Ketrampilan
menjual (selling skills) merupakan
keyakinanakan adanya pengetahuan khusus yang dimiliki oleh tenaga penjualan
tersebut yang mendukung hubungan bisnis (Liu & Leach,2001). Ketrampilan
menjual merupakan pembelajaran seorang tenaga penjualan untuk senantiasa
meningkatkan kemampuannya dalam melakukan tindakan-tindakan yang mendukung
keberhasilan dalam tugas penjualannya (Weilbaker, 1990).
Ketrampilan
menjual sering juga ditunjukkan dengan kemampuan tenaga penjualan untuk
memberikan solusi yang dibutuhkan oleh pelanggannya, sehingga pelanggan
merasakan adanya nilai tambah yang diperoleh. Kemampuan menjual yang dimiliki
tenaga penjualan akan semakin meningkat, peningkatan initerjadi seiring
pembelajaran seorang tenaga penjualan terhadap kondisi yang dihadapi didalam
melaksanakan tugas penjualan. Ketrampilan menjual juga digambarkan sebagai
sebuah orientasi dari seseorang untuk berusaha melakukan perbaikan dan meningkatkan
kemampuan serta penguasaan atas pekerjaan yangmenjadi tanggung jawabnya (Sujan
et al., 2004).
Ketrampilan
menjual (selling skill) merupakan
keyakinan akan adanya pengetahuan khusus yang dimiliki oleh tenaga penjualan
tersebut yang mendukung hubungan bisnis (Liu & Leach, 2001). Ketrampilan
menjual sering juga ditunjukkan dengan kemampuan tenaga penjualan untuk
memberikan solusi yang dibutuhkan oleh pelanggannya, sehingga pelanggan
merasakan adanya nilai tambah yang diperoleh. Kemampuan menjual yang dimiliki
tenaga penjualan akan semakin meningkat, peningkatan ini terjadi seiring
pembelajaran seorang tenaga penjualan terhadap kondisi yang dihadapi didalam
melaksanakan tugas penjualan. Ketrampilan menjual juga digambarkan sebagai sebuah
orientasi dari seseorang untuk berusaha melakukan perbaikan dan meningkatkan
kemampuan serta penguasaan atas pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya (Sujan
et al., 1994, p: 40).
Dengan kata
lain, ketrampilan menjual merupakan pengetahuan dan penguasaan untuk melakukan
tindakan tertentu sebagai pengetahuan prosedural maupun tindakan khusus yang
mengacu pada keberhasilan penjualan. Pada penelitian yang dilakukan Syzmansky
(1988) dijelaskan bahwa ketrampilan menjual merupakan usaha tenaga penjual untuk
mengetahui atau mengenal bagaimana melakukan tindakan nyata, sering ditunjukkan
sebagai pengetahuan prosedural dan mengetahui hal-hal nyata yang kadang-kadang
ditunjukkan sebagai pengetahuan yang dideklarasikan.
Ketrampilan
menjual merupakan hal penting yang perlu menjadi pemikiran bagi pihak
perusahaan, sehingga pengelolaan tenaga penjualan yang baik harus benar-benar
menjadi suatu perhatian. Ketrampilan menjual yang baik akan memberi kemudahan
dalam menguasai serta menangani proses penjualan. Kemampuan tenaga penjualan
dalam melakukan aktivitas penjualan dipengaruhi oleh karakteristik yang
dimiliki, sehingga tenaga penjualan memahami perencanaan yang akan disusun
untuk meningkatkan kinerjanya. Ketrampilan tenaga penjual sangat diperlukan
dalam memaksimalkan pekerjaannya, termasuk didalamnya pengetahuan mengenai
produk dan cara kerjanya, presentasi penjualan, kemampuan bertanya serta
kemampuan beradaptasi dari seorang tenaga penjualan.
Konsep penjualan
adaptif (adaptive selling) merupakan
konsep kunci dalam literatur penjualan (Anglin et. al., 1990:81). Spiro dan
Weitz (1990:62) mendefinisikan penjualan adaptif sebagai suatu aktivitas
mengubah perilaku penjualan selama ataupun setelah terjadinya interaksi dengan
pelanggan, yang dilakukan berdasarkan pada informasi yang diterima mengenai
situasi penjualan. Seorang tenaga penjualan dikatakan memiliki tingkat
penjualan adaptif yang tinggi apabila dapat menggunakan pendekatan penjualan
yang berbeda secara tepat pada saat transaksi dengan pelanggan dan pada saat membuat
keputusan selama transaksi penjualan berlangsung untuk situasi penjualan yang
berbeda.
Sebaliknya
tenaga penjual dikatakan memiliki tingkat penjualan adaptif yang rendah apabila
mereka hanya menggunakan teknik pendekatan penjualan dan pengambilan keputusan
penjualan yang sama untuk seluruh transaksi penjualan yang dilakukannya dalam
bentuk situasi penjualan apapun (Farida, 2005:5). Dari penelitian yang
dilakukan Khalid (2007:102) menyatakan tidak hanya orientasi pembelajaran yang
merupakan salah satu konstruk anteseden 16 bagi penjualan adaptif (Park dan
Holloway,2003), tetapi konstruk karakteristik juga disebut – sebut sebagai
konstruk anteseden yang paling penting dalam mengembangkan dan mengelola
penjualan adaptif (Goolsby et.al., 1992).
Weitz, Sujan dan Sujan
(1986) mendefinisikan adaptive selling sebagai: “The altering of sales behaviour during a customer interaction or
accross customer interactions based on perceived information about the nature
of selling situation” Adaptive selling merupakan penyesuaian perilaku
menjual selama berinteraksi dengan pelanggan berdasarkan informasi yang didapat
mengenai situasi penjualan (Weitz, Sujan dan Sujan, 1986) Reagan, dkk (1995)
menyatakan bahwa adaptive selling merupakan pemodifikasian gaya komunikasi,
format presentasi, dan isi pesan yang dilakukan oleh penjual selama
berinteraksi dengan pembeli. Adaptive selling juga merupakan salah satu tehnik
menjual dimana penjual diminta untuk menyesuaikan dengan gaya sosial pembeli
untuk dapat memaksimalkan keefektifan kerjanya.
Weitz dan Wright
(1990) juga mengemukakan definisi tentang adaptive selling, yaitu proses
penjualan yang terdiri dari pengumpulan informasi tentang harapan-harapan para pelanggan,
mengembangkan strategi penjualan berdasarkan informasi tersebut, menyalurkan
sinyal yang dapat dipahami unuk melaksanakan strategi, mengevaluasi pengaruh
dari pesan-pesan, dan melakukan penyesuaian diri berdasarkan hasil evaluasi.
Menurut Manske, et al., (2005) adaptivitas
tenaga penjualan merupakan praktek dari mengubah suatu perilaku penjualan
berdasarkan reaksi konsumen dan situasi alamiah dalam penjualan. Seorang tenaga
penjualan dikatakan memiliki tingkat adaptivitas tenaga penjualan yang tinggi
apabila dapat menggunakan pendekatan penjualan yang berbeda secara tepat pada
saat transaksi dengan pelanggan dan pada saat membuat keputusan.
Tingkat kemampuan menyesuaikan diri dari tenaga
penjualan memerlukan tenaga kerja yang terampil dan terlatih cukup tinggi yang
dapat menginterprestasikan situasi penjualan dan kemudian mengadopsikan taktik
penjualan tersebut untuk kebutuhan-kebutuhan para konsumennya, yang meliputi
merencanakan strategi penjualan yang khusus bagi konsumen yang berbeda-beda
(Barker, 1999 dalam Wardani 2002).
Sejalan dengan pendapat tersebut, Indriani (2005) juga
menyatakan bahwa seorang tenaga penjualan dikatakan memiliki tingkat
adaptivitas tenaga penjualan yang tinggi apabila dapat menggunakan pendekatan
penjualan yang berbeda secara tepat pada saat transaksi dengan pelanggan dan
saat membuat keputusan selama transaksi penjualan berlangsung disaat situasi
penjualan yang berbeda. Sebaliknya, tenaga penjual dikatakan memiliki tingkat
adaptivitas tenaga penjualan yang rendah, apabila mereka hanya menggunakan
teknik pendekatan dan pengambilan keputusan penjualan yang sama untuk seluruh
transaksi yang dilakukan dalam situasi penjualan apapun.