Sabtu, 26 Oktober 2019

Pengertian Knowledge Management (skripsi dan tesis)

 Menurut Tobing dalam Wicaksono (2014:912) knowledge management adalah pengelolaan pengetahuan perusahaan dalam menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan kompetitif yang berkesinambungan (sustainable competitive advantage) dengan mengoptimalkan proses penciptaan, pengkomunikasian, dan pengaplikasian semua pengetahuan yang dibutuhkan dalam rangka pencapaian tujuan bisnis. Knowledge management merupakan koordinasi yang disengaja dan sistematis dari orang-orang di dalam organisasi, teknologi, proses, dan struktur organisasi, dalam rangka untuk menambah nilai melalui pemakaian ulang dan inovasi. Koordinasi ini dicapai melalui penciptaan, berbagi, dan menerapkan pengetahuan, dan juga melalui menyusuri pelajaran berharga dan praktik terbaik ke dalam memori organisasi dalam rangka untuk mendorong organizational learning (Kimiz dalam Wulandari, 2013;19). 
Menurut Peter F. Drucker dalam Dunamis, dkk (2013:22) mengatakan bahwa pengetahuan mendorong produktivitas dan meningkatkan inovasi, pengetahuan adalah sumber kekayaan. Menerapkan pengetahuan pada hal yang sudah diketahui akan meningkatkan produktivitas dan menerapkan pengetahuan pada hal yang baru akan menghasilkan inovasi. Menurut Tiwana dalam Putra (2013;12) mendefinisikan knowledge management sebagai pengelolaan pengetahuan organisasi untuk menciptakan nilai dan menghasilkan keunggulan bersaing atau kinerja prima. Knowledge 32 management dipandang penting karena implementasinya memberi manfaat pada bidang operasi dan pelayanan, meningkatkan kompetensi personal, memelihara ketersediaan knowledge dan inovasi serta pengembangan produk. Menurut Nonaka dan Takeuchi Dalam setiarso, dkk, (2009;6) keberhasilan perusahaan Jepang ditentukan keterampilan dalam menciptakan knowledge organisasinya dan perusahaan Jepang mempunyai daya saing karena memahami bahwa knowledge merupakan sumber dari daya saing. Penciptaan knowledge akan tercapai melalui pemahaman dan pengakuan terhadap hubungan synergistic dari tacit ke explisit dalam organisasi. Explicit knowledge adalah pengetahuan yang bersifat objektif dan rasional, dapat diekspresikan dalam kata-kata, kalimat, dapat dibagikan dalam bentuk data, spesifikasi, manual, dan semacam itu. Tipe knowledge ini dapat disebarkan kepada orang lain secara formal dan sistematis. Sedangkan tacit knowledge merupakan pengetahuan yang bersifat subjektif, pribadi, dan pengalaman yang tidak dapat diekspresikan dalam kata-kata, kalimat, atau rumus. 
Wawasan subjektif, intuisi, firasat, masuk dalam kategori ini. tacit knowledge berakar pada tindakan, pengalaman, ideologi, nilai, dan emosi seseorang. Terdapat dua dimensi dari tacit knowledge, yaitu dimensi teknis, yang meliputi keahlian teknis (know how) dan dimensi kognitif, yang meliputi keyakinan, ideologi, nilainilai, pola pikir, dan sikap mental (Nonaka dan Takeuchi Dalam Wulandari, 2013;19-20). Sama halnya dengan yang dikemukan oleh Setiarso, dkk (2009;48) bahwa aset knowledge sebagian besar tersimpan dalam pikiran seseorang, yang 33 disebut tacit knowledge. tacit knowledge adalah sesuatu yang diketahui dan dialami tetapi sulit untuk diungkapkan secara jelas dan lengkap, tacit knowledge juga sangat sulit untuk dipindahkan kepada orang lain karena knowledge tersebut tersimpan difikiran masing-masing individu dalam organisasi. Oleh karena itu, knowledge management ada untuk menjawab persoalan ini, yaitu proses mengubah tacit knowledge menjadi knowledge yang mudah dikomunikasikan dan mudah untuk didokumentasikan, hasil knowledge tersebut disebut explisit knowledge. Dokumentasi menjadi sangat penting dalam knowledge management karena tanpa dokumentasi semuanya akan tetap menjadi sulit untuk diakses oleh siapapun dan kapanpun dalam organisasi. Hal ini dilakukan untuk menghindari capital loss (kehilangan pengetahuan yang ada pada diri karyawan saat karyawan nanti pensiun, meninggal atau pun mutasi). Dalam kondisi yang demikian dimana sebagian besar pengetahuan tersimpan dalam pikiran karyawan maka dibutuhkan keberadaan pemimpin yang mampu mengarahkan, memotivasi, membentuk budaya berbagi pengetahuan dan membangun infrastruktur yang mendukung karyawan untuk berbagi pengetahuan sehingga proses manajemen pengetahuan (knowledge management) dapat berjalan dengan lancar

Tidak ada komentar: