Secara etimologi, konflik (conflict) berasal dari bahasa latin
configere yang berarti saling memukul. Menurut Antonius, dkk (2002: 175)
konflik adalah suatu tindakan salah satu pihak yang berakibat
menghalangi, menghambat, atau mengganggu pihak lain dimana hal ini
dapat terjadi antar kelompok masyarakat ataupun dalam hubungan antar
pribadi. Hal ini sejalan dengan pendapat Morton Deutsch, seorang pionir
pendidikan resolusi konflik (Bunyamin Maftuh, 2005: 47) yang
menyatakan bahwa dalam konflik, interaksi sosial antar individu atau
kelompok lebih dipengaruhi oleh perbedaan daripada oleh persamaan.
Sedangkan menurut Scannell (2010: 2) konflik adalah suatu hal alami dan
normal yang timbul karena perbedaan persepsi, tujuan atau nilai dalam
sekelompok individu.
Hunt and Metcalf (1996: 97) membagi konflik menjadi dua jenis,
yaitu intrapersonal conflict (konflik intrapersonal) dan interpersonal
conflict (konflik interpersonal). Konflik intrapersonal adalah konflik yang
terjadi dalam diri individu sendiri, misalnya ketika keyakinan yang
dipegang individu bertentangan dengan nilai budaya masyarakat, atau
keinginannya tidak sesuai dengan kemampuannya. Konflik intrapersonal ini
bersifat psikologis, yang jika tidak mampu diatasi dengan baik dapat
14
menggangu bagi kesehatan psikologis atau kesehatan mental (mental
hygiene) individu yang bersangkutan. Sedangkan konflik interpersonal
ialah konflik yang terjadi antar individu. Konflik ini terjadi dalam setiap
lingkungan sosial, seperti dalam keluarga, kelompok teman sebaya,
sekolah, masyarakat dan negara. Konflik ini dapat berupa konflik antar
individu dan kelompok, baik di dalam sebuah kelompok (intragroup
conflict) maupun antar kelompok (intergroup conflict). Dalam penelitian ini
titik fokusnya adalah pada konflik sosial remaja, dan bukan konflik dalam
diri individu (intrapersonal conflict)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar