Perusahaan yang dapat mengelola semua intellectual capital yang dimiliki
dengan baik akan memiliki keunggulan bersaing dibandingkan dengan para kompetitornya. Masih banyak hotel berbintang yang tidak dapat mengelola
intellectual capitalnya dengan baik, karena para managernya sendiri belum
memahami dengan seksama tentang intellectual capital. Beberapa manager hotel
yang lain, dalam praktek sebenarnya sudah mengelola intellectual capital
karyawannya meskipun pada tahapan yang paling sederhana dan tidak terstruktur,
tetapi mereka tidak menyadari karena mereka tidak memiliki knowledge yang
memadahi tentang intellectual capital.
Pendapat Cohen dan Kaimenakis (2007) mengemukakan bahwa dampak
dari sumber daya yang tidak tampak berupa intellectual capital sering dikaitkan
dengan keunggulan bersaing yang berkelanjutan disuatu perusahaan. Demikian
juga dengan pendapat Kannan dan Aulbur (2004), yang mengemukakan bahwa
intellectual capital mempunyai dua hal yang berkaitan. Pertama, intellectual
capital merupakan sumber daya perusahaan yang tak tampak. Kedua, intellectual
capital mampu menciptakan nilai dalam bentuk inovasi. Secara umum dapat
ditemukan bahwa perusahaan yang mempunyai sumber daya manusia yang
unggul dan mampu mengeksploitasi keunggulan tersebut, maka perusahaan akan
mendapatkan keuntungan berupa intellectual capital.
Menurut Sutharaman (2004) dimensi intellectual capital dapat berupa
human (employee competence, know how, work related knowledge), structural
(culture, spirit of firm, copyright, trademark, patent) dan relation (brand,
reputation, strategic alliance). Kemampuan sumber daya manusia yang berupa
intellectual capital akan mampu menjadi kekuatan bagi perusahaanuntuk
menumbuhkan keunggulan bersaing yang kompetitif terhadap para pesaing.
Intellectual capital secara luas telah diterima sebagai strategi utama di perusahaan besar untuk memperoleh keunggulan bersaing melalui berbagai inovasi yang
diciptakannya dan juga intellectual capital yang dimiliki perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar