Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil- hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hal ini
mengisyaratkan bahwa objek yang dinilainya adalah hasil belajar siswa. Hasil
belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang mencakup
bidang kognitif, afektif dan psikomotoris (Nana Sudjana, 2009: 3).
Hasil belajar atau prestasi merupakan perubahan perilaku baik
peningkatan pengetahuan, perbaikan sikap, maupun peningkatan
keterampilan yang dialami siswa ketika sedang dalam proses pembelajaran
atau setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran. Hasil diantaranya meliputi
ranah afektif, kognitif, dan psikomotorik. Hasil belajar seseorang dapat dilihat
dari perilakunya, baik pengetahuan dalam bentuk penguasaan, keterampilan
berfikir maupun kemampuan motorik (Sukmadinata, 2004:102-103). Namun
dalam penilaian hasil belajar pada penelitian ini hanya mencakup satu ranah
penilian yaitu ranah kognitif saja karena peneliti hanya mencari nilai hasil tes
dari siswa.
Menurut Bunyamin S. Bloom, dkk (1956) hasil belajar dapat
dikelompokkan kedalam tiga domain yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.
(Zaenal Arifin, 2009: 39)
1) Domain kognitif (cognitive domain), yaitu kemampuan dalam memahami
pengetahuan.
2) Domain afektif (affective domain), yaitu internalisasi sikap yang
menunjuk kearah pertumbuhan batiniah dan terjadi bila peserta didik
menjadi sadar tentang nilai yang diterima, kemudian mengambil sikap
sehingga menjadi bagian dari dirinya dalam membentuk nilai dan
menentukan tingkah laku.
3) Domain psikomotor, yaitu kemampuan peserta didik yang berkaitan
dengan gerakan tubuh atau bagian-bagiannya, mulai dari gerakan yang
sederhana sampai dengan gerakan yang kompleks.
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor
dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor
lingkungan. Faktor dari dalam diri siswa terutama menyangkut kemampuan
yang dimiliki siswa. Salah satu faktor lingkungan yang paling dominan
mempengaruhi hasil belajar adalah kualitas pengajaran. Yang dimaksud
dengan kualitas pengajaran adalah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya
proses pembelajaran dalam mencapai tujuan instruksional. Pendapat ini
sejalan dengan teori belajar di sekolah (Theory of school lerning) dari Bloom,
bahwa ada 3 (tiga) variabel utama dalam teori belajar di sekolah, yaitu
karakteristik individu, kualitas pengajaran, dan hasil belajar siswa (Robertus
Angkoro dan A. Kosasih, 2007: 50-51)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar