baran & Denis dalam Tamburaka (2013), merupakan suatu rangkaian gerakan melek media, yaitu: gerakan melek media dirancang utuk meningkatkan kontrol individu terhadap media yang mereka gunakan untuk mengirim dan menerima pesan. Melek media dilihat sebagai ketrampilan yang dapat dikembangkan dan berada dalam sebuah rangkaian dimana kita tidak melek media dalam semua situasi, setiap waktu dan terhadap semua media.
Literasi media dapat dipahami sebagai proses dalam mengakses, menganalisis secara kritis pesan-pesan yang terdapat dalam media, kemudian menciptakan pesan menggunakan alat media (Hobbs, 1996: 107). Pemahaman lain perihal literasi media seperti dikemukakan oleh (Rubin, 1998: 96) bahwa yang dimaksud dengan literasi media adalah pemahaman sumber, teknologi komunikasi, kode yang digunakan, pesan yang dihasilkan, seleksi, interpretasi, dan dampak dari pesan tersebut.
Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat diketahui bahwa literasi media merupakan suatu upaya yang dilakukan individu supaya mereka sadar terhadap berbagai bentuk pesan yang disampaikan oleh media, serta berguna dalam proses menganalisa dari berbagai sudut pandang kebenaran, memahami, mengevaluasi dan juga menggunakan media.
Tujuan dari melek media/literasi media adalah: (1) Membantu orang mengembangkan pemahaman yang lebih baik; (2) Membantu mereka untuk dapat mengendalikan pengaruh media dalam kehidupan sehari-hari dan; (3) Pengendalian dimulai dengan kemampuan untuk mengetahui perbedaan antara pesan media yang dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang dengan pesan media yang “merusak.” (Rahmi, 2013; 56).
Meski pada awalnya literasi media ditujukan kepada semua sumber rujukan informasi seperti buku, majalah, artikel jurnal, televisi, radio dan lainnya. Namun saat ini literasi media yang mendesak untuk menjadi fokus perhatian ialah media internet karena kemudahan dalam mengakses dengan telepon genggam yang praktis dan dapat dibawa ke mana saja, termasuk oleh kalangan pelajar (Ainiyah, 2017).
Isu utama literasi media bagi kelompok pelajar sebenarnya telah dikampanyekan dalam Partneship for 21st Century Skill, yaitu gerakan yang memfokuskan pada pengembangan kecakapan warga global di abad ke-21. Gerakan ini merupakan upaya untuk merespon perubahan masyarakat global dan tantangan-tantangan yang menyertainya melalui revitalisasi pendidikan kewarganegaraan dengan menyiapkan para pelajar memiliki kompetisi ekonomi, produktivitas kerja yang kompleks, keamanan global, dan perkembangan media internet yang sangat krusial bagi keberlangsungan demokrasi.
Aspek-aspek kecakapan yang dikembangkan diantaranya meliputi civic literacy, global citizenship, dan digital citizenship. Pertama, civic literacy difokuskan pada pengetahuan warga negara tentang hak dan kewajiban yang bersifat lokal, nasional, dan global termasuk bagaimana implikasi dari kebijakan-kebijakan pemerintah di sektor publik, ketersediaan informasi dan kemudahan mengaksesnya, serta partisipasi warga negara dalam menyelesaikan persoalan kemasyarakatan.
Kedua, global citizenship sebagaimana dikemukakan Mansilla & Jackson (2011) lewat serangkaian penyiapan warga negara memiliki kemampuan berbahasa asing (selain bahasa ibu), kemampuan berkomunikasi dan berkolaborasi dalam kaitannya dengan interaksi antarbudaya yang berbeda, pengetahuan dasar yang mencukupi terkait aspek kesejarahan, geografi, politik, ekonomi, dan sains serta kapabilitas untuk memahami suatu persoalan dan bertindak dengan pengetahuan secara interdisipliner dan multidisipliner.
Aspek ketiga yaitu digital citizenship melalui pemahaman tentang keamanan menggunakan internet, mengetahui cara menemukan, mengatur dan membuat konten digital (termasuk literasi media, dan praktek skill secara teknis), pemahaman tentang cara berperan untuk meningkatkan tanggung jawab dalam interaksi antarbudaya (multikultur), serta pemahaman tentang hak dan kewajiban dalam menggunakan media internet. Aspek ketiga menjadi penting dan lebih mendesak karena media internet merupakan jalan masuk untuk menerapkan civic literacy ke dunia global atau global citizenship.
Jika dilihat dari Individual Competence Framework dari Final Report Study on Assessment Criteria for Media Literacy Level (2009) yang diselenggarakan oleh European Commission, kemampuan literasi media merupakan kapasitas individu yang berkaitan dengan melatih keterampilan tertentu (akses, analisis, komunikasi). Kompetensi ini ditemukan dalam satu bagian yang lebih luas dari kapasitas yang meningkatkan tingkat kesadaran, kekritisan dan kapasitas kreatif untuk memecahkan permasalahan. Kompetensi Individual competences memiliki tiga variabel, yaitu kemampuan individu yang terdiri dari technical skill dan critical understanding, serta kompetensi sosialyang berupacommunicative abilities.

Tidak ada komentar: