Selasa, 21 April 2020

Esensi Dzikir (skripsi dan tesis)

Dzikir, didalamnya banyak terkandung esensi-esensi psikologis yaitu a. Dzikir sebagai media relaksasi Fokus dari relaksasi ini tidak pada pengendoran otot namun pada frase tertentu yang diucapkan berulang kali dengan ritme teratur disertai sikap pasrah terhadap objek transendensi yaitu Tuhan. Frase yang digunakan dapat berupa nama-nama Tuhan atau kata-kata yang memiliki makna menenangkan. Pengucapan lafadz dzikir disertai dengan keyakinan terhadap kasih sayang-Nya,perlindungan-Nya, dan sifat-sifat baik- Nya akan menimbulkan rasa tenang dan aman (Purwanto, 2006). b. Dzikir sebagai media katarsis Dzikir akan selalu berhubungan dengan doa serta memiliki ikatan yang kuat, terlebih dalam kaitannya sebagai pengobat hati, maka dzikir lebih utama disampaikan dengan doa yang tulus. (haq, 2011) c. Dzikir sebagai media pengharapan terhadap Tuhan Dzikir akan menimbulkan perasaaan optimis kepada Allah SWT, bahwa Allah senantiasa membantu individu yang menghadapi musibah yang sedang menimpa.(haq, 2011) sesuai dengan firman Allah surat Al Insyirah ayat 7 dan 8 yang artinya: “Maka apabila telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain nya, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”. d. Dzikir dan doa sebagai media mengadu kepada Allah Dzikir dan doa memiliki hubungan yang sangat erat. Allah akan memuliakan umatnya yang berdoa semenjak mereka hidup hingga diakhirat. Memohonlah hanya kepada Allah disaat hati gundah maupun lapang. Doa yang baik tidak terlepas dari mengingat, memuji kebesaran serta keagungan-Nya (Haq,2011). e. Dzikir media untuk pasrah kepada Allah Berdzikir membuat seseorang terus ingat kepada Sang Khalik. Mereka akan senantiasa bahagia dan ridha terhadap apa yang diberikan Allah kepadanya (Haq, 2011) f. Dzikir secara emosional dapat memunculkan emosi-emosi positif, seperti perasaan cinta, bahagia, dan nikmat (Subandi, 2009) g. Dzikir memberikan ketenangan , ketentraman , menurunkan rasa cemas, stres serta depresi (Haryanto, 2002) h. Dzikir secara fungsional dapat sebagai tempat menetramkan jiwa, obat penyakit hati serta mampu mendatangkan kebahagiaan bagi individu yang mengamalkannya ( Syukur, 2006 )

Tidak ada komentar: