Turner & Helms (dalam Cahyasari, 2015), menyebutkan bahwa ada beberapa
aspek dari grief secara umum, adalah sebagai berikut yaitu:
a. Denial Of Loss, pada fase ini orang yang ditinggalkan tidak percaya dan
menyangkal kenyataan bahwa orang yang dicintai telah tiada. Reaksi yang
biasanya muncul pada fase ini adalah “Tidak mungkin dia sudah meninggal.”
b. Realization Of Loss, pada fase ini orang yang ditinggalkan secara emosional
mulai menyadari bahwa orang yang dicintainya memang sudah meninggal.
Umumnya reaksi yang muncul adalah “Ya Tuhan, hal ini memang terjadi, dia
sudah pergi untuk selamanya.”
c. Feeling of abandonment, alarm, and anxiety, pada fase ini orang yang
ditinggalkan merasa khawatir dan gelisah. Karena telah ditinggalkan oleh
orang yang dicintainya, reaksi yang biasanya muncul pada fase ini adalah
“Tuhan, bagaimana saya menjalani semua ini sendirian?”
d. Despair, crying, physical numbness, mental confusion, indecisiveness pada
fase ini orang yang ditinggalkan akan merasa putusasa, menangis, mati rasa,
bingung dan bimbang akibat kematian orang yang dicintai.
e. Restlessness (a product of anxiety), insomnia, loss of appetite, irritability,
loss of self control, wondering mind. Pada fase ini orang yang ditinggalkan
akan mengalami keresahan (hasil dari kecemasan), insomnia, nafsu makan
hilang, cepat marah, kontrol diri menurun, serta pikiran kacau.
f. Pining (the physical pain and agony of grieving) and search for some token
remembrance of the lost love abject. Pada fase ini orang yang ditinggalkan
akan merasa merana, timbulnya sakit fisik danenderitaan atas grief. Selain itu
orang yang ditinggalkan akan mencari benda-benda sebagai kenang- kenangan yang mengingatkan pada orang yang telah meninggal.
Menurut Toedter & Lasker (2001), Grief pasca Perinatalloss berdasarkan Aspek
terdiri atas 3 hal yaitu
a. Active grief yaitu kondisi kesedihan/rasa dukacita yang mengikuti stres serta
ekspresi kondisi tersebut baik secara nampak maupun tak nampak. Contoh
dari active grief, sering menangis, mudah murung, merasa tertekan
.
b. Difficulty coping yaitu kesulitan dalam melakukan coping dari kondisi grief
yang dialami individu, serta berpengaruh terhadap hubungan interaksi individu
didalam lingkungan sosial.
c. Despair adalah kondisi keputusasaan yang dialami individu dalam merespon
grief yang dihadapinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar