Organ reproduksi wanita dibagi menjadi dua yaitu organ reroduksi dalam
dan luar (Widyastuti, 2012).
1) Organ reproduksi luar
a. Mons veneris (Rambut Kemaluan)
Merupakan suatu bangunan yang terdiri atas kulit yang di bawahnya
terdapat jaringan lemak menutupi tulang kemaluan/simphisis. Mons veneris
ditutupi rambut kemaluan. Fungsi Mons veneris adalah sebagai pelindung
terhadap benturan-benturan dari luar dan dapat menghindari infeksi dari luar
dan berfungsi untuk melindungi alat genetalia dari masuknya kotoran selain itu
untuk estetika (Irianto, 2014).
b. Labia Mayora (bibir besar)
Terdiri atas bagian kanan dan kiri lonjong mengecil ke bawah dan
bersatu di bagian bawah. Bagian luar labia mayora terdiri dari kulit berambut,
kelenjar lamak, dan kelenjar keringat. Bagian dalamnya tidak berambut dan
mengandung kelenjar lemak, bagian ini mengandung banyak ujung syaraf
sehingga sensitif terhadap hubungan seks. Berfungsi untuk menutupi organorgan genetalia di dalamnya dan mengeluarkan cairan pelumas pada saat
menerima rangsangan seksual (Irianto, 2014).
c. Labia Minora (bibir kecil)
Merupakan lipatan kecil di bagian dalam labia mayora. Bagian depannya
mengelilingi klitoris. Kedua labia ini mempunyai pembuluh darah, sehingga
dapat menjadi besar saat keinginan seks bertambah. Labia ini analog dengan
kulit skrotum pada pria. Berfungsi untuk menutupi organ-organ genetalia di
dalamnya serta merupakan daerah erotik yang mengandung pambuluh darah
dan syaraf (Irianto, 2014). d. Klitoris
Merupakan bagian yang erektil, seperti penis pada wanita. Mengandung
banyak pembuluh darah dan serat saraf sehingga sangat sensitif saat hubungan
seks (Irianto, 2014).
e. Vestibulum (Vestibula)
Bagian kelamin ini dibatasi oleh kedua labia kanan-kiri dan bagian atas
oleh klitoris serta bagian belakang pertemuan labia minora. Pada bagian
vestibulum terdapat muara vagina (liang senggama), saluran kencing, kelenjar
Bartholini dan kelenjar Skene. Berfungsi untuk mengeluarkan cairan apabila ada
rangsangan seksual yang berguna untuk melumasi vagina pada saat
bersenggama (Irianto, 2014).
f. Himen (selaput dara)
Merupakan selaput tipis yang menutupi sebagian lubang vagina luar.
Pada umumnya himen berlubang sehingga menjadi saluran aliran darah
menstruasi atau cairan yang dikeluarkan oleh kelenjar rahim dan kelenjar
endometrium (lapisan dalam rahim) (Widyastuti, 2012).
2) Organ Reproduksi dalam
a. Vagina (Liang Kemaluan)
Merupakan saluran muskulo-membranasea (otot-selaput) yang
menghubungkan rahim dengan dunia luar. Bagian ototnya berasal dari otot
levator ani dan otot sfingter ani (otot dubur) sehingga dapat dikendalikan dan
dilatih. Dinding vagina mempunyai lipatan sirkuler (berkerut) yang disebut
“rugae”. Berfungsi sebagai sebagai jalan lahir bagian lunak, sebagai sarana hubungan seksual, saluran untuk mengalirkan lendir dan darah menstruasi
(Irianto, 2014).
b. Rahim (Uterus)
Bentuk rahim seperti buah pir atau alpukat, dengan berat sekitar 30
gram. Terletak di panggul kecil diantara rektum (bagian usus sebelum dubur)
dan di depannya terletak kandung kemih. Hanya bagian bawahnya disangga
oleh ligamen yang kuat, sehingga bebas untuk tumbuh dan berkembang saat
kehamilan. Berfungsi sebagai alat tempat terjadinya menstruasi, sebagai alat
tumbuh dan berkembangnya hasil konsepsi, tempat pembuatan hormon misal
HCG (Irianto, 2014).
c. Tuba Fallopii (Saluran telur)
Tuba Fallopii berasal dari ujung ligamentum latum berjalan ke arah
lateral, dengan panjang sekitar 12 cm. Tuba Fallopii bukan merupakan saluran
lurus, tetapi mempunyai bagian yang lebar sehingga membedakannya menjadi
empat bagian. Tuba fallopii merupakan bagian yang paling sensitif terhadap
infeksi dan menjadi penyebab utama terjadinya kemandulan (infertilitas). Fungsi
tuba fallopii sangat vital dalam proses kehamilan, yaitu menjadi saluran tempat
bertemunya spermatozoa dan ovum, mempunyai fungsi penangkap ovum,
tempat terjadinya pembuahan (fertilitas), menjadi saluran dan tempat
pertumbuhan hasil pembuahan sebelum mampu menanamkan diri pada lapisan
dalam Rahim (Irianto, 2014). d. Indung Telur (Ovarium)
Indung telur terletak antara rahim dan dinding panggul, dan digantung
ke rahim oleh ligamentum ovarii proprium dan ke dinding panggul oleh
ligamentum infundibulo-pelvikum. Indung telur merupakan sumber hormonal
perempuan yang paling utama, sehingga mempunyai dampak keperempuanan
dalam pengatur proses menstruasi. Indung telur mengeluarkan telur (ovum)
setiap bulan silih berganti kanan dan kiri. Pada saat telur (ovum) dikeluarkan
perempuan di sebut “dalam masa subur”. Fungsi ovarium adalah sebagai
penghasil sel telur/ovum, sebagai organ yang menghasilkan hormon (estrogen
dan progesteron) (Irianto, 2014).
e. Parametrium (Penyangga rahim)
Merupakan lipatan peritonium dengan berbagai penebalan, yang
menghubungkan rahim dengan tulang panggul. Lipatan atasnya mengandung
tuba fallopii dan ikut serta menyangga indumg telur. Bagian ini sensitif terhadap
infeksi sehingga mengganggu fungsinya (Widyastuti, 2012).
2.2 Hubungan Pengetahuan dengan Kesehatan Reproduksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar