Tampilkan postingan dengan label Manajem. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Manajem. Tampilkan semua postingan

Selasa, 07 Juni 2022

Prinsip – Prinsip Pengendalian Internal (skripsi, tesis, dan disertasi)

Untuk mengamankan aset dan meningkatkan keakuratan serta keandalan catatan (informasi) akuntansi, perusahaan biasanya akan menerapkan 5 (lima) prinsip pengendalian internal tertentu. Tentu saja, ukuran dan luasnya pengendalian internal disesuaikan dengan besar kecilnya bisnis perusahaan, sifat/jenis bisnis perusahaan, termasuk filosofi manajemen perusahaan. Menurut Hery (2014:191), masing – masing prinsip pengendalian internal akan dijelaskan sebagai berikut : 1.Penetapan Tanggung Jawab. Penetapan tanggung jawab disini agar supaya masing – masing karyawan dapat bekerja sesuai dengan tugas –tugas tertentu (secara spesifik) yang telah dipercayakan kepadanya.
Pengendalian atas pekerjaan tertentu akan menjadi lebih efektif jika hanya ada satu orang saja yang bertanggung jawab atas sebuah tugas/pekerjaan tertentu tersebut. 2.Pemisahan Tugas. Pemisahan tugas disini maksudnya adalah pemisahan fungsi atau pembagian kerja. Ada 2 (dua) bentuk yang paling umum dari penerapan prinsip pemisahan tugas ini, yaitu: a.Pekerjaan yang berbeda seharusnya dikerjakan oleh karyawan yang berbeda pula. b.Harus ada pemisahan tugas antara karyawan yang menangani pekerjaan pencatatan aset dengan karyawan yang menangani langsung aset secara fisik (operasional). Sesungguhnya, rasionalisasi dari pemisahan tugas adalah bahwa tugas/pekerjaan dari seorang karyawan seharusnya dapat memberikan dasar yang memadai untuk mengevaluasi pekerjaan karyawan lainnya. Jadi, hasil pekerjaan seorang karyawan dapat diperiksa silang (cross check) kebenarannya oleh karyawan lainnya. Ketika seorang karyawan bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan, biasanya potensi munculnya kesalahan maupun kecurangan akan meningkat. Oleh sebab itu, sangatlah penting kalau pekerjaan yang berbeda seharusnya dikerjakan oleh karyawan yang berbeda pula. 3.Dokumentasi. Dokumen memberikan bukti bahwa transaksi bisnis atau peristiwa ekonomi telah terjadi. Dengan membubuhkan atau memberikan tanda tangan (atau inisial) ke dalam dokumen, orang yang bertanggung jawab atas terjadinya sebuah transaksi atau peristiwa dapat diidentifikasi
dengan mudah. Dokumentasi atas transaksi seharusnya dibuat ketika transaksi terjadi. Dokumen juga seharusnya bernomor urut tercetak (preprinted & prenumbered) dan seluruh dokumen tersebut seharusnya dapat dipertanggungjawabkan. Dokumen yang bernomor urut sangat membantu untuk mencegah terjadinya pencatatan transaksi secara berganda serta juga membantu untuk mencegah terjadinya transaksi yang tidak dicatat. Sedangkan dokumen yang bernomor urut tercetak dilakukan untuk menghindari terjadinya dokumen atas transaksi fiktif. Dokumen ini sebagai sumber bukti (pendukung) transaksi seharusnya dapat dengan segera diteruskan ke bagian/departemen akuntansi untuk menjamin pencatatan transaksi secara tepat waktu, akurat dan memenuhi kriteria kehandalan catatan akuntansi. Dokumen juga sesungguhnya sangat berfungsi sebagai penghantar informasi ke seluruh bagian organisasi. Dokumen haruslah dapat memberikan keyakinan yang memadai bahwa seluruh aset telah dikendalikan dengan pantas dan bahwa seluruh transaksi telah dicatat dengan benar. Dokumen ini mencakup berbagai macam unsur, seperti faktur penjualan, surat permintaan pembelian, jurnal penjualan, termasuk kartu absen dan sebagainya. 4.Pengendalian Fisik, Mekanik dan Elektronik. Penggunaan pengendalian fisik, mekanik dan elektronik sangatlah penting. Pengendalian fisik terutama terkait dengan pengamanan aset. Pengendalian mekanik dan
elektronik juga mengamankan aset. Berikut ini adalah beberapa macam contoh dari penggunaan pengendalian fisik, mekanik dan elektronik : a.Uang kas dan surat – surat berharga sebaiknya disimpan dalam safe deposits box. b.Catatan – catatan akuntansi yang penting juga harus disimpan dalam filling cabinet yang terkunci. c.Tidak semua atau sembarang karyawan dapat keluar masuk gudang tempat penyimpanan persediaan barang dagang. d.Penggunaan kamera dan televisi monitor. e.Adanya sistem pemadam kebakaran atau alarm yang memadai. f.Penggunaan password system, dll. 5.Pengecekan Independen atau Verifikasi Internal. Kebanyakan sistem pengendalian internal memberikan pengecekan independen atau verifikasi internal. Prinsip ini meliputi peninjauan ulang, perbandingan dan pencocokan data yang telah disiapkan oleh karyawan lainnya yang berbeda. Untuk memperoleh manfaat yang maksimum dari pengecekan independen atau verifikasi internal, maka: a.Verifikasi seharusnya dilakukan secara periodik/berkala atau bisa juga dilakukan atas dasar dadakan. b. Verifikasi sebaiknya dilakukan oleh orang yang independen. c.Ketidakcocokan/ketidaksesuaian dan kekecualian seharusnya dilaporkan ke tingkatan manajemen yang memang dapat mengambil tindakan korektif secara tepat.
Kebutuhan akan pengecekan independen meningkat karena struktur pengendalian internal cenderung berubah setiap saat kalau tidak terdapat mekanisme penelaahan yang sering. Pegawai mungkin akan menjadi lupa atau dengan sengaja tidak mengikuti prosedur, atau menjadi ceroboh jika tidak ada orang yang meninjau ulang dan mengevaluasi hasil pekerjaannya. Salah saji baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja mungkin dapat saja terjadi tanpa melihat kualitas dari sistem pengendalian yang selama ini telah dijalankan. Cara yang paling murah untuk melakukan verifikasi internal adalah dengan menerapkan pemisahan tugas seperti yang telah dibahas sebelumnya. Dalam perusahaan besar, pengecekan independen sering dilakukan oleh auditor internal. Auditor internal disini adalah karyawan perusahaan yang bertugas secara terus – menerus untuk melakukan evaluasi mengenai keefisienan dan keefektifan sistem pengendalian internal perusahaan.

Unsur – Unsur Pengendalian Internal (skripsi, tesis, dan disertasi)

Menurut Mulyadi (2008:164) mengatakan bahwa unsur pokok sistem pengendalian intern adalah : 1.Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. Struktur organisasi merupakan kerangka (framework) pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit – unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan – kegiatan pokok perusahaan. Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi ini didasarkan pada prinsip – prinsip berikut ini : a)Harus dipisahkan tiga fungsi pokok berikut ini : fungsi operasi, fungsi penyimpanan dan fungsi akuntansi/pencatatan. b)Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakan semua tahap suatu transaksi. Dua prinsip pokok sistem pengendalian intern tersebut dijabarkan sebagai berikut :
a)Fungsi pembelian harus terpisah dari fungsi penerimaan. b)Fungsi pembelian harus terpisah dari fungsi akuntansi. c)Fungsi penerimaan harus terpisah dari fungsi penyimpanan barang. d)Transaksi harus dilaksanakan oleh lebih dari satu orang atau lebih dari satu fungsi. 2.Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya. Dalam organisasi setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi dalam organisasi. Oleh karena itu, penggunaan formulir harus diawasi sedemikian rupa guna mengawasi pelaksanaan otorisasi. Di pihak lain, formulir merupakan dokumen yang dipakai sebagai dasar untuk pencatatan transaksi dalam catatan akuntansi. Prosedur pencatatan yang baik akan menjamin data yang direkam dalam formulir dicatat dalam catatan akuntansi dengan ketelitian dan keandalan (reliability) yang tinggi. Dengan demikian sistem otorisasi akan menjamin dihasilkannya dokumen pembukuan yang dapat dipercaya, sehingga akan menjadi masukan yang dapat dipercaya bagi proses akuntansi. Selanjutnya, prosedur pencatatan yang baik akan menghasilkan informasi yang teliti dan dapat dipercaya mengenai kekayaan, utang, pendapatan dan biaya suatu organisasi.
Dalam melaksanakan transaksi pembelian, sistem wewenang diatur sebagai berikut : a)Surat permintaan pembelian diotorisasi olehpejabat yang lebih tinggi, untuk barang yang disimpan dalam gudang. b)Surat order pembelian diotorisasi oleh pejabat yang lebih tinggi. c)Laporan penerimaan barang diotorisasi oleh pejabat yang lebih tinggi. d)Pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus didasarkan atas dokumen sumber yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap. e)Pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus dilakukan oleh karyawan yang diberi wewenang untuk itu. 3.Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi. Adapun cara – cara yang umumnya ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan praktik yang sehat adalah : a)Penggunaan formulir bernomor urut bercetak yang pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang. Karena formulir merupakan alat yang memberikan otorisasi terlaksananya transaksi. b)Pemeriksaan mendadak (surprised audit). Pemeriksaan mendadak dilaksanakan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak yang akan diperiksa, dengan jadwal yang tidak teratur.
c)Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang atau satu unit organisasi, tanpa campur tangan dari orang atau unit organisasi lain. d)Perputaran jabatan (job rotation). Perputaran jabatan yang diadakan secara rutin akan dapat menjaga independensi pejabat dalam melaksanakan tugasnya, sehingga persekongkolan diantara mereka dapat dihindari. e)Keharusan mengambil cuti bagi karyawan yang berhak. Karyawan perusahaan diwajibkan mengambil cuti yang menjadi haknya. f)Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatan. Untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan catatan akuntansinya. g)Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas unsur – unsur sistem pengendalian yang lain. 4.Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya Untuk mendapatkan karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya berbagai cara berikut ini dapat ditempuh : a)Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaannya. Untuk memperoleh karyawan yang mempunyai kecakapan sesuai dengan tuntutan tanggung jawab yang akan dipikulnya, manajemen harus mengadakan analisis jabatan yang ada dalam perusahaan dan menentukan syarat – syarat yang dipenuhi oleh calon karyawan yang menduduki jabatan tersebut.
b)Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawanperusahaan, sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya. c)Misalnya untuk menjamin transaksi pembelian dilaksanakan oleh karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya, pada saat seleksi karyawan untuk mengisi jabatan masing – masing kepala fungsi pembelian, kepala fungsi penerimaan dan fungsi akuntansi, manajemen puncak membuat uraian jabatan (job description) dan telah menetapkan persyaratan jabatan (job requirements). Dengan sedemikian pada seleksi karyawan untuk jabatan – jabatan tersebut telah digunakan persyaratan jabatan tersebut sebagai kriteria seleksi.

Kegiatan Pengendalian Internal (skripsi, tesis, dan disertasi)

Sujarweni (2015:74) menyatakan bahwa kegiatan pengendalian adalah suatu tindakan yang dibutuhkan untuk mengatasi risiko. Pada kegiatan ini antara lain menetapkan pelaksanaan prosedur kebijakan yang sudah dibuat serta memastikan apakah tindakan untuk mengatasi risiko sudah dilaksanakan secara efektif dan efisien. a.Pemberian otorisasi atas transaksi dan kegiatan. Otorisasi dengan cara membubuhkan tanda tangan sebagai bentuk persetujuan dari atasan. Contoh: untuk meminta pembelian barang baru maka bagian pembelian harus meminta persetujuan dari pimpinan bagian keuangan, persetujuan dari pimpinan keuangan itu dibuktikan dengan tanda tangan. b.Pembagian tugas dan tanggung jawab. Pembagian tugas dan tanggung jawab berdasarkan struktur organisasi yang telah dibuat perusahaan. c.Dokumen yang akan digunakan sebaiknya dirancang terlebih dahulu. Dokumen sebaiknya mudah dipakai oleh karyawan, dokumen dibuat dengan bahan yang berkualitas agar bertahan lama jika disimpan.
d.Perlindungan yang cukup ketat terhadap kekayaan dan catatan perusahaan. Perlindungan yang ketat ini meliputi : 1.Antara pencatat dan pembawa kas harus berbeda orangnya. 2.Otorisasi, yaitu setiap pengeluaran uang harus diotorisasi pihak–pihak berwenang. 3.Pembagian tugas dan tanggung jawab yang baik. 4.Penyelenggaraan catatan dan penyajian informasi yang akurat. 5.Tersedia tempat penyimpanan yang baik. 6.Pembatasan akses ruang – ruang penting. 7.Pengawasan yang ketat. e.Pemeriksaan terhadap kinerja perusahaan. Pemeriksaan kinerja ini dapat dilakukan dengan salah satu langkah berikut : 1.Membuat rekonsiliasi / pencocokan antara catatan perusahaan dengan bank, maupun membuat rekonsiliasi antara dua catatan yang terpisah atau berbeda mengenai suatu rekening. 2.Melakukan stock opname yaitu mencocokkan jumlah unit persediaan di gudang dengan catatan persediaan. 3.Menyelenggarakan double entry book keeping, yaitu metode pencatatan yang selalu melibatkan setidak – tidaknya dua rekening untuk mencatat satu transaksi. 4.Menjumlah berbagai hitungan dengan batch totals, yaitu penjumlahan dari atas ke bawah.
 
 
 

Klasifikasi Pengendalian Internal (skripsi, tesis, dan disertasi)

Pengendalian internal yang dilakukan perusahaan berupa pengawasan (Sujarweni, 2015:76). 1.Pengawasan berdasarkan tujuannya dibagi menjadi dua yaitu : a)Pengawasan Akuntansi Pengawasan akuntansi adalah menjamin bahwa semua transaksi yang ada di perusahaan dilaksanakan sesuai otorisasi manajemen. Transaksi sudah dicatat sesuai dengan standar akuntansi dan sudah sesuai dengan transaksi yang ada. Pengawasan akuntansi juga meliputi pengawasan pada harta berwujud dan tidak berwujud. Untuk harta berwujud perlu direncanakan tempat penyimpanan yang aman, membuat catatan keluar masuk aktiva yang jelas. Untuk harta tak berwujud yaitu dengan mematenkan hak cipta, hak logo. b)Pengawasan Manajemen Pengawasan manajemen dibuat untuk mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Pengawasan manajemen mencakup pada semua departemen yang ada dalam perusahaan. Misalnya untuk mencapai visi dan misi perusahaan perlu kedisplinan karyawan, inovasi produk, penjaminan mutu. Kesemuanya itu perlu diijinkan hanya jika sesuai dengan kriteria manajemen. c.Tagihan dari pemasok harus akurat serta segera diklasifikasikan, diringkas dan dilaporkan.
pengawasan dari manajemen secara ketat dengan cara pembuatan aturan – aturan yang jelas dan aturan tersebut harus dipatuhi. 2.Pengawasan berdasarkan sebuah lingkungan dibagi menjadi dua yaitu : a)Pengawasan Umum Pengawasan umum adalah pengawasan yang berlaku secara keseluruhan dan untuk semua lapisan, baik tingkat bawah sampai tingkat atasan. Misalnya: penerapan kedisiplinan, pemberian kode pada dokumen, setiap transaksi sekurang-kurangnya melibatkan tiga karyawan pada bagian terpisah agar terhindar dari penggelapan. b)Pengawasan Aplikasi Pengawasan yang diterapkan pada prosedur tertentu, misalnya pengawasan pada prosedur pembelian, pengawasan pada prosedur penjualan. Pengawasan ini meliputi pengawasan dari input penjualan/pembelian, proses, keluaran, penyimpanan dan basis datanya. 3.Pengawasan berdasarkan kegiatannya dibagi menjadi tiga yaitu : a)Pengawasan Preventif Pengawasan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan dan penyelewengan. Misalnya menggunakan passworddalam software akuntansi dan memasang cctv. b)Pengawasan Detektif Jika sudah menemukan adanya kesalahan dan penyelewengan maka pengawasan detektif perlu dilakukan. Contoh: Jika ditemukan
kejanggalan pada laporan keuangan segera melakukan pengawasan detektif. c)Pengawasan Korektif Pengawasan yang dilakukan untuk mengoreksi kesalahan. Contoh: mengadakan pengawasan pada catatan penggolongan rekening –rekening, apakah sudah tepat atau belum menggolongkannya, kalau belum tepat perlu dikoreksi.

Pengendalian internal (skripsi, tesis, dan disertasi)

merupakan jawaban manajemen untuk menangkal risiko yang diketahui, atau dengan perkataan lain, untuk mencapai suatu tujuan pengendalian (control objective). Ada hubungan langsung antara tujuan entitas dan pengendalian internal yang diimplementasikannya untuk mencapai tujuan entitas. Sekali tujuan entitas ditetapkan, manajemen dapat menentukan potensi risiko yang dapat menghambat tujuan tadi. Dengan informasi ini, manajemen dapat menyusun jawaban yang tepat, termasuk merancang pengendalian internal. Setiap stakeholder, seperti pemegang saham, manajer, pelanggan dan karyawan, mungkin memiliki tujuan yang berbeda. Pemegang saham mungkin hanya peduli dengan tujuan yang berkaitan dengan nilai saham. Manajer pemasaran mungkin hanya tertarik dengan tujuan yang berkaitan dengan pangsa pasar, penjualan dan kepuasan pelanggan. Karyawan lebih berfokus pada kenaikan gaji dan bonus tahunan. Sementara pelanggan barangkali lebih mengejar discountdan layanan cepat. Menurut TMBooks (2015:49), tujuan pengendalian internal meliputi : a.Efisiensi dan efektivitas operasi. Tujuan pengendalian internal yang berhubungan dengan efisiensi dan efektivitas operasi ditujukan untuk mencegah duplikasi usaha yang tidak perlu atau pemborosan dalam segala kegiatan bisnis perusahaan dan untuk mencegah penggunaan
sumber daya yang tidak efisien. Efisiensi dan efektivitas operasi berhubungan dengan struktur organisasi yang merupakan rerangka pembagian tugas kepada unit – unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. b.Reliabilitas pelaporan keuangan. Agar dapat menyelenggarakan operasi usahanya manajemen memerlukan informasi yang akurat, oleh karena itu dengan adanya pengendalian internal diharapkan dapat menyediakan data yang dapat dipercaya, sebab dengan adanya data atau catatan yang andal memungkinkan tersusunnya laporan keuangan yang dapat diandalkan. c.Kepatuhan pada peraturan dan hukum yang berlaku. Tujuan pengendalian internal adalah memastikan bahwa segala peraturan dan hukum yang telah ditetapkan manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan ditaati oleh karyawan perusahaan itu.

Pengertian Pengendalian Internal (skripsi, tesis, dan disertasi)

Pengendalian internal adalah proses yang dirancang untuk memberikan jaminan tercapainya tujuan yang berkaitan dengan efektivitas dan efisiensi operasi, reliabilitas pelaporan keuangan, dan ketaatan pada peraturan hukum yang berlaku. Pemahaman yang baik terhadap pengendalian internal sangat diperlukan baik oleh manajer, user sistem akuntansi, perancang sistem akuntansi, maupun evaluator sistem akuntansi. Para manajer harus mampu memahami sistem pengendalian internal karena mereka bertanggung jawab atas pengendalian internal pelaporan keuangan perusahaan. User sistem juga harus memahami pengendalian internal perusahaan sehingga mereka dapat menerapkannya dengan tepat. Sebagai contoh, kebijakan manajemen mensyaratkan bahwa rincian faktur harus diverifikasi dengan bukti penerimaan barang dan order pembelian. Pengendalian tersebut menjadi efektif hanya jika orang yang bertanggung jawab merekam faktur tersebut memahami dan melakukan verifikasi. Perancang sistem juga penting untuk memahami pengendalian internal perusahaan karena mereka harus menilai risiko perusahaan, apakah dapat mencapai tujuan perusahaan serta menerapkan pengendalian internal yang dapat menurunkan risiko tersebut. Evaluator, baik auditor internal atau eksternal harus memahami sistem pengendalian internal. Auditor internal memiliki peranan yang sangat penting dalam menyusun laporan manajemen yang menilai pengendalian internal. Auditor eksternal perlu memahami
 pengendalian internal sehingga mereka dapat melalukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan perusahaan (TMBooks, 2015:63).
 
 

Pengendalian Internal (skripsi, tesis, dan disertasi)

Pada perusahaan yang relatif kecil dengan karyawan yang masih sedikit dan operasi yang masih terbatas pengawasan dapat dilakukan secara langsung oleh pimpinan, tetapi jika perusahaan telah berkembang menjadi suatu organisasi yang besar dimana pimpinan tidak dapat mengawasi secara langsung operasi perusahaan dikarenakan keadaan organisasi yang luas, maka pimpinan perusahaan memerlukan suatu pengendalian untuk membantu pimpinan di dalam melakukan pengawasan yaitu pengendalian internal.
 
 
 

Inovasi (skripsi, tesis, dan disertasi)

Menurut Myers dan Marquis (2003) dalam Soleh (2008) bahwa inovasi berangkat pada sesuatuyang sudah ada sebelumnya,kemudian diberi nilai tambah, inovasi bermula dari hal yang tampak sepele dengan membuka mata dan telinga mendengarkan aspirasi konsumen, karyawan,lingkungan dan masyarakat. Subyek penerapan inovasi sendiri adalah individu, kelompok atau perusahaan. artinya dalam perusahaan ada individu atau kelompok yang brilian dan inovatif.Perusahaan yang ideal dapat menjadi tempat yang terlembagakan bagi orang-orang yang terkumpul untuk mengeksploitasi ide-ide baru.Menurut Regis Calbral (2003), Inovasi adalah elemen baru yang diperkenalkan dalam jaringan yang dapat
mengubah, meskipun hanya sesaat, baik harganya, pelakunya,. elemen-nya atau simpul dalam jaringan,Inovasi adalah sesuatu yang berkenaan dengan dengan barang, jasa atau ide yang dirasakan baru oleh seseorang. Menurut Larsen, P dan Lewis, A (2007) yang dikutip dalam Ernani Hadiyati, (2011:11) menyatakan bahwa : “Salah satu karakter yang sangat penting dari wirausahawan adalah kemampuannya berinovasi ” .Hal yang sama dikemukakan dengan Hills (2008) yang ditulis pada penelitian Ernani Hadiyati (2011:11) menyatakan bahwa : “ inovasi sebagai ide, praktek atau obyek yang dianggap baru oleh seorang individu atau pengguna lainnya.” . Sedangkan Ernani Hadiyati (2011:11) menulis bahwa Suryana (2003) manyatakan “ inovasi yaitu sebagai kemampuan untuk menerapkan dalam rangka memecahkan persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan.” Perusahaan dapat melakukan inovasi dalam bidang :Inovasi produk (barang, jasa, ide dan tempat), danInovasi manajemen (proses kerja, proses produksi, keuangan pemasaran, dll).Menurut Ancok (2012). Ada dua jenis perubahan inovasi yaitu suatu bentuk perubahan yang bersifat inkremental dan perubahan radikal.Perubahan okremental yaitu suatu perubahan yang dilakukan berbenah/memperbaiki yang sudah ada sedangkan perunahan radikalyaitu perubahan secara menyeluruh, serta totalitas yang sebelumnya pernah dilakukan contoh pemakaian sistem baru, penciptaan produk baru.Berikut terdapat delapan jenis inovasi
1.Inovasi prosesSebuah proses dalam pembuatan suatu produk, atau penyampaian sebuah layanan kepada pelanggan. Dalam kegiatan operasional sebuah organisasi harus menyederhankan proses kerja untuk memproleh efisiensi, atau menerapkan pola proses yang lama dengan menemukan atau mengunakan proses yang baru, kegiatan ini adalah inovasi proses.2.Inovasi metodeInovasi yang dilakukan dengan mengantikan metode/cara-cara lama dengan cara baruagar lebih efektif.3.Inovasi struktur organisasiInovasi juga dilakukan melalui prubahan struktur organisasi yang akhir-akhir ini ditemukan macam-macam model organisasi baru yang merupakan hasil inovasi seperti organisasi lintas fungsi (cross funcional organization)dan organisasi jaringan (network organization).4.Inovasi dalam hubunganHubungan bisnis yang semula mengabaikan peran para pelanggan (costumer)dan pemasok (vendor)membuat biaya bisnis menjadi tinggi, sekarang beralih kepada betapa pentingnya peran konsumen dan pemasok terhadap kelangsungan perusahaan dan berusaha menjalin kemitraan yang saling menguntungkan dalam inovasi hubungan ini sejalan dengan pendapat Chen dalam Gallo (2009).
Factor utama kesuksesan untuk setiap orang yang berada dalam posisi kepemimpinan adalah kemampuan untuk berkomunikasi dengan penuh hasrat, kejelasan dan keringkasan.5.Inovasi strategiInovasi strategi adalah suatu perubahan strategi yang dilakukan perusahaan dengan melihat perkembangan-perkembangan, sebagai contoh dahulu orang melihat kedalam dirinya sendiri (inward looking)sekarang beralih ke (outward looking).6.Inovasi pola fikir (mindset)Pola pikir menetukan tindakan apa yang kita ambildalam mengahdapi suatu masalah. Pola pikir bahwa karyawan adalah orang yang malas, tidak bertanggung jawab, hanya mau dapat upah dengan bekerja seadanya adalah sebuah pola pikir lama yang dianut dalam ilmu manajemen menurut (Gregor) dengan teori X, kemudian berkembang berkembang pola pikir kearah positif sebagai teori Y, pekerja dianggap orang yang menyukai pekerjaan, rajin, dan bertanggung jawab, inovasi pola pikir ini telah banyak membawa perubahan terhadapimagepekerja.7.Inovasi produkPenguna produk menginginkan produk multiguna sebagai contoh handphone diawal hanya sebagai alat telepon kini berkembangan sebagai alat bermacam-macam fungsi.
 8.Inovasi pelayananPelayanan adalah bagian yang sangat penting dari pemasaran produk atau jasa, karena pelayananmenyangkut emosi, waktu, prilaku. Perusahaan akan selalu berinovasi agar pelayanan dapat lebih maksimal salah satu inovasi adalah one stop service
 
 

Pengukuran Kinerja (skripsi, tesis, dan disertasi)

Menurut Mahsun,dkk(2007:157) Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planningsuatu organisasi. Kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran tujuan, misi dan visi organisasi.Bastian(2006).MenurutMangkunegara (2009:8) Kinerja karyawan adalah hasil kerjasecara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.Menurut Bambang guritno dan Waridin (2005). Kinerjamerupakan perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh karyawandengan standar yang telah ditentukan.Kinerja merupakan gambaran mengenai sejauh mana keberhasilan atau kegagalan organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsi pokoknya dalam rangka mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misinya. Dengan kata lain, kinerja merupakan prestasi yang dapat dicapai oleh organisasi dalam periodetertentu.
Menurut Robbins(2009). Kinerja merupakan suatu hasil yang dicapai oleh Karyawan dalam pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu Kinerja.Menurut Robbins (2009).Untuk mengukur kinerja karyawan secara individu ada beberapa indikator, yaitu :1.KualitasKualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan.2.KuantitasMerupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.3.Ketepatan waktutingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain4.EfektivitasMerupakan tingkat penggunaaan sumber daya organisasi ( tenaga, uang, teknologi, bahan baku) dimaksimalkan hasil dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya.
5.KemandirianMerupakan tingkat seorang karyawan yang nantinya akan dapat menjalankan fungsi kerjanya komitmen kerja. Merupakan suatu tingkat dimana karyawan mempunyai komitmen kerja dengan instansi dan taanggung jawab karyawan terhadap kantor Simamora (2006; 339). Mengemukakan tentang kinerja dimana secara umum Kinerja dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu :1. Faktor individual, yang mencakup kemampuan, keahlian, latar belakang dan demografi.2. Faktor psikologis terdiri dari persepsi, attitude, personality, pembelajaran dan motivasi.3. Faktor organisasi terdiri dari sumber daya, kepemimpinan, penghargaan, struktur dan job design

Manajemen (skripsi, tesis, dan disertasi)

Menurut Robert N. Anthony dan Vijay Govindarajan (2005) manajemen adalah Suatu organisasi yangterdiri dari sekelompok orang yang bekerja sama
untuk mencapai tujuan bersama. Suatu organisasi dipimpin oleh satu hirarki manejer, dengan chief executive officerdi posisi puncak, dan para manejer unit bisnis, departemen,dan bagian. Proses pengendalian manajemen adalah proses di mana manejer memastikan bahwa orang-orang yang mereka awasi mengimplementasikan strategi yang di maksudkan. Metodologi Pengendalian manajemen diantaranya; Menentukan tujuan, pengukuran prestasi, evaluasi prestasi dan kinerja.1.Proses manajemenProses Manajemenadalah daur beberapagugusan kegiatan dasar yangberhubungan secara integral, yang dilaksanakan di dalam manajemen secara umum, yaitu proses perencanaan, proses pengorganisasian, proses pelaksanaan dan proses pengendalian, dalam rangka mencapai sesuatu tujuan secara ekonomis.Sesungguhnya keempat proses itu merupakan hasil ikhtisar dari berbagai pendapat praktisi dan ahli mengenai manajemen. Proses manajemen di defenisikan sebagai aktivitas-aktivitas perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Proses manajemen mendeskripsikan fungsi-fungsi yangdi jalankan oleh manejer dan pekerja yang di berdayakan.2.Fungsi manajemenBlocher, Chen, Cokins dan Lin (2005) menyatakan bahwa Akuntansi manajemen mengembangkan informasi manajemen biaya bagi CEO dan para menejer lainya untuk digunakan dalam mengelola perusahaan atau organisasi agar lebih kompetitif dan sukses. Informasi
manajemen biaya disediakan untuk tiap-tiap fungsi dari keempat fungsi manajemen yaitu:1.Manajemen strategis, merupakan pengembangan dari posisi komperatif yang saling berkesinambungan di nama keunggulan komperatif perusahaan dapat menyebabkan kesuksesan yang berkesinambungan. Strategi adalah seperangkat tujuan dan rencana tindakan spesifik, yang apabila dapat dicapai, akan memberikan keunggulan kompetitif yang diharapkan. Manajmen strategis meliputi pengidentifikasian dan pengimplemantasian tujuan dan rencana tindakan2.Perencanaan dan pengambilan keputusan, meliputi pembuatan anggaran dan perencanaan laba, manajmen arus kas, dan keputusan-keputusan lain yang berkaitan dengan opersi perusahaan, seperti keputusan kapan perusahaan harus menyewa atau membeli fasilitas, kapan peralatan harus diganti atau diperbaiki, kapan harus dilakukan perubahan rencana pemasaran, dan kapan harus memulai pengembangan produk baru.3.Penegendalian manajemen dan operasional, pengendalian manajemen merupakan evaluasi terhadap para manajer tingkat menengah oleh para manajer di atasnya (controleratau CFO) sebaliknya pengendalian operasional
berlangsung ketika para manajer tingkat menengah (misalnya manajer pabrik, manajer produk, dan manajer regional) memonitor aktivitas para manajer tingkat oprasional dan karyawan (misalnya supervisior produksi dan para kepala departemen)4.Penyusunan laporan keuangan, manajemen harus mengikuti persyaratan pelaporan yang dikeluarkan oleh pihak yang berkepentingan, misalnya dewan standar akuntansi keuangan, pemerintah federal yang berwenang. Peran penyusunan laporan keuangan belakangan ini kembali menjadi fokus karna skandal akuntasi telah menujukan seberapa penting lapoaran keuangan yang akurat bagi para investor.3.Manajemen StrategisMenurut Robert N. Anthony dan Vijay Govindarajan (2005) Strategi mendeskripsikan arah umum yang akan dituju suatu organisasi untuk mencapai tujuannya. Sebuah Formulasi dalam strategi merupakan salah satu proses memutuskan tujuan organisasi. Strategi merupakan perencanaan yang besar dan penting dimana dalam sebuah strategi akandilakukan penetapan secara umum arah tujuan pergerakan yang di inginkan manajemen baik itu dalam waktu dekat ataupun tujuan jangka panjangnya. Menurut Blocher.Chen, Cokins dan Lin(2005). Manajemen strategis yang efektif sangat
penting bagikesuksesan prusahaan atau organisasi. Terksnsn ysng semakin bertambah dengan adanya kometisi global, inovasi teknologi, dan perubahan perubahan lain dalam bisnis telah menyebabkan manajemen dalam segi pembiayaan menjadi sanggat penting dan dinamis dari pada sebelumnya. Untuk itu para menejer dan pemimpin harus berfikir kompetitif; dan untuk melakukan hal tesebut maka di perlukan sebuah strategi

Pengendalian keuangan (skripsi, tesis, dan disertasi)

Pengendalian keuangan merupakan upaya yang dilakukan agar investasi, alokasi biaya dan perolehan laba berjalan sesuai dengan rencana. Pengendalian keuangan merupakan tahap dimana rencana keuangan diimplementasikan, yaitu menyangkut umpan balik dan proses penyesuaian yang diperlukan untuk menjamin bahwa rencana yang ada sebagai tanggapan terhadap berbagai perubahan dalam lingkungan operasi. Dalam hal ini pimpinan menggunakan serangkaian metode dan sistem pengendalian untuk menangani berbagai masalah dan elemen organisasi yang berbeda.Metode dan sistem dapat mempunyai banyak bentuk dan dapat ditujukan pada berbagai kelompok. Akan tetapi, pengendalian keuangan karena uang akan lebih mudah diukur dan juga dihitung. 

Pengendalian tugas (skripsi, tesis, dan disertasi)

Menurut Robert N. Anthony dan Vijay Govindarajan (2005:) Pengendalian tugas adalah Proses untuk memastikan bahwa tugas yang spesifik dilaksanakan secara efektif dan efisien oleh penerima tugas. Pengendalian tugas berorientasi pada transaksi hal tersebut melibatkan kinerja dan tugas individual sesuai dengan aturan yang di tetapkan dalam proses pengendalian manajemen. Pengendalian tugas selalu terdiri dari pengawasan aturan-aturan ini diikuti, suatu fungsi yang dalam beberapa kasus bahkan tidak membutuhkan kehadiran manusia Pengendalian tugas.

Pengendalian manajemen (skripsi, tesis, dan disertasi)

MenurutRobert N. Anthony dan Vijay Govindarajan (2005) sistem pengukuran dimulai dari proses perencanaan. Masing-masing unit operasional sebuah devisi bisnis atau devisi operasi mengembangkan rencana tahunan dalam jangka panjang. Pengendalian manajemen merupakan proses dengan mana para manejer mempengaruhi anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi. pengendalian manajemen satu-satunya perangkat manejer yang digunakan dalam mengimlementasikan strategi yang diinginkan.Suatu organisasi juga harus di kendalikan, yaitu harus ada perangkat-perangkat untuk memastikan bahwa tujuan strategis organisasi dapat tercapai.Akan tetapi, mengendalikan
organisasi tentunya tidaklah semudah mengendalikan mobil.disinilah elemen-elemen pendukung dalam pengendalian diperlukan.Elemen-elemen sistem pengendalian:1.Pelacak (detector) atau sensor-suatu perangkat yang mengukur apa yang sesungguhnya terjadi dalam proses yang sedang di kendalikan.2.Penilai (assessor) –suatu perangkat yang menentukan signifikasi dari peristiwa aktual dengan cara membandingkannya dengan beberapa standar atau ekspestasi dari apa yang seharusnya terjadi.3.Effector –suatu perangkat (sering di sebut “umpan balik') yang mengubah prilaku jika assessormengidentifikasi kebutuhan untuk melakukan hal tersebut.4.Jaringan komunikasi –perangkat yang meneruskan informasi antara detector dan assessordan antara assessor dan effectorProses Hubungan Atasan dalam Pengendalian Manajemen :1.Komunikasi, Agar bawahan bertindak secara efektif, maka mereka harus tahu apa yang harus di Kinerja kan. 2.Motivasi, Bawahan diberi motivasi untuk menyelesaikantugasnya.3.Evaluasi, Efisien dan efektifnya bawahan dalam melakukan tugasnya harus dievaluasi oleh manajer.

Pengendalian (skripsi, tesis, dan disertasi)

Pengendalian menurut Hansen dan Mowen (1995) adalah proses penetapan standardengan menerima umpan balikberupa kinerja sesungguhnya dan mengambil tindakan yang diperlukan jika kinerja yang sesungguhnya berbeda secara signifikan dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.Menurut Robert N. Anthony dan Vijay Govindarajan (2005).Pengendalian adalah aktivitas manajerial untuk memonitor implementasi rencana dan melakukan perbaikan sesuai kebutuhan

Sistem Pengendalian Manajemen (skripsi, tesis, dan disertasi)

Menurut Robert N. Anthony dan Vijay Govindarajan (2005) Sistem Pengendalian Manajemen merupakan alat untuk mengimplementasikan strategi. Tiap organisasi memiliki strategi yang berbeda-beda, dan pengendalian harus disesuaikan dengan syarat strategi spesifik.Sistem pengendalian manajemen mempengaruhi perilaku manusia. Sistem pengendalian yang baik mempengaruhi perilaku sedemikian rupa sehingga memiliki tujuan yang selaras, tindakan-tindakan individu yang dilakukan untuk meraih tujuan pribadi juga akan membantu mencapai tujuan-tujuan organisasi.Menurut Edy Sukarno (2000:2) menyatakan bahwa sistem pengendalian manajemen dapat dikatakan sehagai pengetahuan teoritis-praktis dan dapat pula dikategorikan sebagai bagian dari pengetahuan perilaku terapan. Dikatakan pengetahuan teoritis-praktis, karena akan lebih mudah mencerna kalau dalam mempelajarinya senantiasa membayangkan dan mengaitkannya dengan perilaku manusia dalam kehidupan organisasi/perusahaan. Dikatagorikan sebagai bagian dari pengetahuan perilaku terapan, karena pada dasarnya sistem ini berisi tuntunan mengenai cara mengendalikan perusahaan dengan baik berdasarkan asumsi-asumsi tertentu.Sitem pengendalian manajemen mempengaruhi perilaku manusia. Sistem pengandalian yang baik mempengaruhi perilaku sedemikian rupa sehingga memiliki tujuan yang selaras. Pengendalian manajemen merupakan proses denganmana para manajer mempengaruhi anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi. Pengendalian manajemen ini terdiri dari beberapa kegitan :1.Merencanakan apa yang harus dilakukan oleh organisasi.2.Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagian organisasi3.Mengkomunikasikan informasi4.Mengevaluasi informasi5.Memutuskan tindakan apa yang harus diambil jika ada.6.Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka (perilaku yang tidak sesuai)Menurut Sunarto (2007) sistem pengendalian manajemen adalah suatu sistem yang digunakan untuk merencanakan berbagai kegiatan perwujudan visi organisasi melalui misi yang dipilih dan untuk mengimplementasikan dan memantau pelaksanaan rencana kegiatan tersebut. Proses sistem pengendalian manajemen terdiri dari enam tahap: sistem perumusan strategi, sistem perumusan rencana strategic, sistem penyusunan program, sistem implementasi, dan sistem pemantauan. Kebanyakan proses pengendalian manajemen melibatkan komunikasi dan interaksi informal dikalangan menejer dan karyawan. Komunikasi ini terjadi melalui rapat, percakapan,memo bahkan melalui isyarat-isyarat. Sedangkan komunikasi formal, hampir semua perusahaan memilikinya. Seperti yang diungkapkan oleh Edy Sukarno (2002) sebagai berikut:
1.Pemrograman (Programming).2.Penganggaran (Budgeting).3.Operasi dan Akuntansi(Operating andAccounting).4.Laporan dan Analisis (Reporting and Analysis)2.1.1SistemMenurut Robert N. Anthony dan Vijay Govindarajan (2005) Suatu sistem merupakan suatu cara tertentu dan bersifat repetitif untuk melaksanakan suatu atau sekelompok aktivitas. Sistem memilikikarakteristik berupa rangkaian langkah langkah yang berirama, terkordinasi, dan berulang; yang di maksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.Beberapa tindakan manajemen tidak sistematis. Para manejer pada umumnya menghadapi situasi di mana aturan tidak terdefenisikan dengan baik sehingga harus menggunakan penilaian terbaik mereka di dalam memutuskan tindakan apa yang akan di ambil. Efektifitas tindakan mereka oleh kepiawaian mereka dalam berhadapan dengan orang-orang, dan bukan oleh aturan yang ditentukan dalam sistem (meskipun sistem mungkin memberikan gambaran umum dari respons yang wajar).Jika seluruh sistem menjamin tindakan tepat untuk semua situasi, maka manajer manusia mungkin tidak di perlukan.Menurut Marcelino, ada dua sistem yang berlaku yakni sistem formal dan informal.Sitem formal adalahsistem yang memungkinkan pendelegasian otoritas dimana sistem formal memperjelas struktur, kebijakan dan prosedur yang harus diikuti oleh anggota organisasi.Pendokumentasian struktur, kebijakan dan rosedursecara formal ini membantu anggota organisisi dalam menjalankan tugas-
tugasnya.Sistem struktur, prosedur dan respon yang terpola membantu manajemen dalam merencanakan dan mengolah strategi dalam memenuhi tujuan organisasi dengan tetap memperlihatkan faktor lingkungan yang ada.Sedangkan system informal adalah system yang lebih berdimensi hubungan antar pribadi yang tidak ditunjukkan dalam struktur formal

Pengaruh Kinerja kualitas terhadap Kinerja Keuangan (skripsi, tesis, dan disertasi)

Studi terkini dalam akuntansi juga mengalamatkan pengaruh kinerja kualitas atas kinerja keuangan.Pada penelitian akuntansi akhir-akhir ini, telah menunjukkan adanya dampak kinerja kualitas (quality performance) terhadap kinerja keuangan. Nagar dan Rajan (2001) dalam Salman Jumaili dan Godono (2006) menguji hubungan antara penjualan masa datang dan ukuran current non-keuangan (produk cacat dan on time delivery) dan keuangan (internal dan external failure loss) dari kualitas untuk suatu perusahaan manufaktur.Mereka menemukan bahwa baik ukuran keuangan dan non-keuangan secara signifikan memprediksi penjualan satu kuartal kedepan; bagaimanapun, ukuran non-keuangan mendominasi pengaruh dari ukuran keuangan ketika keduanya dimasukkan dalam analisis. Untuk penjualan empat kuartal kedepan, kedua ukuran memiliki kekuatan penjelas dalam suatu kombinasi regresi, menyatakan bahwa mereka melengkapi satu dengan lain. Meskipun didalam literaturmengenai hubungan antara kinerja kualitas (quality performance) dengan kinerja keuangan tidak dapat diputuskan, diduga perusahaan akan memulai meningkatkan kinerja kualitas, jika mereka mengaharapkan kinerja kualitas dapat meningkatkan pendapatan dibandingkan dengan biaya terkait(Salman dan Gudono, 2006). Kinerja kualitas yang dimiliki perusahaan akan menyebabkan keunggulan dalam berkompeten. Perusahaan yang semakin baik dalam mengelola, melibatkan dan memberdayakan karyawan, maka semakin baik kualitas keluaran
dengan mengakibatkan pengaruh pada tingkat kinerja keuangan (Daniel, dkk, 2009) dalam (Nur, dkk 2013).