Selasa, 21 April 2020

Respons Emosional Terhadap Dukacita (skripsi dan tesis)

Perasaan marah, sedih, dan cemas adalah pengalaman emosional yang dominan pada kehilangan. Kemarahan dan kebencian dapat ditujukan kepada individu yang meninggal dan praktik kesehatan yang dilakukannya, pada anggota keluarga, dan pemberi perawatan kesehatan atau institusi.Respons emosional terlihat pada semua fase proses dukacita menurut Bowlby. Selama fase mati rasa, respons awal yang umum terhadap kabar kehilangan ialah perasaan syok, seolah-olah tidak dapat menyadari realitas kehilangan. Pada fase  kedua, kerinduan dan pencarian, realitas mulai muncul dan individu yang berduka memperlihatkan kemarahan, penderitaan yang besar dan menangis. Dalam keadaan putus asa, tetapi memiliki keinginan kuat untuk mengembalikan ikatan dengan individu yang meninggal, mendorong individu yang berduka untuk memeriksa dan memulihkan dirinya. Suara, penglihatan, dan aroma yang terkait dengan individu yang meninggal diinterpretasikan sebagai tanda-tanda keberadaan orang yang meninggal dan kadang-kadang menghibur klien dan menimbulkan harapan untuk bertemu kembali. Selama fase disorganisasi dan keputusasaan, individu yang berduka mulai memahami bahwa kehilangan tetap ada. Pola pemikiran, perasaan dan tindakan yang terkait kehidupan dengan orang yang telah meninggal perlu diubah. Saat semua harapan kembalinya orang yang meninggal telah hilang, individu pasti mengalami waktu depresi, apatis atau putus asa. Pada fase reorganisasi akhir, individu yang berduka mulai membangun kembali rasa identitas personal, arah dan tujuan hidup, rasa mandiri dan percaya diri dirasakan. Dengan mencoba dan menjalankan peran dan fungsi yang baru ditetapkan, individu yang berduka menjadi kuat pribadinya. Pada fase ini, orang yang meninggal masih dirindukan, tetapi memikirkannya tidak lagi menimbulkan perasaan sedih

Tidak ada komentar: