Sabtu, 10 April 2021

Dimensi Konflik Pekerjaan-Keluarga (skripsi dan tesis)

  

Menurut Greenhaus dan Beutell (1985) multi-dimensi konflik pekerjaan-keluarga ada 3 dimensi yaitu: a. Time-based conflict, yaitu konflik yang terjadi karena tuntutan waktu dari peran yang satu mempengaruhi partisipasi dalam peran lain. Konsepkonsep yang termasuk dalam konflik ini di antaranya: waktu bekerja yang berlebihan, kurangnya waktu untuk pasangan atau anak, dan jadwal yang 14 tidak fleksibel. Misalnya, perawat tidak dapat menemani anak saat sakit karena harus siaga on call di rumah sakit. b. Strains-based conflict, yaitu konflik yang disebabkan oleh gejala-gejala stress seperti kelelahan dan mudah marah, yang diakibatkan oleh satu peran mengganggu peran yang lain. Konflik ini melibatkan stres dalam keluarga, pekerjaan dan meluapnya emosi yang negatif. Misalnya, perawat merasa bersalah karena terlalu lelah bekerja tidak dapat memenuhi kebutuhan batiniah suami. c. Behavior-based conflict, yaitu konflik yang terjadi jika tingkah laku tertentu yang dituntut oleh satu peran mempersulit individu dalam memenuhi tuntutan peran yang lain, misalnya tuntutan peran keluarga dengan tuntutan pekerjaan. Misalnya, perawat harus bersikap lembut ketika melayani pasien di rumah sakit dan harus bersikap tegas ketika mendidik anak di rumah. Hal ini dilakukan supaya anak tidak manja. 

Menurut Frone, Russell & Cooper (dalam Rahmadita, 2013) indikatorindikator konflik pekerjaan keluarga adalah: a. Tekanan sebagai orangtua Tekanan sebagai orang tua merupakan beban kerja sebagai orang tua didalam keluarga. Beban yang ditanggung bisa berupa beban pekerjaan rumah tangga karena anak tidak dapat membantu dan kenakalan anak. b. Tekanan perkawinan Tekanan perkawinan merupakan beban sebagai istri didalam keluarga. Beban yang ditanggung bisa berupa pekerjaan rumah tangga karena suami 15 tidak dapat membantu, tidak adanya dukungan suami dan sikap suami yang mengambil keputusan tidak secara bersama-sama. c. Kurangnya keterlibatan sebagai istri Kurangnya keterlibatan sebagai istri mengukur tingkat seseorang dalam memihak secara psikologis pada perannya sebagai pasangan (istri). Keterlibatan sebagai istri bisa berupa kesediaan sebagai istri untuk menemani suami dan sewaktu dibutuhkan suami. d. Kurangnya keterlibatan sebagai orang tua Kurangnya keterlibatan sebagai orang tua mengukur tingkat seseorang dalam memihak perannya sebagai orang tua. Keterlibatan sebagai orang tua untuk menemani anak dan sewaktu dibutuhkan anak. e. Campur tangan pekerjaan Campur tangan pekerjaan menilai derajat dimana pekerjaan seseorang mencampuri kehidupan keluarganya. Campur tangan pekerjaan bisa berupa persoalan-persoalan pekerjaan yang mengganggu hubungan di dalam keluarga yang tersita. Berdasarkan uraian di atas dapat di simpulkan bahwa multi-dimensi dari konflik pekerjaan-keluarga yaitu; time-based conflict, strain-based conflict, behavior-based conflict, tekanan sebagai orang tua, tekanan perkawinan, kurangnya keterlibatan sebagai istri, kurangnya keterlibatan sebagai orang tua dan campur tangan pekerjaan. 

Tidak ada komentar: