Setiap organisasi tentunya menginginkan sumber daya manusia yang
terbaik, dimana sumber daya manusia tersebut dapat memberikan kontribusi yang
maksimal bagi kemajuan organisasi. Self efficacy merupakan salah satu dari
sekian banyak faktor yang menentukan sejauh mana seorang karyawan yakin akan
dirinya dan punya kemauan yang kuat untuk dapat berhasil menyelesaikan tugas
dan tanggungjawabnya yang pada akhirnya akan menghasilkan outcome positif
bagi organisasi atau perusahaan.
Self efficacy secara garis besar adalah penilaian terhadap diri sendiri
mengenai kemampuan, efisiensi, dan kompetensi yang dimiliki dalam
menghadapi kehidupan termasuk di dalamnya pekerjaan.
Berikut ini adalah beberapa pengertian dan definisi self efficacy menurut
beberapa ahli :
1. Self efficacy (juga dikenal sebagai teori kognitif sosial atau teori
pembelajaran sosial) menurut Bandura (1997) merupakan
keyakinan individual yang dalam hal ini berkemampuan untuk
mengumpulkan kognitif, motivasi, dan perilaku sumber daya yang diperlukan untuk melakukan suatu hal dalam situasi tertentu.
Dengan kata lain self efficacy adalah keyakinan seseorang bahwa
orang tersebut mampu melakukan suatu tugas tertentu.
2. Self efficacy adalah konstruksi kepribadian atau karakteristik
individu yang muncul dari teori kognitif sosial (Karatepe et al,
2007 dalam Kanten, 2014).
3. Self efficacy dianggap sebagai mekanisme dari peraturan diri
sendiri yang mengelola motivasi dan tindakan manusia - manusia
(Iskandar dan Sanusi, 2011 dalam Kanten, 2014).
4. Baron dan Byrne (2005) mendefinisikan self efficacy sebagai
evaluasi diri seseorang terhadap kemampuan atau kompetensi
untuk menyelesaikan tugas, mencapai tujuan dan mengatasi
rintangan.
5. Menurut Stajkovij dan Luthans, self efficacy mengacu pada
keyakinan individu mengenai kemampuan untuk memobilisasi
motivasi, sumber daya kognitif, dan tindakan yang diperlukan agar
mencapai keberhasilan dalam melaksanakan tugas yang diberikan
(Luthans, 2006).
Menurut teori kognitif sosial Bandura, sikap dan perilaku karyawan adalah
hasil dari kombinasi personal (self efficacy), sumber kontekstual (komponen
organisasi) dan motivasi (Salanova et al, 2011). Dengan kata lain, teori kognitif
sosial menunjukkan bahwa kinerja karyawan dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan self efficacy personal. Oleh karena itu, sangat mungkin untuk
mengekspresikan bahwa karyawan tidak dengan segera merespon lingkungan
mereka, mereka mengatur diri dan membuat rencana program masa depan oleh
self efficacy mereka karena keyakinan self efficacy mempengaruhi pikiran, reaksi
emosional, pola motivasi dan perilaku dari karyawan (Kanten, 2014).
Self efficacy dikenal sebagai kemampuan yang dirasakan tiap individu
untuk melakukan tugas atau peran tertentu dalam tempat kerja dan kehidupan
sosial. Dalam hal ini, individu perlu percaya pada kemampuan mereka masing
masing untuk dapat meraih sukses dalam profesi mereka (Bausch et al, 2014
dalam Kanten, 2014). Jika karyawan percaya pada kapasitas dan kemampuan
mereka, mereka ditandai sebagai individu dengan self efficacy tinggi (Hellriegel
dan Slocum, 2011 dalam Kanten, 2014).
Dengan demikian, karyawan dengan self efficacy kemungkinan akan puas
dengan pekerjaan mereka ketika mereka merasa berkompeten untuk melakukan
peran pekerjaan mereka secara efektif, dapat menetapkan tujuan yang lebih
menantang untuk diri mereka sendiri dan lebih baik dalam memecahkan situasi
sulit daripada mereka yang memiliki tingkat self efficacy rendah (Yakin dan Erdil,
2012 dalam Kanten, 2014). Selain itu, self efficacy mengarahkan karyawan untuk
mengerahkan usaha lebih, mengeksplorasi lingkungan mereka dan untuk dapat
menangani berbagai macam situasi stres (Noor et al, 2012 dalam Kanten, 2014).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar