Penentuan kapan suatu material
direview/dipesan, harus ditentukan pemesanan kembali (reorder point). Reorder Point merupakan saat dimana
pemesanan kembali harus dilakukan agar barang yang dipesan datang tepat pada
saat dibutuhkan. Hal ini berarti perusahaan harus mengamati secara terus
menerus tingkat persediaannya sampai re-order
point tercapai dan tingkat kebutuhan
selama lead time
Untuk rumusan dari minimal stock adalah
sebagai berikut:
Min.Stock =
S.S.....................................................2.1
SdIL =
……….2.3
ROP = (AMI x ALT) + S.S………………………2.4
Keterangan:
AMI : Average Monthly Issue
SdLT : Standard deviation of
Leadtime
SdMI : Standard deviation of
Monthly Issued
SdIL : Standard deviation of
Monthly Issued and Leadtime
S.F : Safety Factor
S.S : Safety Stock
ROP : Reorder Point
Setelah diketahui titik pemesanan kembali, langkah berikutnya
adalah menetukan berapa jumlah yang harus dipesan
Keterangan :
EOQ = Economic Order Quantity
O = Quantity To be Ordered
A = Annual Consumption (Pcs)
B = Ordering Cost per order
I = Inventory Carrying
Cost
Perhitungan biaya pemesanan per pesanan dihitung berdasarkan total
biaya operasi logistic per tahun dibagi jumlah pesanan per tahun. Total biaya
logistic per tahun terdiri dari :
1.Gaji karyawan logistik
2.Biaya pengadaan (Engineering, drawing, alat
tulis kantor, dll)
3.Biaya jasa (facsimile, telephone, pemakaian
komputer, jasa pos, dll)
Jumlah pesanan per tahun merupakan
keseluruhan jumlah order (Surat pesanan) yang dapat dihasilkan /diterbitkan
dalam satu tahun. Rata-rata ordering cost per order dirumuskan sebagai
berikut:
Inventory carrying cost merupakan keseluruhan biaya yang timbul karena adanya aktiftas pengelolaan
persediaan. Inventory carrying cost meliputi:
1. Biaya modal/investasi persediaan 12 - 20 %
2. Biaya asuransi 2 – 4
%
3. Biaya penyimpanan 1 – 3
%
4. Resiko obsolete
atau dead stock 4 – 10 %
5. Pajak bumi dan bangunan 1 – 3
% +
20 – 40 %
Menghitung maximum persediaan adalah sebagai berikut:
Max.Stock = EOQ + Min. Stock…………………..2.6 (Pertamina, 1999)
Formula minimum
– maximum dan economic order quantity (EOQ)
Penentuan kapan suatu material
direview/dipesan, harus ditentukan pemesanan kembali (reorder point). Reorder Point merupakan saat dimana
pemesanan kembali harus dilakukan agar barang yang dipesan datang tepat pada
saat dibutuhkan. Hal ini berarti perusahaan harus mengamati secara terus
menerus tingkat persediaannya sampai re-order
point tercapai dan tingkat kebutuhan
selama lead time
Untuk rumusan dari minimal stock adalah
sebagai berikut:
Min.Stock =
S.S.....................................................2.1
SdIL =
……….2.3
ROP = (AMI x ALT) + S.S………………………2.4
Keterangan:
AMI : Average Monthly Issue
SdLT : Standard deviation of
Leadtime
SdMI : Standard deviation of
Monthly Issued
SdIL : Standard deviation of
Monthly Issued and Leadtime
S.F : Safety Factor
S.S : Safety Stock
ROP : Reorder Point
Setelah diketahui titik pemesanan kembali, langkah berikutnya
adalah menetukan berapa jumlah yang harus dipesan
Keterangan :
EOQ = Economic Order Quantity
O = Quantity To be Ordered
A = Annual Consumption (Pcs)
B = Ordering Cost per order
I = Inventory Carrying
Cost
Perhitungan biaya pemesanan per pesanan dihitung berdasarkan total
biaya operasi logistic per tahun dibagi jumlah pesanan per tahun. Total biaya
logistic per tahun terdiri dari :
1.Gaji karyawan logistik
2.Biaya pengadaan (Engineering, drawing, alat
tulis kantor, dll)
3.Biaya jasa (facsimile, telephone, pemakaian
komputer, jasa pos, dll)
Jumlah pesanan per tahun merupakan
keseluruhan jumlah order (Surat pesanan) yang dapat dihasilkan /diterbitkan
dalam satu tahun. Rata-rata ordering cost per order dirumuskan sebagai
berikut:
Inventory carrying cost merupakan keseluruhan biaya yang timbul karena adanya aktiftas pengelolaan
persediaan. Inventory carrying cost meliputi:
1. Biaya modal/investasi persediaan 12 - 20 %
2. Biaya asuransi 2 – 4
%
3. Biaya penyimpanan 1 – 3
%
4. Resiko obsolete
atau dead stock 4 – 10 %
5. Pajak bumi dan bangunan 1 – 3
% +
20 – 40 %
Menghitung maximum persediaan adalah sebagai berikut:
Max.Stock = EOQ + Min. Stock…………………..2.6 (Pertamina, 1999)