Pada dasarnya, seorang karyawan yang memiliki komitmen
tinggi dalam organisasi akan membuatnya bekerja secara
maksimal sehingga produktivitas perusahaan pun akan
meningkat. Mayer et al. (1989) dalam Sopiah (2008)
mengungkapkan bahwa hubungan komitmen organisasional
(affective dan continuance) dengan kinerja adalah positif dan
kuat. Semakin karyawan menjadikan dirinya menjadi dan
menyatu dalam organisasi maka semakin dia menikmati
pekerjaannya dan memberikan yang terbaik untuk perusahaan.
Menurut Pangil dan Nasurdin (2009) karyawan yang memiliki
komitmen afektif memiliki kecenderungan tinggi untuk
meningkatkan kualitas dirinya yang dapat berdampak pada
meningkatnya kinerja perusahaan. Beberapa contoh perilaku
afektif adalah menurunnya niat untuk meninggalkan organisasi,
mengurangi absensi, dan lebih mampu menerima perubahan.
Komitmen organisasi, baik secara langsung maupun tidak
langsung tentunya berdampak pada kinerja karyawan. Penelitian
dari Mayer ini juga didukung oleh Yousef (2000) yang
menyatakan bahwa komitmen organisasi memediasi hubungan
antara perilaku kepemimpinan dengan kinerja, di mana anggota
organisasi lebih puas dengan pekerjaannya dan kinerja mereka meningkat.
Luthans (2006) berpendapat bahwa terdapat hubungan
positif antara komitmen organisasi dengan target perusahaan,
seperti kinerja yang tinggi, tingkat pergantian karyawan yang
rendah, dan tingkat ketidakhadiran yang rendah. Aristantia (2016)
menyatakan bahwa komitmen berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan di PT Sepatu Mas Idaman Bogor.
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Sukmawati, dkk (2011)
pada 200 karyawan perusahaan manufaktur di Makassar yang
memperoleh hasil bahwa komitmen organisasi berpengaruh
secara positif dan signifikan terhadap kinerja. Semakin karyawan
merasa terikat di perusahaan maka ia akan semakin nyaman
bekerja di perusahaan tersebut. Rasa nyaman tersebut dapat
memicu semangat dan gairah karyawan dalam bekerja. Penelitian
oleh Wulandari dan Tjahjono (2011) juga menemukan hasil
bahwa komitmen organisasi berpengaruh secara positif terhadap
kinerja karyawan. Penelitian yang dilakukan oleh Pangil dan
Nasurdin (2009) memperoleh hasil bahwa komitmen afektif
berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku berbagi
pengetahuan pada 114 karyawan bagian Penelitian dan
Pengembangan di Malaysia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar