Pengendalian internal yang dilakukan perusahaan berupa pengawasan (Sujarweni, 2015:76). 1.Pengawasan berdasarkan tujuannya dibagi menjadi dua yaitu : a)Pengawasan Akuntansi Pengawasan akuntansi adalah menjamin bahwa semua transaksi yang ada di perusahaan dilaksanakan sesuai otorisasi manajemen. Transaksi sudah dicatat sesuai dengan standar akuntansi dan sudah sesuai dengan transaksi yang ada. Pengawasan akuntansi juga meliputi pengawasan pada harta berwujud dan tidak berwujud. Untuk harta berwujud perlu direncanakan tempat penyimpanan yang aman, membuat catatan keluar masuk aktiva yang jelas. Untuk harta tak berwujud yaitu dengan mematenkan hak cipta, hak logo. b)Pengawasan Manajemen Pengawasan manajemen dibuat untuk mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Pengawasan manajemen mencakup pada semua departemen yang ada dalam perusahaan. Misalnya untuk mencapai visi dan misi perusahaan perlu kedisplinan karyawan, inovasi produk, penjaminan mutu. Kesemuanya itu perlu diijinkan hanya jika sesuai dengan kriteria manajemen. c.Tagihan dari pemasok harus akurat serta segera diklasifikasikan, diringkas dan dilaporkan.
pengawasan dari manajemen secara ketat dengan cara pembuatan aturan – aturan yang jelas dan aturan tersebut harus dipatuhi. 2.Pengawasan berdasarkan sebuah lingkungan dibagi menjadi dua yaitu : a)Pengawasan Umum Pengawasan umum adalah pengawasan yang berlaku secara keseluruhan dan untuk semua lapisan, baik tingkat bawah sampai tingkat atasan. Misalnya: penerapan kedisiplinan, pemberian kode pada dokumen, setiap transaksi sekurang-kurangnya melibatkan tiga karyawan pada bagian terpisah agar terhindar dari penggelapan. b)Pengawasan Aplikasi Pengawasan yang diterapkan pada prosedur tertentu, misalnya pengawasan pada prosedur pembelian, pengawasan pada prosedur penjualan. Pengawasan ini meliputi pengawasan dari input penjualan/pembelian, proses, keluaran, penyimpanan dan basis datanya. 3.Pengawasan berdasarkan kegiatannya dibagi menjadi tiga yaitu : a)Pengawasan Preventif Pengawasan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan dan penyelewengan. Misalnya menggunakan passworddalam software akuntansi dan memasang cctv. b)Pengawasan Detektif Jika sudah menemukan adanya kesalahan dan penyelewengan maka pengawasan detektif perlu dilakukan. Contoh: Jika ditemukan
kejanggalan pada laporan keuangan segera melakukan pengawasan detektif. c)Pengawasan Korektif Pengawasan yang dilakukan untuk mengoreksi kesalahan. Contoh: mengadakan pengawasan pada catatan penggolongan rekening –rekening, apakah sudah tepat atau belum menggolongkannya, kalau belum tepat perlu dikoreksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar