Sejumlah penelitian yang terkait hubungan ini adalah: (1) Suryanita (2006)
pada pengusaha industri pakaian jadi di Kota Semarang, dimana orientasi
kewirausahaan mempunyai efek positif dan signifikan terhadap kinerja pemasaran, (2)
Suci (2006) pada kabupaten/kota yang memiiliki industri kecil menengah (IKM)
Bordir di Provinsi Jawa Timur dengan 365 responden, dimana temuannya orientasi
kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha pada IKM
81
border di Provinsi Jawa Timur, (3) Risnawati dan Noermijati (2011) pada koperasi
primer di Kota Palu Sulawesi Tengah, yang menyatakan orientasi kewirausahaan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja koperasi, baik kinerja keuangan
maupun kinerja non keuangannya, dan (4) Rudy dan Soegianto (2013) pada
karyawan/pemilik PT. Mentari Esa Cipta di Jakarta sejalan dengan studi ini, dimana
hasilnya ternyata ada pengaruh positif dan signifikan antara orientasi kewirausahaan
terhadap kinerja kewirausahaan pada PT. Mentari Esa Cipta.
Demikian juga penelitian Yang (2006) pada UKM di Taiwan, yang
menyatakan bahwa gaya kepemimpinan transformasional dan orientasi kewirausahaan
yang tinggi dapat memberi kontribusi terhadap kinerja bisnis yang lebih tinggi.
Penelitian Callaghan (2009) di kota Johannesburg, tentang dimensi orientasi
kewirausahaan serta efek dari faktor-faktor kontekstual tertentu pada asosiasi
pedagang kaki lima (PKL) dengan mengukur kinerja kewirausahaan. Orientasi
kewirausahaan diuji melalui penyelidikian faktor-faktor kontekstual yang membentuk
orientasi kewirausahaan dan memberikan kontribusi terhadap kinerja kewirausahaan.
Hasil penelitian menyatakan bahwa orientasi kewirausahaan sangat terkait dengan
peningkatan pendapatan PKL seiring dengan kemampuan pimpinan dalam
pengambilan keputusan atau risiko
Tidak ada komentar:
Posting Komentar