Ada beberapa teori mengenai tahap-tahap grief menurut para ahli:
a) Menurut Kubler-Ross (Sari,2015) menetapkan lima tahap Grief yaitu:
Penyangkalan (denial) adalah syok dan ketidakpercayaan tentang kehilangan;
Kemarahan (anger) dapat diekspresikan kepada Tuhan, keluarga,teman atau diri
sendiri; Tawar-menawar (bargaining) terjadi ketika individu menawar untuk mendapat
lebih banyak waktu dalam upaya memperlama kehilangan yang tidak dapat dihindari;
Depresi terjadi ketika kesadaran akan kehilangan menjadi akut; Penerimaan (accepted)
terjadi ketika individu memperlihatkan tanda-tanda bahwa ia menerima kematian/
kondisi yang terjadi.
b) Bowlby (Sari, 2015) mendeskripsikan proses Grief akibat suatu kehilangan
memiliki empat fase yaitu: Mati rasa dan penyangkalan terhadap kehilangan;
Kerinduan emosional akibat kehilangan orang yang dicintai dan memprotes kehilangan
yang tetap ada; Kekacauan kognitif dan keputusasaan emosional, mendapatkan dirinya
sulit melakukan fungsi dalam kehidupan sehari-hari; Reorganisasi dan reintegrasi
kesadaran diri sehingga dapat mengembalikan hidupnya.
c) Menururt John Harvey (Sari, 2015) terdapat 3 tahap grief, yaitu: Syok, menangis dengan keras, dan menyangkal; Instruksi pikiran, distraksi dan meninjau
kembali kehilangan secara obsesif; Menceritakan kepada orang lain sebagai cara
meluapkan emosi dan secara kognitif menyusun kembali peristiwa kehilangan.
d) Teori Rodebaugh (Sari, 2015) menjelaskan proses grief sebagai suatu proses
yang melalui empat tahap, yaitu : Reeling : klien mengalami syok, tidak percaya, atau
menyangkal; Merasa (feeling) : klien mengekspresikan penderitaan yang berat, rasa
bersalah, kesedihan yang mendalam, kemarahan, kurang konsentrasi, gangguan tidur,
perubahan nafsu makan, kelelahan, dan ketidaknyamanan fisik yang umum;
Menghadapi (dealing) : klien mulai beradaptasi terhadap kehilangan dengan melibatkan
diri dalam kelompok pendukung, terapi dukacita, membaca dan bimbingan spiritual;
Pemulihan (healing) : klien mengintegrasikan kehilangan sebagai bagian kehidupan dan
penderitaan yang akut berkurang. Pemulihan tidak berarti bahwa kehilangan tersebut
dilupakan atau diterima. e) Teori Sander (1998) tentang tahap grief terdiri atas 5 tahap yaitu Shock :
subyek merasa tidak percaya, kebingungan,gelisah, rasa tidak berdaya, serta mengambil
jarak psikologis dari diri sendiri; Awareness of loss : subyek mengalami konfliks
emosional, stres yang berkepanjangan, sensitif yang berlebihan, kecemasan akan
perpisahan, adanya rasa marah serta rasa bersalah. Tahap ini juga subyek mengalami
disorganisasi emosional yang intens; Conservation / Withdrawal : menarik diri , sistem
imun melemah, lelah, hibernasi; Healing : pada tahap ini subyek mulai mengambil
kendali, mengakhiri peran yang lama, membentuk identitas baru, memaafkan dan
melupakan , mencari makna serta menutup lingkaran peristiwa yang terjadi; Renewal
pada tahap ini subyek mulai membangun kesadaran diri yang baru , belajar menerima
tanggung jawab, belajar untuk hidup tanpa kehadiran orang yang telah tiada, berfokus
pada kebutuhan dalam diri dan memperhatikan hal-hal diluar diri.
Kesimpulan yang dapat diambil dari tahap–tahap proses grief menurut para ahli
dimulai dengan tahap penyangkalan, dan diakhiri dengan tahap penerimaan atau
pemulihan, sehingga terbentuklah cara pandang baru tentang kehidupan yang baru.
Sementara tahap-tahap grief yang peneliti gunakan untuk penelitian ini merujuk pada
tahap-tahap grief dari Sander (1998) karena mewakili kondisi yang dialami oleh orang
tua yang kehilangan anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar