Grief adalah reaksi normal akibat kehilangan dan merupakan pengalaman yang
sangat personal. Menurut Aiken (1994, dalam Fahransa,2008) faktor - faktor yang
mempengaruhi proses terjadinya grief antara lain: Hubungan dengan orang yang
meninggal; kepribadian; jenis kelamin orang yang ditinggalkan, serta konteks budaya
dimana kematian terjadi. Papalia (2007) mengatakan bahwa grief merupakan sebuah
pengalaman yang sangat universal, namun dapat dipengaruhi oleh konteks budaya.
Menurut Turner& Helms (1995,dalam Fahransa, 2008) durasi dan insensitas
Grief bervariasi tergantung siapa yang meninggal, serta kapan peristiwa tersebut terjadi.
Jika kematian dianggap wajar, seperti pada orang lanjut usia yang meninggal dunia
intensitas durasi dari grief tidak sebesar kehilangan secara mendadak karena
meninggalkan efek psikologis yang sangat dalam.
Shapiro (2008) berpendapat bahwa durasi grief bergantung pada banyak faktor
seperti : kelekatan (attachment) serta cinta terhadap orang yang meninggal, selain itu
adanya kesiapan psikologis atas kehilangan tersebut. Orang dewasa biasanya dapat
mengatasi grief dua hingga tiga tahun pasca kematian, terutama kematian pasangan (
Shapiro,2008), akan tetapi dampak kematian anak terhadap orang tua yang ditinggalkan
memiliki dampak yang lebih parah. . Masalah emosional yang dialami orang tua akibat
kematian anak seringkali muncul hingga 10 tahun setelah peristiwa kematian, dan
bereavement yang dialami melibatkan proses grief yang berlangsung seumur hidup
(Shapiro,2008) . Pria mengalami grief yang berbeda dengan wanita (Shander,1998). Perbedaan ini
disebabkan baik pria maupun wanita telah disosialisasikan dengan peran tertentu. Pria
disosialisasikan untuk menjadi tidak emosional , mandiri dan memilikin kontrol diri.
Sementara wanita disosialisasikan untuk menjadi pengasuh dan memiliki empati.
Wanita diharapkan memiliki kepekaaan terhadap perasaan orang lain, karena secara
tradisional wanita diharapkan menjadi istri serta ibu untuk mengurus anak-anak.
(Sarwono, 1999)
Perbedaan sosialisasi peran ini juga mempengaruhi grief yang dirasakan oleh
orang tua ketika mengalami kematian anak. Ayah harus menunjukan kontrol diri yang
kuat dan tidak boleh menangis dibandingkan ibu (Shander,1998)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar