Keluarga merupakan pendidik pertama dan utama bagi anaknya. Keluarga
merupakan benih akal penyusunan kematangan individu dan struktur kepribadian.
Anak-anak mengikuti orang tua dan berbagai kebiasaan dan perilaku dengan
demikian keluarga adalah elemen pendidikan lain yang paling nyata, tepat dan amat
besar (Putri dalam Andriani, dkk., 2016).
Pengetahuan dan persepsi yang salah tentang seksualitas dan kesehatan
reproduksi dapat menyebabkan remaja berperilaku berisiko terhadap kesehatan
reproduksinya. Oleh karena itu, peran orang tua dan guru menjadi penting dalam
mendampingi remaja mencari dan menemukan informasi kesehatan reproduksi
yang tepat (Kemenkes RI, 2018).
Hasil penelitian Andriani, dkk. (2016) diketahui bahwa peran kelurga
berhubungan secara signifikan dengan perilaku seksual remaja (p value= 0,004).
Dimana semakin negatif peran keluarga maka semakin besar kemungkinan mereka
untuk melakukan perilaku seksual yang berisiko. Perilaku seksual yang berisiko
tersebut dapat memperburuk kesehatan reproduksi remaja. Orang tua diharapkan memiliki pengetahuan yang cukup mendalam tentang seksual, menyediakan waktu
yang cukup, komunikasi yang baik antara orang tua dan anak sehingga remaja akan
lebih yakin dan tidak merasa canggung untuk membicarakan topik yang
berhubungan dengan kesehatan reproduksi.
Menurut Uyun (2013) orang tua diharapkan mampu mendidik anak dengan
5 fungsi, diantaranya fungsi yang pertama yaitu fungsi religius dengan mendidik dan
mengajak anak pada kehidupan yang beragama. Kedua, fungsi edukatif dengan
mengajar dan memberi informasi tentang kesehatan reproduksi pada anak. Ketiga,
fungsi protektif dengan melarang atau menghindarkan anak dari perbuatanperbuatan yang tidak diharapkan, mengawasi atau membatasi perbuatan anak
dalam hal-hal tertentu, menganjurkan untuk melakukan perbuatan yang diharapkan
mengajak bekerja sama dan saling membantu, memberi contoh yang tauladan.
Fungsi keempat yaitu fungsi sosialis dengan mempersiapkan anak menjadi
anggota masyarakat yang baik. Sehingga diperlukan fungsi sosialisasi dari orangtua
sebagai penghubung dengan kehidupan sosial dan norma-norma sosial. Kelima,
fungsi ekonomi dengan memberi nafkah dan menyediakan barang yang dibutuhkan
anak untuk kebersihan diri guna mendukung kesehatan reproduksi (Uyun, 2013).
Hasil penelitian Nurmasnyah Nurmasnyah, dkk. (2013) diketahui bahwa
peran orang tua sebagai sumber informasi kesehatan reproduksi lebih rendah
dibandingkan teman sebaya. Responden lebih suka membicarakan atau
menanyakan tentang kesehatan reproduksi kepada temannya dibandingkan orang
tuanya. Hal tersebut menunjukkan kurangnya peran keluarga dalam kesehatan
reproduksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar