Activity-Based Costing (ABC) adalah suatu sistem informasi
akuntansi yang mengidentifikasi berbagai aktivitas yang dikerjakan dalam suatu
organisasi dan mengumpulkan biaya dengan dasar dan sifat yang ada dan perluasan
dari aktivitasnya. ABC memfokuskan pada biaya yang melekat pada produk
berdasarkan aktivitas untuk memproduksi, mendistribusikan atau menunjang produk
yang bersangkutan.
Sistem ABC timbul sebagai akibat dari
kebutuhan manajemen akan informasi akuntansi yang mampu mencerminkan konsumsi
sumber daya dalam berbagai aktivitas untuk menghasilkan produk secara akurat.
Hal ini didorong oleh:
1. Persaingan
global yang tajam yang memaksa perusahaan untuk cost effective
2. Advanced
manufacturing technology yang menyebabkan proporsi biaya overhead pabrik dalam
product cost menjadi lebih tinggi dari primary
cost.
3. Adanya
strategi perusahaan yang menerapkan market
driven strategy (triyono, 2011)
Analisis ABC membagi persediaan yang dimiliki kedalam tiga
golongan berdasarkan volume dolar tahunan. Analisis ABC adalah sebuah aplikasi
persediaan dari pareto. Prinsip pareto menyatakan bahwa terdapat “sedikit hal
yang penting dan banyak hal yang sepele”. Tujuannya adalah membuat kebijakan
persediaan yang memusatkan sumber daya pada komponen persedian penting yang
sedikit dan bukan pada yang banyak tetapi sepele. Tidaklah realitis untuk
memonitor persediaan yang murah dengan intensitas yang sama sebagaimana dengan
persedian yang sangat mahal
Untuk menentukan volume dolar
tahunan analisis ABC, permintaan tahunan dari setiap barang persediaan dihitung
dan dikalikan dengan harga perunit. Barang kelas A adalah barang – barang
dengan volume dolar tahunan tinggi. Walaupun barang seperti ini mungkin hanya
mewakili sekitar 15 % dari total persediaan barang, mereka mempresentasikan 70
% hingga 80 % dari total pemakaian dolar. Kelas B adalah untuk barang-barang persediaan
yang memiliki volume dolar tahunan menengah. Barang ini mempresentasikan
sekitar 30 % barang persediaan dan 15 % hingga 25 % dari nilai total.
Barang-barang yang memiliki volume dolar tahunan rendah adalah kelas C yang mungkin hanya mempresentasikan 5% dari
volume dolar tahunan tetapi 55 % dari total barang persediaan.
Keuntungan dari pembagian barang
persediaan kedalam tiga kelas ini memungkinkan diterapkannya kebijakan dan
control untuk setiap kelas. Kebijakan yang mungkin didasarkan pada analisis ABC
meliputi hal berikut :
- Pembelian
sumber daya yang dibelajakan pada pengembangan pemasok harus jauh lebih
tinggi untuk barang A dibanding barang C.
- Barang
A, tidak seperti barang B & C, perlu memiliki kontrol persediaan fisik
yang lebih ketat, mungkin mereka dapat diletakan pada tempat yang lebih
aman dan mungkin akurasi catatan persediaan untuk barang A harus lebih
sering diverifikasi.
- Prediksi
barang A perlu lebih dijamin keabsahannya disbanding dengan prediksi
barang B & C (Heizer &
Render, 2005).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar