Pengetahuan diawali dari rasa ingin tahu yang ada dalam diri manusia.
Pengetahuan selama ini diperoleh dari proses bertanya dan selalu ditujukan untuk
menemukan kebenaran (Hendra, 2008).
Pengetahuan dasar tentang kesehatan reprosuksi pada remaja menurut
Kemenkes RI salah satunya yaitu pengenalan dan mengetahui tentang proses,
fungsi, dan sistem alat reproduksi. Pengetahuan dan persepsi yang salah tentang
seksualitas dan kesehatan reproduksi dapat menyebabkan remaja berperilaku berisiko terhadap kesehatan reproduksinya sehingga sangat penting untuk melihat
pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi (Kemenkes RI, 2018).
Remaja yang mempunyai pengetahuan yang benar mengenai kesehatan
reproduksi dapat berhati-hati dalam melangkah. Remaja akan dapat memberikan
penilaian mengenai patut tidaknya melakukan melakukan hubungan seksual dengan
pasangannya sebelum menikah. Penilaian yang dibuat remaja tersebut dilakukan
secara sadar bukan keterpaksaan (Imron, 2012).
Pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi sangat diperlukan oleh remaja.
Hal ini dikarenakan dengan memiliki informasi dan pengetahuan yang benar maka
remaja akan banyak mengambil manfaat. Dampak positif dari pengetahuan yang
benar mengenai kesehatan reproduksi yaitu dapat mencegah perilaku seks pranikah
serta dampaknya termasuk kehamilan tidak di inginkan, HIV/AIDS, dan IMS dapat
dicegah (Oie, 2014).
Pengetahuan yang baik tentang kesehatan reproduksi dapat berpengaruh
dengan ada atau tidaknya masalah kesehatan reproduksi terutama pada remaja. Hal
tersebut sejalan dengan hasil penelitian Fitri dan Masyudi (2017) pada remaja putri
di SMA Negeri 2 Takengon didapatkan hasil p value= 0,05. Artinya, terdapat
hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kesehatan reproduksi pada
remaja putri.
Hasil penelitian Winerungan, dkk. (2013) pada remaja di SMP negeri 8
Manado didapatkan hasil bahwa pengetahuan berpengaruh dengan kejadian iritasi
vagina yang merupakan masalah kesehatan reproduksi dengan p value= 0,000.
24
Artinya, semakin kurang tingkat pengetahuan yang dimiliki remaja maka semakin
tinggi kejadian iritasi vagina yang merupakan masalah kesehatan reproduksi.
Hasil penelitian Sugiarto (2012) juga menunjukkan bahwa pengetahuan yang
kurang tentang kesehatan reproduksi dapat menimbulkan masalah kesehatan
reproduksi (kurangnya perilaku pencegaha keputihan). Dari penelitian tersebut
didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan
kesehatan reproduksi dengan perilaku pencegaha keputihan (p value= 0,008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar