Dzikir, didalamnya banyak terkandung esensi-esensi psikologis yaitu
a. Dzikir sebagai media relaksasi
Fokus dari relaksasi ini tidak pada pengendoran otot namun pada frase tertentu
yang diucapkan berulang kali dengan ritme teratur disertai sikap pasrah
terhadap objek transendensi yaitu Tuhan.
Frase yang digunakan dapat berupa nama-nama Tuhan atau kata-kata yang
memiliki makna menenangkan. Pengucapan lafadz dzikir disertai dengan
keyakinan terhadap kasih sayang-Nya,perlindungan-Nya, dan sifat-sifat baik- Nya akan menimbulkan rasa tenang dan aman (Purwanto, 2006).
b. Dzikir sebagai media katarsis
Dzikir akan selalu berhubungan dengan doa serta memiliki ikatan yang kuat,
terlebih dalam kaitannya sebagai pengobat hati, maka dzikir lebih utama
disampaikan dengan doa yang tulus. (haq, 2011)
c. Dzikir sebagai media pengharapan terhadap Tuhan
Dzikir akan menimbulkan perasaaan optimis kepada Allah SWT, bahwa Allah
senantiasa membantu individu yang menghadapi musibah yang sedang
menimpa.(haq, 2011) sesuai dengan firman Allah surat Al Insyirah ayat 7 dan
8 yang artinya: “Maka apabila telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain nya, dan hanya kepada Tuhanmulah
hendaknya kamu berharap”. d. Dzikir dan doa sebagai media mengadu kepada Allah
Dzikir dan doa memiliki hubungan yang sangat erat. Allah akan memuliakan
umatnya yang berdoa semenjak mereka hidup hingga diakhirat. Memohonlah
hanya kepada Allah disaat hati gundah maupun lapang. Doa yang baik tidak
terlepas dari mengingat, memuji kebesaran serta keagungan-Nya (Haq,2011).
e. Dzikir media untuk pasrah kepada Allah
Berdzikir membuat seseorang terus ingat kepada Sang Khalik. Mereka akan
senantiasa bahagia dan ridha terhadap apa yang diberikan Allah kepadanya
(Haq, 2011)
f. Dzikir secara emosional dapat memunculkan emosi-emosi positif, seperti
perasaan cinta, bahagia, dan nikmat (Subandi, 2009)
g. Dzikir memberikan ketenangan , ketentraman , menurunkan rasa cemas, stres
serta depresi (Haryanto, 2002)
h. Dzikir secara fungsional dapat sebagai tempat menetramkan jiwa, obat
penyakit hati serta mampu mendatangkan kebahagiaan bagi individu yang
mengamalkannya ( Syukur, 2006 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar