Sistem teknologi dan komunikasi secara teknis telah berkembang dengan
pesat. Secara kualitas teknologi informasi juga sudah meningkat dengan drastis
kehadirannya telah banyak memberikan manfaat yang besar bagi manusia dan
organisasi. Namun masih terdapat banyak teknologi informasi yang gagal dalam
penerapannya. Kegagalan penerapan sistem teknologi informasi pada organisasi
dapat disebabkan oleh beberapa faktor baik internal maupun eksternal (Davis
1989). Penelitian-penelitian menunjukan bahwa penyebab kegagalan penerapan
suatu sistem informasi adalah lebih pada aspek keperilakuannya (behavioral).
Keputusan untuk mengadopsi suatu sistem teknologi informasi ada di tangan
18
manajer, tetapi keberhasilan penggunaan teknologi tersebut tergantung pada
penerimaan dan penggunaan setiap individu pemakainya (Hartono 2007).
Untuk supaya sistem teknologi informasi berhasil diterapkan, maka
perilaku menolak dari pemakai perlu dirubah atau mempersiapakn sistem terlebih
dahulu supaya pemakainya mau berperilaku menerima. Merubah perilaku tidak
dapat dilakukan secara langsung ke perilakunya, tetapi harus dilakukan lewat
anteseden-anteseden atau penyebab-penyebab perilaku tersebut. Salah satu teori
untuk menjelaskan penerimaan individual terhadap penggunaan sistem teknologi
informasi adalah model penerimaan teknologi (Technology Acceptance Model
atau TAM).
Davis et. al (1989) mengembangkan model penerimaan Technology
Acceptance Model (TAM) berdasarkan model Theory of Reasoned Action (TRA)
dengan menambahkan dua konstruk utama ke dalam model Theory of Reasoned
Action (TRA) dua konstruk utama ini adalah kegunaan persepsian (perceived
usefulness) dan kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use) dua
konstruk ini menjadi penentu utama dari penerimaan pemakai (user acceptance)
atau dari berhasil atau tidaknya suatu proyek sistem informasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar