Meskipun Activity based costing memberikan
alternatif penelusuran biaya ke produk individual secara lebih baik, tetapi juga
mempunyai keterbatasan yang harus diperhatikan oleh manajer sebelum
menggunakannya untuk menghitung biaya produk. Menurut
Henry Simamora (2005) memaparkan keterbatasan
Activity based costing adalah
sebagai berikut :
1.
Alokasi.
Walaupun
tersedia data aktivitas, beberapa biaya kemungkinan membutuhkan alokasi ke
departemen dan produk berdasarkan ukuran volume arbitrer karena pencarian
aktivitas yang menyebabkan timbulnya biaya mungkin tidak akan praktis.
2.
Penghilangan biaya.
Beberapa
biaya yang diidentifikasi dengan produk tertentu dihilangkan dari analisis.
Aktivitas-aktivitas yang menyebabkan biaya seperti itu dapat meliputi
pemasaran, periklanan, riset, dan pengembangan, rekayasa produk, dan klaim
garansi. Biaya tambahan akan sekadar ditelusuri ke masing- masing produk dan
ditambahkan ke biaya pabrikasi guna menentukan jumlah biaya produk. Pada
dasarnya, biaya administratif dan pemasaran tidak dimasukan ke dalam biaya
produk karena persyaratan pelaporan keuangan menurut prinsip akuntansi yang
berlaku di Indonesia bahwa biaya tersebut dimasukkan sebagai biaya periode.
3.
Beban dan waktu yang dikonsumsi.
Sistem
Activity based costing sangat mahal
untuk dikembangkan dan diimplementasikan. Sistem ini juga sangat memakan waktu.
Sebagaimana sebagian besar sistem akuntansi dan manajemen yang inovatif
lainnya, sistem Activity based costing
memakan waktu lebih dari satu tahun untuk dikembangkan dan diterapkan secara
berhasil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar