Selasa, 23 Februari 2021

Dimensi Budaya Organisasi (skripsi dan tesis)


Denison dalam Sobirin, (2007:194), diungkapkan bahwa Denison
mengaitkan budaya dengan efektivitas organisasi, dengan penjelasan secara
teoritik bahwa efektifitas organisasi dipengaruhi oleh empat faktor sebagai
berikut :
a. Fungsi dari nilai-nilai dan keyakinan para anggota organisasi.
b. Fungsi dari kebijakan dan praktik organisasi.
c. Fungsi dari nilai-nilai inti dan keyakinan organisasi yang
diterjemahkan ke dalam kebijakan dan praktik organisasi.
d. Fungsi dari hubungan antara nilai-nilai inti dan keyakinan
organisasi, kebijakan dan praktik organisasi serta lingkungan
organisasi.
Berdasarkan kerangka pikir tersebut, Denison selanjutnya
mengemukakan adanya empat dimensi budaya organisasi yang
terkait dengan tingkat efektivitas organisasi. Keempat dimensi
budaya tersebut adalah:
a Involvement
Merupakan dimensi budaya organisasi yang menunjukkan tingkat
partisipasi karyawan (Anggota Organisasi) dalam proses
pengambilan keputusan. Dimensi ini mempengaruhi efektivitas
organisasi melalui mekanisme informal dan struktur formal
organisasi.
b Consistency
Menunjukkan tingkat kesepakatan anggota organisasi terhadap
asumsi dasar dan nilai-nilai inti organisasi. Dimensi ini
mempengaruhi efektivitas melalui integrasi normatif yang
direfleksikan dalam kecocokan antara ideology dengan praktik
sehari-hari dan tingkat predictability system organisasi.
c Adaptability
Kemampuan organisasi dalam merespon perubahan-perubahan
lingkungan eksternal dengan melakukan perubahan internal
organisasi. Dimensi ini mempengaruhi efektivitas organisasi
melalui tingkat fleksibilitas kondisi internal organisasi dan fokus
organisasi terhadap aspek eksternal.
d Mission
Dimensi budaya yang menunjukkan tujuan inti organisasi yang
menjadikan anggota organisasi teguh dan fokus terhadap apa
yang dianggap penting oleh organisasi, dalam hal ini yang
dimaksud dalam mission adalah komitmen atau keteguhan
anggota organisasi terhadap suatu misi (Mission) yang
merupakan pengejawantahan dari sebuah nilai-nilai yang
dibangun oleh suatu perusahaan. Dimensi ini mempengaruhi
efektivitas organisasi melalui pemaknaan yang dilakukan oleh
anggota organisasi (pegawai/karyawan) terhadap eksistensi
organisasi dan arah kebijakan organisasi.
Dalam penelitian ini penulis memilih karakteristik budaya
organisasi menurut Denison untuk digunakan sebagai indikator
dalam melakukan pengukuran terhadap budaya organisasi. Hal ini
dikarenakan penjelasan yang lebih mendalam jika dibandingkan
dengan karakteristik budaya perusahaan menurut pendapat lain.
Budaya organsasi meliputi/terdiri dari (McShane & Glinow, Ann.
2008:261) adalah:
1) Budaya pengendalian
Bagaimana peran eksekutif senior dalam memimpin organisasi,
tujuan dari budaya ini adalah untuk mengendalikan semua
karyawan (McShane & Glinow, Ann. 2008:261). Budaya
pengendalian meliputi:
a. Pimpinan memelihara pemahaman tatanan di tempat kerja
b. Eksekutif senior menerima manfaat khusus yang tidak tersedia
bagi karyawan lain
c. Eksekutif senior dihormati oleh para karyawan
d. Karyawan bekerja dalam aturan perusahaan
e. Sebagian besar keputusan perusahaan dibuat oleh eksekutif
puncak
f. Pihak manajemen menjaga segala sesuatunya dibawah kendali
2) Budaya kinerja
Mengukur nilai kinerja setiap individu maupun organisasi untuk
bekerja secara efektif dan efisien (McShane & Glinow, Ann.
2008:262). Budaya kinerja meliputi:
a. Perusahan selalu menghasilkan produk atau jasa yang sangat
dihormati pesaingnya
b. Karyawan secara terus-menerus selalu mencari cara untuk
bekerja secara lebih efektif
c. Merasa bangga ketika perusahaan mencapai tujuan kinerjanya.
d. Karyawan yang berkinerja terbaik dibayar paling banyak
e. Karyawan menyelesaikan pekerjaan mereka tepat waktu
f. Karyawan untuk mengeluarkan 110 persen untuk mencapai
kinerja puncaknya
3) Budaya hubungan
Yang berkaitan dengan pemeliharaan hubungan komunikasi,
kerjasama, dan saling bertukar pendapat maupun saran (McShane
& Glinow, Ann. 2008:262). Budaya hubungan meliputi:
a. Karyawan selalu bekerja bersama dengan baik dalam tim
b. Karyawan diperlakukan secara adil oleh perusahaan
c. Perusahaan bekerja dengan keras untuk membuat para
karyawan selalu bahagia
d. Perusahaan menyediakan bimbingan konseling untuk para
karyawan.
e. Karyawan selalu mendapat informasi tentang apa yang terjadi
di dalam perusahaan
f. Selalu mendengarkan konsumen dan merespon secara cepat
pada kebutuhan konsumen
4) Budaya responsive
Budaya yang menilai kemampuan untuk menjaga perbaikan
dengan lingkungan luar mencakup persaingan dan mendapatkan
peluang (McShane & Glinow, Ann. 2008:262). Budaya
responsive meliputi:
a. Karyawan beradaptasi secara cepat pada lingkungan yang baru
b. Perusahaan sedang berada dipuncak dari inovasi baru dalam
industri
c. Perusahaan selalu bereksperimen dengan gagasan-gagasan
baru di pasar
d. Perusahaan dimana perusahaan selalu memanfaatkan peluangpeluang yang ada di pasar.
e. Perusahaan selalu bisa secara cepat mersepon pada hambatan
kompetitif.

Tidak ada komentar: