Menurut Saricayir et.al. (2016), pemahaman konseptual termasuk asosiasi,
perbandingan, asimilasi dan reorganisasi pengetahuan baru dengan pengetahuan
yang ada dan mentransfernya untuk memecahkan situasi bermasalah yang baru.
Pemahaman konseptual didasarkan pada reorganisasi pengetahuan yang ada sebagaimana
dikemukakan oleh teori pembelajaran konstruktivis kognitif. Menurut Ashley
et.al. (2017), pemahaman konseptual melibatkan artikulasi pengetahuan umum,
spesifik, abstrak, dan konkret khusus untuk bisnis internasional, dengan level
terdalam menandakan pemikiran asli, lateral, dan inovatif.
Menurut Widiyatmoko dan Shimizu (2018), pemahaman konseptual konsep
digambarkan sebagai kemampuan siswa untuk menerapkan konsep-konsep ilmiah yang
dipelajari untuk fenomena ilmiah dalam situasi kehidupan sehari-hari. Kemampuan
ini mencakup kapasitas untuk mengenali informasi baru, menyusun penjelasan, dan
membuat koneksi di antara fenomena ilmiah tersebut
Pemahaman
berbeda dengan hafalan, yakni proses pembelajaran yang hanya memberikan
pengetahuan berupa teori-teori kemudian menyimpanya bertumpuk-tumpuk pada
memorinya. Pembelajaran yang mengarah pada upaya pemberian pemahaman pada siswa
adalah pembelajaran yang mengarah agar siswa memahami apa yang mereka pelajari,
tah kapan, di mana, dan bagaimana menggunakanya. Pemerolehan pengetahuan dan
proses memahami akan sangat tebantu, apabila siswa dapat sekaligus melakukan
sesuatu yang terkait dengan keduanya. Pemahaman dan penguasaan materi suatu
konsep menjadi prasyarat untuk menguasai materi atau konsep selanjutnya.
Salah
satu bentuk pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam memahami konsep adalah
pembelajaran kooperatif Two Stay Two
Stray (TSTS). Pembelajaran menggunakan TSTS menjadi jembatan yang dapat
menolong siswa dalam mengembangkan kemampuan pemahaman konsep yang dimilikinya.
TSTS merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa
untuk membangun pengetahuanya dengan teman kelomponya, sesama kelompok dituntut
untuk saling membantu dalam belajar dan memahami konsep. Kemudian dari kelompok
mereka dua diantara mereka berkunjung ke kelompok lain untuk menjelaskan konsep
yang sudah di pelajarinya. Dalam pembelajaran ini guru hanya bertindak sebagai
pendamping dan fasilitator, sebab siswa nantinya akan memahami dan mempelajari
konsep dengan batuan temain sebaya.
Lie
(2010:47) menyatakan bahwa model pembelajaran TSTS adalah model pembelajaran
dengan cara mengelompokan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang lebih
bermakna. Dengan pembelajaran yang bermakna yaitu di bantu penjelasan konsep
dari teman sebayanya. Dengan situasi belajar yang demikian sehingga model
pembelajaran TSTS menjadi salah satu bentuk pembelajaran yang dapat
memfasilitasi dalam memahami konsep.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar