Selasa, 24 Maret 2020

Implementasi Nasionalisme Melalui Pendidikan Sekolah (skripsi dan tesis)


Nilai karakter nasionalis sendiri diartikan sebagai cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Sedangkan subnilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, unggul dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin, menghormati keberagaman budaya, suku dan agama (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016). Nilai karakter nasionalisme sendiri di dasarkan pada prinsip-prinsip yang digunakan dalam menanamkan nasionalime adalah  : (i) nilai-nilai universal; (ii) holistic; (iii) terintegrasi; (iv) partisipatif; (v) kearifan lokal; (vi) kecakapan abad 21; (vii) adil dan inklusif; (viii)selaras dengan perkembangan peserta didik; dan (ix) terukur. Bentuk kegiatan dari PPK ini bisa dilakukan: (i) kegiatan intra-kurikuler, kegiatan yang dilakukan oleh sekolah secara teratur dan terjadwal; (ii) ko-kurikuler, kegitan penunjang dari intra-kurikuler; (iii) ekstra-kurikuler, kegiatan yang dilaksanakan di luar jam pembelajaran biasa (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016).
Secara umum, implementasi nasionalisme di sekolah di Indonesia dilakukan melalui berbagai upaya seperti kegiatan penumbuhan nilai karakter nasionalisme seperti Upacara Bendera, kegiatan ekstra kokurikuler Pasukan Pengibar Bendera (PASKIBRA), perayaan Hari Kartini dengan menggunakan pakaian tradisional dan lain sebagainya. Belum lagi berbagai terobosan yang dilakukan oleh pihak sekolah sendiri, misalkan dengan membangun toleransi antar umat beragama misalkan dengan merayakan Idul Adha bersama di sekolah. Sedangkan untuk waktu pelaksanaan kegiatan ekstrakulikuler tari dan ektrakulikuler pramuka, berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan bahwasanya waktu pelaksanaan ektrakulikuler tari yaitu dilaksanakan pada hari rabu dan waktu pelaksanaan ektrakulikuler pramuka dilaksankaan pada hari jumat.
Sekolah juga melaksanakan kegiatan menghias kelas dengan tema nasionalisme yang bertujuan untuk menanamakan nilai-nilai nasionalisme kepada siswa serta mengasah kreativitas siswa.Berdasarkan hasil penelitian setiap kelas telah di hiasi dengan tema nasionalisme.Setiap kelas dihias oleh siswa dengan tema nasionalisme sesuai dengan kreatifitas siswa kelas tersebut. Hampir setiap kelas dipasangi atribut-atribur nasional seperti: pemasangan bendera di setiap kelas, pemasangan symbol Lambang Negara, Garuda, gambar Presiden dan Wakil Presiden, pemasangan peta atlas, pemasangan gambar-gambar pahlawan.  Hal di atas sesuai dengan pemaparan Kemendiknas (2010: 8) yang menyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan karakter di satuan pendidikan terdiri atas berbagai kegiatan.
Selama itu, berbagai kegiatan rutin yang bertujuan menanamkan nasionalisme dilakukan dengan guru selalu berusaha mendampingi siswa. Seperti pada saat kegiatan kerja bakti dan senam pagi, guru turut serta mendampingi siswa dengan mengikuti kegiatan tersebut. Pada saat upacara bendera juga guru mengajarkan untuk bersikap disiplin dan tertib. Semua siswa harus mengikuti kegiatan pembiasaan rutin di sekolah. Apabila ada siswa yang tidak mengikuti kegiatan tersebut maka akan diberi teguran atau sanksi dari guru
Pembiasaan dalam kegiatan spontan dilakukan dengan cara spontanitas, misalnya saling menyapa antar teman maupun antar guru, membuang sampah di tempatnya, memungut sampah yang berserakan, mengucapkan terima kasih.Siswa diajarkan untuk saling menghormati dan menyayangi antar sesama.Sikap ini terlihat pada saat masuk ke sekolah, siswa mengucapkan salam dan mencium tangan saat bertemu dengan bapak/ibu guru. Selain itu, siswa diajarkan untuk mengntre. Karena mengantre merupakan implementasi dari sikap tertib, disiplin, dan toleran.

Tidak ada komentar: