Kamis, 30 Januari 2020

Pengaruh Employee engagement terhadap kesiapan individu untuk berubah (skripsi dan tesis)

. Employee engagement adalah sebuah perilaku yang menunjukkan tingkat dimana individu tergerak untuk menyatu dengan pekerjaan nya di organisasi. Keterikatan individu dengan tugas dan tujuan organisasi akan menimbulkan efek yang positif pada tingkat inovasi dan kreasi (Zhang dan Bartol, 2010). Amabile (1985) menegaskan bahwa ketika individu memahami peran dan eksistensinya di organisasi, maka dia akan menunjukkan tingkat inovasi yang tinggi. Tingginya tingkat inovasi ini akan mengarah pada kesiapan individu untuk berubah. Creative process engagement di definisikan sebagai tingkat keterlibatan karyawan dalam kreativitas yang relevan dengan proses kognitif (pengetahuan) dengan indikator: (1) mampu mengidentifikasi masalah, (2) mampu mencari informasi yang relevan dengan penyelesaian pekerjaan, dan mampu mencari ide-ide alternatif dalam pemecahan masalah, (Amabile, 1983; Zhang dan Bartol, 2010). Creative process engagement akan berdampak tidak hanya terhadap kinerja kreatif tetapi juga efektivitas kerja secara keseluruhan. Strategi ini mengembangkan pandangan berbasis perhatian, yang mengakui keterbatasan kemampuan para stakeholders dalam mengambil keputusan. (Amabile dan Kramer 2011) menyatakan bahwa tiap tiap individu memiliki kapasitas perhatian dan sumber daya kognitif yang terbatas. Hal ini seringkali juga menghambat kemampuan SDM untuk fokus pada sebuah pekerjaan secara simultan. Semangat individu untuk memberikan yang terbaik dalam bekerja dipengaruhi juga oleh stimulus yang dihasilkan dari sebuah perhatian. Berdasar kajian pustaka tersebut, kinerja akan meningkat jika creative process engagement diterapkan dalam rangka mendorong stimulus individu untuk bekerja lebih baik. Rendahnya tingkat keterlibatan proses kreatif dalam bekerja cenderung mencerminkan aktivasi yang rendah dari usaha individu. Sebaliknya, tingkat kreatifitas yang terlalu tinggi akan menyebabkan individu mengalami kesulitan fokus pada usaha usaha pada seluruh tuntutan tugas. Keadaan seperti ini akan mengarah pada pengurangan kinerja secara keseluruhan. Oleh karena itu, keseimbangan antara creative process engagement yang difasilitasi oleh organisasi akan menyeimbangkan kebutuhan kreatif individu. Creative process engagement juga berakar dari teori peran identitas (Zhang dan Bartol, 2010). Teori peran identitas menyatakan bahwa individu memetakan diri tentang perilaku yang tepat dalam berbagi peran dan menginternalisasi mereka sebagai komponen dari identitas diri atau peran. Pada tahap berikutnya, individu akan mereview diri sendiri, atau penggalian makna yang di anggap berasal dari diri sehubungan dengan peran tertentu. Peran identitas diri ini terkait „seberapa diri‟ yang didefinisikan lebih lanjut sebagai peringkat hirarkis identitas. SDM yang merasa melaksanakan peran ganda dalam urutan arti-penting, menilai sejumlah identitas menjadi lebih penting dari yang lain. (Labianca et al., 2000) menyimpulkan bahwa dalam konteks terjadinya perubahan organisasi, SDM dituntut untuk mengambil inisiatif kreatif untuk menumbuhkan sebuah tindakan sesuai dengan peran SDM daripada kepentingan pribadi. 

Tidak ada komentar: