Terdapat dua faktor yang menyebabkan adanya kecemasan, yaitu
pengalaman yang negatif pada masa lalu dan fikiran yang tidak rasional
(Ghufron & Risnawita, 2011: 145).
1. Pengalaman negatif pada masa lalu
Pengalaman ini merupakan hal yang tidak menyenangkan pada
masa lalu mengenai peristiwa yang dapat terulang lagi pada masa
mendatang, apabila individu tersebut mengahadapi situasi atau kejadian
yang sama dan juga tidak menyenangkan, misalnya pernah gagal dalam
tes. Hal tersebut merupakan pengalaman umum yang menimbulkan
kecemasan siswa dalam mengahadapi tes.
2. Pikiran yang tidak Rasional
Para psikolog memperdebatkan bahwa kecemasan terjadi bukan
karena suatu kejadian, melainkan kepercayaan atau keyakinan tentang
kejadian itulah yang menjadi penyebab kecemasan.
Elis (dalam Ghufron & Risnawita, 2011: 146) memberi daftar
kepercayaan atau keyakinan kecemasan sebagai contoh dari pikiran tidak
rasional yang disebut buah pikiran yang keliru, yaitu kegagalan katastropik,
kesempurnaan, persetujuan, dan generalisasi yang tidak tepat.
1. Kegagalan Katastropik
Kegagalan katastropik adalah adanya asumsi dari diri individu bahwa
akan terjadi sesuatu yang buruk pada dirinya. Individu mengalami
kecemasan dan perasaan-perasaan ketidakmampuan serta tidak
sanggup mengatasi permasalahannya.
2. Kesempurnaan
Setiap individu menginginkan kesempurnaan. Individu ini
mengharapkan dirinya berperilaku sempurna dan tidak ada ada cacat.
Ukuran kesempurnaan dijadikan target dan sumber inspirasi bagi
individu tersebut.
3. Persetujuan
Persetujuan adalah adanya keyakinan yang salah didasarkan pada ide
bahwa terdapat hal virtual yang tidak hanya diinginkan, tetapi juga
untuk mencapai persetujuan dari sesama teman atau siswa.
4. Generalisasi yang tidak tepat
Keadaan ini juga memberi istilah generalisasi yang berlebihan. Hal ini
terjadi pada orang yang mempunyai sedikit pengalaman.
Secara umum faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya kecemasan
adalah faktor internal dan faktor eksternal, faktor internal meliputi tingkat
religiusitas yang rendah, rasa pesimis, takut gagal, pengalaman negatif masa
lalu, dan pikiran yang tidak rasional. Sementara faktor eksternal seperti
kurangnya dukungan sosial.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan antara lain, adalah
sebagai berikut (Murdiningsih & Ghofur, 2013: 185-187):
a. Faktor-faktor instrinsik, antara lain:
1. Usia
Gangguan kecemasan dapat terjadi pada semua usia, lebih sering
pada usia dewasa dan lebih banyak pada wanita. Sebagian besar
kecemasan terjadi umur 21-45 tahun.
2. Pengalaman menjadi pengobatan
Pengalaman awal dalam pengobatan merupakan pengalamanpengalaman
yang sangat berharga yang terjadi pada individu
terutama untuk masa-masa yang akan datang. Pengalaman awal
ini sebagai bagian penting dan bahkan sangat menentukan bagi
kondisi mental individu di kemudian hari. Apabila pengalaman
individu tentang kemotrapi kurang, maka cnederung
mempengaruhi peningkatan kecemasan saat mengahadapi
tindakan kemotrapi.
3. Konsep diri dan peran
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian
yang diketahui individu terhadap dirinya dan mempangaruhi
individu berhubungan dengan orang lain. Peran adalah pola sikap
perilaku dan tujuan yang diharapkan dari seseorang berdasarkan
peran seperti kejelasan perilaku dan pengatahuan yang sesuai
dengan peran, konsisitensi respon yang orang yang sesuai dengan
yang berarti terhadap peran, kesesuaian dan keseimbangan antara
yang dijalaninya. Juga keselarasan budaya dan harapan individu
trhadap perilaku peran. Seseorang yang mempunyai peran ganda
baik dalam keluarga atau masyarakat memiliki kecenderungan
mengalami kecemasan yang berlebih disebabkan konsentrasi
terganggu.
b. Faktor-faktor ekstrinsik, antara lain:
1) Kondisi medis (diagnosis penyakit)
Terjadinya gejala kecemasan yang berhubungan dengan kondisi
medis sering ditemukan walaupun indensi gangguan bervariai
untuk masing-masing kondisi medis.
2) Tingkat pendidikan
Pendidikan bagi setiap orang memiliki arti masing-masing.
Pendidikan pada umumnya berguna dalam merubah pola pikir,
pola bertingkah laku dan pola pengambilan keputusan. Tingkat
pendidikan yang cukup akan lebih mudah dalam mengidentifikasi
stresor dalam diri sendiri maupun dari luar dirinya. Tingkat
pendidikan juga mempengaruhi kesadaran dan pemahaman
terhadap stimulus.
3) Akses informasi
Adalah pemberitahuan tentang sesuatu agar orang membentuk
pendapatnya berdasarkan sesuatu yang dikatahuinya. Informasi
adalah segala penjelasan yang didapatkan pasien sebelum
pelaksanaan tindakan kemoterapi, terdiri dari tujuan kemoterapi,
proses kemoterapi, resiko dan komplikasi serta alternaif tindakan
yang tersedia, serta proses administrasi.
4) Proses adaptasi
Tingkat adaptasi manusia dipengaruhi oleh stimulus internal dan
eksternal yang dihadapi individu dan membutuhkan respon
perilaku yang terus menerus. Proses adaptasi sering menstimulasi
individu untuk mendapatkan bantuan dari sumber-sumber di
lingkungan.
pengalaman yang negatif pada masa lalu dan fikiran yang tidak rasional
(Ghufron & Risnawita, 2011: 145).
1. Pengalaman negatif pada masa lalu
Pengalaman ini merupakan hal yang tidak menyenangkan pada
masa lalu mengenai peristiwa yang dapat terulang lagi pada masa
mendatang, apabila individu tersebut mengahadapi situasi atau kejadian
yang sama dan juga tidak menyenangkan, misalnya pernah gagal dalam
tes. Hal tersebut merupakan pengalaman umum yang menimbulkan
kecemasan siswa dalam mengahadapi tes.
2. Pikiran yang tidak Rasional
Para psikolog memperdebatkan bahwa kecemasan terjadi bukan
karena suatu kejadian, melainkan kepercayaan atau keyakinan tentang
kejadian itulah yang menjadi penyebab kecemasan.
Elis (dalam Ghufron & Risnawita, 2011: 146) memberi daftar
kepercayaan atau keyakinan kecemasan sebagai contoh dari pikiran tidak
rasional yang disebut buah pikiran yang keliru, yaitu kegagalan katastropik,
kesempurnaan, persetujuan, dan generalisasi yang tidak tepat.
1. Kegagalan Katastropik
Kegagalan katastropik adalah adanya asumsi dari diri individu bahwa
akan terjadi sesuatu yang buruk pada dirinya. Individu mengalami
kecemasan dan perasaan-perasaan ketidakmampuan serta tidak
sanggup mengatasi permasalahannya.
2. Kesempurnaan
Setiap individu menginginkan kesempurnaan. Individu ini
mengharapkan dirinya berperilaku sempurna dan tidak ada ada cacat.
Ukuran kesempurnaan dijadikan target dan sumber inspirasi bagi
individu tersebut.
3. Persetujuan
Persetujuan adalah adanya keyakinan yang salah didasarkan pada ide
bahwa terdapat hal virtual yang tidak hanya diinginkan, tetapi juga
untuk mencapai persetujuan dari sesama teman atau siswa.
4. Generalisasi yang tidak tepat
Keadaan ini juga memberi istilah generalisasi yang berlebihan. Hal ini
terjadi pada orang yang mempunyai sedikit pengalaman.
Secara umum faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya kecemasan
adalah faktor internal dan faktor eksternal, faktor internal meliputi tingkat
religiusitas yang rendah, rasa pesimis, takut gagal, pengalaman negatif masa
lalu, dan pikiran yang tidak rasional. Sementara faktor eksternal seperti
kurangnya dukungan sosial.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan antara lain, adalah
sebagai berikut (Murdiningsih & Ghofur, 2013: 185-187):
a. Faktor-faktor instrinsik, antara lain:
1. Usia
Gangguan kecemasan dapat terjadi pada semua usia, lebih sering
pada usia dewasa dan lebih banyak pada wanita. Sebagian besar
kecemasan terjadi umur 21-45 tahun.
2. Pengalaman menjadi pengobatan
Pengalaman awal dalam pengobatan merupakan pengalamanpengalaman
yang sangat berharga yang terjadi pada individu
terutama untuk masa-masa yang akan datang. Pengalaman awal
ini sebagai bagian penting dan bahkan sangat menentukan bagi
kondisi mental individu di kemudian hari. Apabila pengalaman
individu tentang kemotrapi kurang, maka cnederung
mempengaruhi peningkatan kecemasan saat mengahadapi
tindakan kemotrapi.
3. Konsep diri dan peran
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian
yang diketahui individu terhadap dirinya dan mempangaruhi
individu berhubungan dengan orang lain. Peran adalah pola sikap
perilaku dan tujuan yang diharapkan dari seseorang berdasarkan
peran seperti kejelasan perilaku dan pengatahuan yang sesuai
dengan peran, konsisitensi respon yang orang yang sesuai dengan
yang berarti terhadap peran, kesesuaian dan keseimbangan antara
yang dijalaninya. Juga keselarasan budaya dan harapan individu
trhadap perilaku peran. Seseorang yang mempunyai peran ganda
baik dalam keluarga atau masyarakat memiliki kecenderungan
mengalami kecemasan yang berlebih disebabkan konsentrasi
terganggu.
b. Faktor-faktor ekstrinsik, antara lain:
1) Kondisi medis (diagnosis penyakit)
Terjadinya gejala kecemasan yang berhubungan dengan kondisi
medis sering ditemukan walaupun indensi gangguan bervariai
untuk masing-masing kondisi medis.
2) Tingkat pendidikan
Pendidikan bagi setiap orang memiliki arti masing-masing.
Pendidikan pada umumnya berguna dalam merubah pola pikir,
pola bertingkah laku dan pola pengambilan keputusan. Tingkat
pendidikan yang cukup akan lebih mudah dalam mengidentifikasi
stresor dalam diri sendiri maupun dari luar dirinya. Tingkat
pendidikan juga mempengaruhi kesadaran dan pemahaman
terhadap stimulus.
3) Akses informasi
Adalah pemberitahuan tentang sesuatu agar orang membentuk
pendapatnya berdasarkan sesuatu yang dikatahuinya. Informasi
adalah segala penjelasan yang didapatkan pasien sebelum
pelaksanaan tindakan kemoterapi, terdiri dari tujuan kemoterapi,
proses kemoterapi, resiko dan komplikasi serta alternaif tindakan
yang tersedia, serta proses administrasi.
4) Proses adaptasi
Tingkat adaptasi manusia dipengaruhi oleh stimulus internal dan
eksternal yang dihadapi individu dan membutuhkan respon
perilaku yang terus menerus. Proses adaptasi sering menstimulasi
individu untuk mendapatkan bantuan dari sumber-sumber di
lingkungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar