Senin, 15 Februari 2021

Kesejahteraan Psikologis (skripsi dan tesis)


Bradburn menterjemahkan kesejahteraan psikologis berdasarkan
pada buku karangan Aristotetea yang berjudul “ Nicomacheon Ethics”
menjadi Happiness (kebahagiaan). Kebahagiaan berdasarkan pendapat
Bradburn berarti adanya keseimbangan efek positif dan negatif. Namun
pendapat ini ditentang oleh Waterman merujuk buku yang sama dengan
yang digunakan Bradburn dengan menterjemahkan menjadi usaha individu
untuk memberikan arti dan arah dalam kehidupannya.
Ryff mendefinisikan PWB sebagai hasil evaluasi atau penilaian
seseorang terhadap dirinya yang merupakan evaluasi atas pengalamanpengalaman
hidupnya. Evaluasi terhadap pengalaman dapat menyebabkan
seseorang menjadi pasrah terhadap keadaan yang membuat kesejahteraan
psikologis menjadi rendah atau berusaha untuk memperbaiki keadaan
hidupnya agar sejahtera psikologisnya meningkat.
Robinson mendefinisikan PWB sebagai evaluasi terhadap bidangbidang
kehidupan tertentu (misalnya evaluasi terhadap kehidupan
keluarga, masyarakat) atau dengan kata lain seberapa baik seseorang dapat
menjalankan perannya dan dapat memberikan peramalan yang baik
terhadap well being (dalam Minna, 2011:17).
Ryff (1889) merumuskan Psychological well being yang
merupakan integrasi dan teori-teori perkembangan manusia, teori
psikologi klinis, dan konsepsi mengenai kesehatan mental.
Ryff mencoba untuk mengintegrasikan beberapa teori psikologi
yang dianggapnya berkaitan dengan konsep aktualisasi diri milik Abraham
Maslow, konsep kematangan yang diambil dari teori milik Allport, konsep
fully functioning milik Roger, dan konsep individu dari Jung (dalam Sari,
2006:13).
Berdasarkan teori Ryff (1889) mendefinisikan Psychological well
being sebagai sebuah kondisi dimana individu memiliki sikap yang positif
terhadap diri sendiri dan orang lain, dapat membuat keputusan-keputusan
sendiri dan mengatur lingkungan yang kompatibel dengan kebutuhannya.
Memiliki tujuan hidup dan membuat hidup mereka lebih bermakna serta
berusaha dan mengeksplorasi dirinya.
Psychological well being atau Kesejahteraan Psikologis Ryff
(1989) suatu keadaaan dimana individu mampu menerima dirinya apa
adanya, mampu membentuk hubungan yang hangat dengan orang lain,
memiliki kemandirian terhadap tekanan sosial, mampu mengontrol
lingkungan eksternal, memiliki arti hidup, serta mampu merealisasikan
potensi dirinya secara kontinyu.
Psychological well being atau kesejahteraan psikologis adalah
kondisi individu yang ditandai dengan perasaan bahagia, mempunyai
kepuasan hidup dan tidak ada gejala-gejala depresi (dalam Liputo, 2009).
Psychological well being yang selanjutnya disingkat dengan PWB
menjelaskan istilah psychological well being sebagai pencapaian penuh
dari potensi psikologis seseorang dan suatu keadaan ketika individu dapat
menerima kekuatan dan kelemahan diri apa adanya, memiliki tujuan
hidup, mengembangkan relasi yang positif dengan orang lain, menjadi
pribadi yang mandiri, mampu mengendalikan lingkungan, dan terus
berkembang secara personal. Konsep Ryff berawal dari adanya keyakinan
bahwa kesehatan yang positif tidak sekedar tidak adanya penyakit fisik
saja. Kesejahteraan psikologis terdiri dari adanya kebutuhan untuk merasa
baik secara psikologis (psychological well). Ia menambahkan bahwa
psychological well being merupakan suatu konsep yang berkaitan dengan
apa yang dirasakan individu mengenai aktivitas dalam kehidupan seharihari
serta mengarah pada pengungkapan perasaan-perasaan pribadi atas
apa yang dirasakan oleh individu sebagai hasil dari pengalaman hidupnya.
Psychological well being dapat ditandai dengan diperolehnya
kebahagiaan, kepuasan hidup dan tidak adanya gejala-gejala depresi (Ryff,
1995). Menurut Bradburn, dkk (dalam Ryff, 1989) kebahagiaan
(Happiness) merupakan hasil dari kesejahteraan psikologis dan merupakan
tujuan tertinggi yang ingin dicapai oleh setiap manusia.
Ryff dan Keyes (1995) memberikan gambaran yang komprehensif
mengenai apa itu psychological well being dalam pendapatnya yang
tercantum dalam Ryff dan Keyes (1995) memandang psychological well
being berdasarkan sejauh mana seseorang individu memiliki tujiuan
hidupnya, apakah mereka menyadari potensi-potensi yang dimiliki,
kualitas hubungannya dengan orang lain, dan sejauh mana mereka
bertanggung jawab dengan hidupnya sendiri.

Tidak ada komentar: