Janssen (2000) memaparkan tiga dimensi untuk pengukuran perilaku
inovatif di tempat kerja yaitu :
a. Menciptakan Ide (Idea Generation)
Karyawan mampu mengenali masalah yang terjadi dalam
organisasi kemudian menciptakan ide atau solusi baru yang berguna pada
bidang apapun. Ide atau solusi tersebut dapat bersifat asli maupun
dimodifikasi dari produk dan proses kerja yang sudah ada sebelumnya.
Contohnya ketika muncul masalah di dalam organisasi, karyawan mampu
untuk menemukan ide-ide sebagai pemecahan masalah.
b. Berbagi Ide (Idea Promotion)
Karyawan berbagi ide atau solusi baru yang telah diciptakan
kepada rekan-rekan kerja, sehingga ide tersebut dapat diterima. Selain
itu, terjadi pula pengumpulan dukungan agar ide tersebut memiliki
kekuatan untuk diimplementasikan dan direalisasikan dalam organisasi.
Contohnya ketika karyawan sudah menemukan ide sebagai sebuah
pemecahan masalah, maka selanjutnya karyawan berbagi ide tersebut
untuk mendapatkan dukungan yang nantinya dapat di terapkan di
organisasi.
c. Realisasi Ide (Idea Realization)
Karyawan memproduksi sebuah prototipe atau model dari ide
yang dimiliki menjadi produk dan proses kerja yang nyata agar dapat
diaplikasikan dalam lingkup pekerjaan, kelompok, atau organisasi secara
14
keseluruhan sehingga dapat meningkatkan efisiensi kerja organisasi.
Contohnya ketika karyawan sudah mendapatkan dukungan dari rekan
kerja untuk ide yang diciptakan, maka selanjutnya penerapan atau
aplikasi ide tersebut kedalam sebuah organisasi sebagai sebuah
pemecahan masalah.
Berdasarkan aspek-aspek perilaku kerja inovatif, maka dapat disimpulkan
bahwa aspek menciptakan ide (idea generation), berbagi ide (idea promotion),
dan realisasi ide (idea realization) adalah dasar dari munculnya perilaku kerja
inovatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar