Menurut Elizabeth B. Hurlock dalam Syaodih (2008:2.24)
perkembangan emosi anak memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Emosi yang kuat
Anak kecil bereakasi terhadap suatu stimulasi dengan intensitas yang
sama, baik terhadap situasi yang remeh maupun yang sulit. Anak belum
mampu menunjukkan reaksi emosional yang sebanding terhadap
stimulasi yang dialaminya.
b. Emosi seringkali tampak
Anak-anak sering kali tidak mampu menahan emosinya, cenderung
emosi anak nampak dan bahkan berlebihan.
c. Emosi bersifat sementara
Emosi anak cenderung lebih bersifat sementara, artinya dalam waktu
yang relative singkat emosi anak dapat berubah dari marah kemudian
tersenyum, dari ceria berubah menjadi murung.
d. Reaksi emosi mencerminkan individualitas
Semasa bayi, reakasi emosi yang ditunjukkan anak relative sama. Secara
bertahap, dengan adanya pengaruh factor belajar dan lingkungan, prilaku yang menyertai berbagai emosi anak semakin di individualisasikan.
Seorang anak akan berlari keluar dari ruangan jika mereka ketekutan,
sedangkan anak lainnya mungkin akan menangis atau menjerit.
e. Emosi berubah kekuatannya
Dengan meningkatnya usia, emosi anak pada usia tertentu berubah
kekuatannya. Emosi anak yang tadinya kuat berubah menjadi lemah,
sementara yang tadinya lemah berubah menjadi emosi yanh kuat.
f. Emosi dapat diketahui melalui gejala prilaku
Emosi yang dialami anak dapat pula dilihat dari gejala prilaku anak,
seperti pemarah, melamun, gelisah, menangis, sukar berbicara atau dari
tingkah laku yang gugup seperti menggigit kuku atau menghisap jempol.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar