Selasa, 21 April 2020

Bentuk –bentuk Dzikir (skripsi dan tesis)

Dzikir merupakan pengalaman ruhani yang dapat dinikmati oleh pelakunya, hal ini yang dimaksud oleh Allah sebagai penentram hati. Ata (2000), membagi dzikir atas tiga bagian: dzikir jali (dzikir jelas, nyata), dzikir khafi (dzikir samar-samar) dan dzikir haqiqi (zikir sebenar-benarnya) a. Dzikir jali Dzikir jali adalah suatu perbuatan mengingat Allah dalam bentuk ucapan lisan yang mengandung pujian, rasa syukur serta doa yang ditujukan kepada Allah, dengan menggunakan suara secara jelas sehingga mampu menggerakan hati untuk menyertai dzikir tersebut. b. Dzikir khafi Dzikir khafi adalah dzikir yang dilakukan secara khusuk oleh ingatan, hati disertai dzikir lisan maupun tidak. individu yang mampu melakukan dzikir ini akan merasa bahwa Allah selalu dekat di hati Individu tersebut selalu merasa kehadiran Allah di segala Aspek kehidupannya. c. Dzikir haqiqi Dzikir haqiqi adalah dzikir yang dilakukan dengan seluruh jiwa raga, lahir dan batin, kapan pun dan dimana pun, dengan menjaga seluruh jiwa raga dari larangan Allah serta mengerjakan apa yang diperintah-Nya. Untuk mencapai tingkat dzikir ini perlu dijalani latihan mulai tingkat dzikir jali dan tingkat dzikir khafi . Dzikir lisan menurut Hawari (2002) adalah dzikir yang dilafalkan secara lisan dengan suara yang jelas. Adapun bacaan –bacaan yang dianjurkan dalam dzikir lisan sebagai berikut a) Membaca tasbih (subhanallah) yang mempunyai arti Maha Suci Allah. b) Membaca tahmid (alhamdulillah) yang bermakna segala puji bagi Allah. c) Membaca tahlil (la illaha illallah) yang bermakna tiada Tuhan selain Allah. d) Membaca takbir (Allahu akbar) yang berarti Allah Maha Besar. e) Membaca Hauqalah (la haula wala quwwata illa billah) yang bermakna tiada daya upaya dan kekuatan kecuali Allah. f) Hasballah: Hasbiallahu wani’mal wakil yang berarti cukuplah Allah dan sebaik-baiknya pelindung. g) Istighfar : Astaghfirullahal adzim yang bermakna saya memohon ampun kepada Allah yang maha agung. h) Membaca lafadz baqiyatussalihah: subhanllah wal hamdulillah wala illaha illallah Allahu akbar yang bermakna maha suci Allah dan segala puji bagi Allah dan tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar. i) Membaca surat Alfatihah. Surat Alfatihah memiliki bermacam keistimewaan selain sebagai ummul qur’an. Didalam surat alfatihan terkandung doa yang lengkap , mantera, serta obat (penyembuhan) ( shihab, 2005). Al-Fatihah mampu menyembuhkan segala macam penyakit pada diri manusia baik secara fisik maupun psikis, serta mencukupi manusia dalam mengatasi segala keresahan nya. (shihab, 2005). Keistimewaan dari surat Al-Fatihah dibandingkan surat yang lain yaitu setiap ayat didalam surat Alfatihah yang dibaca akan dijawab langsung oleh Allah sehingga terdapat dialog langsung dari hamba dan Tuhan (Allah) (Makhdlori, 2008) . Dalam kondisi kepasrahan yang total maka suratul-fatiha dapat digunakan sebagai dzikir dan pembuka dari segala sesuatu yang masih tertutup dan menghilangkan kesulitan dalam diri individu (shihab, 2005) Menurut Syukur (2012), inti dari dzikir adalah perwujudan diri manusia sebagai hamba yang berkewajiban mengabdikan diri hanya kepada Allah. Sudah barang tentu pengabdian manusia ini tidak hanya ditunjukkan dengan ucapan saja melainkan ditunjukkan pula dalam keseluruhan gerak tubuh, sebagaimana kalangan sufi melukiskan dzikir 7 bagian tubuh yaitu: i. Dzikir dua mata dengan menangis sewaktu ingat dan menyebut nama Allah. ii. Dzikir dua telinga dengan mendengarkan ajaran-ajaran Allah penuh perhatian. iii. Dzikir lidah dengan sanjungan dan pujian kepada Allah. iv. Dzikir dua tangan dengan suka memberikan pertolongan kepada orang lain. v. Dzikir badan dengan kesetiaan dan pemenuhan kewajiban. vi. Dzikir hati dengan takut kepada Allah disertai harapan kepada-Nya. vii. Dzikir ruh dengan penyerahan sepenuhnya serta ridla kepada-Nya Bentuk-bentuk dzikir menurut sholeh (2010) adalah sebagai berikut: (1), Dzikir qauli atau jahr, yakni membaca lafal tasbih, tahmid, tahlil, dan sebagainya dengan suara jelas. Tujuannya agar dapat membimbing hati agar selalu ingat kepada-Nya. Lisan yang biasa berdzikir maka dengan sendirinya menguatkan ingatan yang bersangkutan kepada keberadaan Tuhan ; (2) ingat Tuhan dalam hati tanpa menyebut nama-Nya disebut dengan dzikir qalby atau sirr ; (3) Dzikru al-ruh yaitu dzikir dalam arti seluruh jiwa raga tertuju untuk selalu ingat kepada-Nya; (4) Dzikir fi’li (aktifitas sosial) yakni berdzikir dengan melakukan kegiatan praktis, amal shalih, dan menginfakan sebagian harta untuk kepentingan sosial, melakukan hal yang berguna bagi pembangunan bangsa serta agama

Tidak ada komentar: