Menurut Patterson (2003), indikator dari kepemimpinan
melayani adalah:
1. Agapao love (kasih yang murni)
Cinta adalah dasar dari kepemimpinan melayani,
khususnya cinta yang murni dan tulus. Mencintai yang
dimaksud mencakup menghargai pendapat bawahan dan
berhati-hati dalam mengambil keputusan yang berkaitan
dengan prinsip, kewajiban, dan kepatutan. Pemimpin yang
berkasih sayang akan menunjukkan perhatian yang lebih kepada seluruh karyawan, bersimpati dan berempati, bisa
menjadi pendengar yang baik.
2. Humility (kerendahan hati)
Kerendahan hati adalah kemampuan untuk
mempertahankan prestasi dan talenta seseorang dalam
perspektif, yang mencakup penerimaan diri, dan selanjutnya
mencakup tidak berfokus pada diri sendiri melainkan
berfokus pada orang lain. Seorang pemimpin yang rendah
hati tentunya mampu berbesar hati dalam mendengarkan
nasihat orang lain, tidak serakah terhadap jabatan dan
posisinya, tidak sombong, dan menghindari sikap diktator.
3. Altruism (mengutamakan orang lain)
Pemimpin dengan sifat kepemimpinan melayani
percaya bahwa kesenangan pribadi dapat diperoleh dari
membantu orang lain, peduli terhadap kesejahteraan orang
lain, dan mendahulukan kebutuhan orang lain daripada
dirinya.
4. Vision (visi/tujuan)
Fokus dari kepemimpinan yang melayani adalah pada
tujuan anggota individu organisasi. Komponen visi adalah
tentang bagaimana anggota organisasi berada di masa depan,
tujuan, masa depan anggota dan organisasi. Visi ini mengacu
pada gagasan bahwa pemimpin melihat ke depan dan melihat
17
karyawan sebagai sesuatu yang berharga dan layak dibantu
guna mencapai keadaan tersebut. Selain itu, pemimpin
visioner harus mampu menumbuhkan semangat dari
karyawan agar bisa berjuang bersama mewujudkan impian.
5. Trust (percaya)
Seorang Servant-leader adalah orang yang dipilih
berdasarkan sebuah kelebihan atau keunggulan tertentu yang
membuat orang tersebut memperoleh kepercayaan dari
anggotanya.
6. Empowerment (pemberdayaan)
Servant leader berfokus pada kerjasama, tidak otoriter,
memberikan hak kepada karyawan untuk mengambil
keputusan, serta mendengarkan kritik dan saran dari
bawahannya. Pemberdayaan karyawan sangat berguna untuk
meningkatkan kinerja karyawan dan meningkatkan kualitas
serta produksi perusahaan.
7. Service (pelayanan)
Servant leader memiliki keyakinan bahwa melayani
adalah hakikat dari seorang pemimpin. Sebelum melakukan
pelayanan untuk orang lain, maka servant leader harus
mampu melayani dirinya sendiri dengan baik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar