Sabtu, 10 April 2021

Faktor-faktor yang mempengaruhi konflik pekerjaan-keluarga (skripsi dan tesis)


Menurut Kim dan Ling (2001) faktor yang mempengaruhi konflik pekerjaan-keluarga adalah sebagai berikut: a. Jam kerja tinggi Jam kerja yang tinggi akan meningkatkan konflik pekerjaan orang tua, karena waktu yang dihabiskan bersama dengan anak akan berkurang, sehingga orang tua perlu membagi waktu khusus untuk berinteraksi dengan anak-anak mereka. Bagi orang tua anak dianggap sesuatu yang harus diprioritaskan, tetapi ibu yang bekerja seringkali merasa bersalah tidak dapat menghabiskan waktu yang lebih banyak dengan anak. b. Jadwal pekerjaan yang tidak fleksibel Wanita yang bekerja memiliki tanggung jawab lebih besar terhadap keluarga. Peran wanita di rumah mengharuskan mereka untuk melakukan berbagai tugas seperti memasak, belanja dan pekerjaan rumah lainnya. Jadwal pekerjaan yang tidak fleksibel juga mempengaruhi waktu dengan pasangan dan keluarga. Kurangnya waktu untuk pasangan adalah penyebab paling umum dari memburuknya hubungan suami istri dengan wanita yang bekerja.  c. Stres kerja Stress kerja membuat ketegangan, yang dapat mempengaruhi fungsi perkawinan. Ketegangan mengarah ke emosi negatif seperti merasa cemas dan mudah tersinggung. d. Dukungan pasangan Wanita mengalami konflik pekerjaan-keluarga karena harus mengelola kedua peran pekerjaan dan keluarga secara bersamaan, di mana pria mendelegasikan tanggung jawab keluarga kepada wanita dan wanita juga harus berkonsentrasi penuh pada karir mereka. Jika pria dapat memberikan dukungan yang lebih besar dalam hal pekerjaan rumah tangga, maka konflik pekerjaan-keluarga tidak akan menjadi masalah besar bagi wanita bekerja. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Longstreth dan Gosselin (dalam Kim & Ling, 2001) menunjukkan bahwa suami dari wanita bekerja jarang membantu dalam pekerjaan rumah tangga dan pengasuhan anak. Pembagian tanggung jawab pengasuhan anak dapat mengurangi tingkat konflik pekerjaan pada wanita yang bekerja. Menurut Mui (dalam Muharnis, 2011) faktor yang mempengaruhi konflik pekerjaan-keluarga adalah sebagai berikut: a. Keterlibatan kerja Keterlibatan kerja dikonseptualisasikan sebagai respon psikoogis seseorang terhadap peran kerja atau pekerjaannya saat ini dan pentingnya pekerjaan untuk citra diri seseorang. Hasil studi yang dilakukan oleh Duxbury dan   Higgins (dalam Muharnis, 2011) menunjukkan bahwa tingkat keterlibatan kerja yang tinggi dapat meningkatkan konflik pekerjaan-keluarga. b. Posisi di Perusahaan Semakin tinggi posisi pekerjaan seseorang, maka akan semakin banyak energi dan waktu yang akan dicurahkan dalam pekerjaan. Hal ini akan menyebabkan tingkatan yang lebih tinggi dari konflik pekerjaan-keluarga. c. Dukungan Pasangan Penelitian yang dilakukan Frone (dalam Muharnis, 2011) menunjukkan bahwa dukungan dari pasangan akan mengurangi atau memperkecil dampak psikologis yang merugikan dari peristiwa yang menimbulkan ketegangan dalam hidup. Jika pasangan suami istri saling mendukung satu sama lain dalam kaitannya dengan komitmen pekerjaan masing-masing

Tidak ada komentar: