Metode adalah cara yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan
bahan pelajaran agar tujuan atau kompetensi dasar dapat tercapai. Ada
beberapa prinsip yang perlua diperhatikan dalam penggunaan metode
mengajar ini, prinsip tersebut berkaitan dengan faktor perkembangan
kemampuan siswa, diantaranya:
a. Metode mengajar harus memungkinkan dapat membangkitkan rasa ingin
tahu siswa lebih jauh terhadap materi pelajaran (curriosity).
b. Metode mengajar harus memungkinkan dapat memberikan peluang untuk
berekspresi yang kreatif dalam aspek seni.
c. Metode mengajar harus memungkinkan siswa belajar melalui pemecahan
masalah.
d. Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk selalu ingin menguji
kebenaran sesuatu (sikap skeptis).
e. Medode mengajar harus memungkinkan siswa untuk melakukan
penemuan (berinkuiri) terhadap suatu topik permasalahan.
f. Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk mampu menyimak.
g. Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri
(independent study).
h. Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk belajar secara bekerja
sama (cooperative learning).
i. Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk lebih termotivasi
dalam belajarnya (Masitoh dan Laksmi Dewi, 2009: 108).
Pembelajaran secara umum adalah kegiatan yang dilakukan guru
sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik. Pemeblajaran
adalah upaya guru menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan,
potensi, minat, bakat dan kebutuhan siswa amat beragam agar terjadi interaksi
optimal antara guru dan siswa serta antarsiswa. Peristiwa belajar yang disertai
proses pembelajaran akan lebih terarah dan sistematik daripada belajar hanya
dari pengalaman dalam kehidupan sosial di masyarakat. Hal ini karena belajar
dengan proses pembelajran melibatkan peran serta guru, bahan belajar, dan
lingkungan kondusif yang sengaja diciptakan. Pada hakekatnya, pembelajaran
(belajar dan mengajar) merupakan proses komunikasiantara guru dan siswa.
Komunikan pada proses pembelajaran adalah siswa, sedangkan
komunikatornya adalah guru dan siswa. Jika siswa menjadi komunikator
terhadap siswa lainnya dan guru sebagai fasilitator. Akan terjadi proses
interaksi dengan kadar pembelajaran tinggi (Hamdani, 20011: 72).
Seorang guru sebaiknya memiliki rasa ingin tahu, mengapa dan
bagaimana anak belajar dan menyesuaikan dirinya dengan kondisi-kondisi
belajar dalam lingkungannya. Hal tersebut akan menambah pemahaman dan
wawasan guru sehingga memungkinkan proses pembelajaran berlangsung
lebih efektif dan optimal, karena pengetahuan tentang kejiwaan anak yang
berhubungan dengan masalah pendidikan bisa dijadikan sebagai dasar dalam
memberikan motivasi kepada peserta didik sehingga mau dan mampu belajar
dengan sebaik-baiknya (Mulyasa, 2007: 267).
Metode demonstrasi adalah metode mengajar yang sangat efektif
karena perhatian siswa dapat dipusatkan pada hal-hal yang dianggap penting
oleh guru sehingga hal-hal yang penting dapat diamati, perhatian siswa lebih
mudah dipusatkan pada proses belajar dan tidak tertuju pada hal-hal lain.
Siswa juga turut aktif bereksperimen, maka siswa memperoleh pengalaman- pengalaman praktek untuk mengembangkan kecakapannya dan memperoleh
pengakuan dan penghargaan dari teman-teman dan gurunya (Team Didaktik
Metodik IKIP Surabaya, 1989: 57).
Peristiwa belajar di dalamnya mengandung aktivitas walaupun
kadarnya berbeda-beda. Bagaimana seorang guru dapat mengaktifkan siswa
belajar sangat tergantung pada kepiawaian guru itu sendiri dalam
melaksanakan dan mengelola pembelajaran. Saat ini guru MI/SD dituntut
memiliki kemampuan untuk membelajarkan siswa secara aktif baik fisik,
mental/intelektual, dan emosional. Kadar aktivitas tang tinggi dalam belajar
membuat siswa memperoleh hasil belajar yang lebih bermakna. Siswa
sebaiknya dapat memperoleh pengalaman langsung melalui interaksi
eksplorasi dan melakukan investigasi (penyelidikan) dengan lingkungan
belajar baik lingkungan sosial, pisik maupun lingkungan alam. Sebagai
contoh dalam pembelajarn IPA pokok materi sifat-sifat benda.
Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang menyajikan
bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objeknya atau
caranya melakukan sesuatu untuk mempertunjukkan proses tertentu.
Demonstrasi dapat digunakan pada semua mata pelajaran. Dalam pelaksanaan
demonstrasi ini guru harus sudah yakin bahwa seluruh siswa dapat
memperhatikan (mengamati) terhadap objek yang akan didemonstrasikan.
Selama proses demonstrasi guru sudah mempersiapkan alat-alat yang akan
digunakan dalam demonstrasi tersebut. Ada beberapa karakteristik metode
mengajar dan bagaimana hubungannya dengan pengalaman belajar siswa
(Masitoh dan Laksmi Dewi, 2009: 121)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar