Job crafting mengacu pada perubahan yang mengubah sifat tugas
pekerjaan, hubungan kerja atau persepsi kerja dengan cara - cara yang bermanfaat
bagi karyawan. Menurut Wrzesniewski dan Dutton (2001) dalam Wesseler dan
Niessen (2016), job crafting didefinisikan sebagai perubahan fisik dan kognitif
yang dilakukan oleh individu dalam tugas (task boundaries) atau relasi (relational
boundaries) pada pekerjaannya. Oleh karena itu, karyawan dapat mengubah jenis
pekerjaan, mengubah interaksi dengan orang lain di tempat kerja dan juga dapat
mengubah pandangan terkait dengan pekerjaan mereka.
Wrzesniewski dan Dutton (2001) mengklasifikasikan istilah job crafting
dalam tiga dimensi yaitu :
Task crafting, melibatkan perubahan isi dari pekerjaan
Relational crafting, melibatkan perubahan dalam kualitas dan
jumlah interaksi dengan orang lain
Cognitive crafting, melibatkan perubahan persepsi pekerjaan
Di sisi lain, Tims et al., (2012) telah mengkonsepkan job crafting dalam
model kerangka teori job demand – job resources (JD-R) yang menekankan pada
perubahan yang dapat dibuat karyawan untuk menyeimbangkan tuntutan
pekerjaan mereka dan sumber daya pekerjaan dengan kebutuhan pribadi mereka
(Akın et al., 2014 dalam Kanten 2014). Menurut pendekatan ini, Tims et al.,
(2012) memiliki klasifikasi job crafting yang terdiri dari empat dimensi sebagai
berikut :
Meningkatkan sumber pekerjaan struktural
Meningkatkan sumber daya sosial pekerjaan
Meningkatkan tuntutan pekerjaan yang menantang
Menurunkan tuntutan pekerjaan yang menghalangi
Sesuai dengan model (JD-R), job crafting termasuk meningkatkan sumber
daya pekerjaan struktural dan meningkatkan sumber daya sosial pekerjaan (Arts
2012). Tujuan dari meningkatkan sumber daya pekerjaan struktural adalah
mengembangkan kemampuan karyawan, membuat mereka mencoba untuk belajar
hal - hal baru dan menggunakan otonomi mereka dalam proses kerja.
Meningkatkan sumber daya sosial pekerjaan membuat karyawan mencari
masukan dan saran dari rekan-rekan kerja mereka dan supervisor (Tims et al,
2012). Dalam (JD-R) model, aspek job crafting juga meliputi peningkatan
tuntutan pekerjaan yang menantang dan penurunan tuntutan pekerjaan yang
menghalangi. Tujuan meningkatkan tuntutan pekerjaan yang menantang adalah
untuk mendorong karyawan melakukan tugas tambahan tanpa menerima atau
meminta kompensasi tambahan dan secara sukarela bekerja pada proyek - proyek baru. Penurunan tuntutan pekerjaan yang menghalangi bertujuan agar karyawan
meminimalkan kontak dengan individu yang bermasalah dan menghindarkan
mereka dari proses pengambilan keputusan yang sulit dan beban kerja yang berat
(Rokitowski, 2012 dalam Kanten, 2014). Dalam penelitian ini, konsep job crafting
yang digunakan adalah konsep job crafting menurut Tims et al (2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar