Jika perusahaan menggunakan pendekatan Activity based costing dalam penentuan
biaya produknya, full cost of product mencakup total biaya desain dan
pengembangan produk (seperti biaya desain, biaya pengujian produk), biaya
produksi (facility sustaining activity costs + product sustaining activity costs
+ batch related activity cost + unit level activity costs) ditambah dengan biaya
dukungan logistik (biaya iklan, biaya distribusi + biaya garansi produk).
Penjelasan mengenai full cost dengan pendekatan activity based costing sebagai berikut :
Dari uraian yang membentuk biaya produk dengan
pendekatan full costing, variable costing, dan activity based costing, dapat disajikan ringkasan perkembangan
metode penentuan biaya produk (costing method) seperti tampak pada table berikut
:
Tabel 2.1.
Beda Fulll Costing Method dengan Activity
based costing Method Full Costing Method Activity based costing Method
Full Costing Method
|
Activity based costing Method
|
|
Tujuan
|
Inventory valuation
|
Product costing
|
Lingkup
|
Tahap produksi
|
Tahap desain, tahap produksi, dan tahap
dukungan logistik
|
Fokus
|
Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung
|
Biaya overhead pabrik
|
Periode
|
Periode akuntansi
|
Daur hidup produk
|
Teknologi Informasi yang Digunakan
|
Metode manual
|
Komputer Telekomunikasi
|
Sumber : Mulyadi, 2001 : 53
Menurut Mulyadi (2001) Rincian biaya setiap jenis
aktivitas desain,produksi dan distribusi produk dalam lingkungan manufaktur
maju adalah sebagai berikut :
1. Unit Level Activity Costs
Biaya ini dipengaruhi oleh jumlah unit produk yang
dihasilkan. Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya energi, dan
biaya angkutan adalah contoh biaya yang termasuk dalam golongan ini. Biaya ini dibebankan
kepada produk berdasarkan jumlah unit produk yang dihasilkan.
2. Batch Related Activity
Costs
Biaya ini berhubungan dengan jumlah batch produk yang
diproduksi. Setup costs yang merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkanmesin
sebelum suatu order produksi diproses, biaya angkutan bahan baku dalam pabrik,
biaya inspeksi, biaya order pembelian adalah contoh biaya yang termasuk dalam
golongan biaya ini. Besar atau kecilnya biaya ini tergantung dari frekuensi
order produksi yang diolah oleh fungsi produksi. Biaya ini tidak dipengaruhi
oleh jumlah unit produk yang diproduksi dalam setiap order produksi.
3. Product Sustaining Activity
Costs
Biaya ini berhubungan dengan penelitian yang
dilaksanakan oleh perusahaan atau biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
mempertahankan produk agar tetap dapat dipasarkan. Biaya ini tidak terpengaruh
oleh jumlah unit produk yang diproduksi dan jumlah batch produksi yang dilaksanakan
oleh divisi penjual. Contoh biaya ini adalah biaya desain produk, desain proses
pengolahan produk, pengujian produk. Biaya ini dibebankan kepada produk
berdasarkan taksiran jumlah unit produk tertentu yang akan dihasilkan selama
umur produk tersebut (product life cycle).
4. Facility Sustaining
Activity Costs
Biaya ini berhubungan dengan kegiatan untuk
mempertahankan kemampuan perusahaan dalam memproduksi produk-produknya. Biaya depresiasi
dan amortisasi, biaya asuransi, biaya gaji karyawan kunci perusahaan adalah
contoh jenis biaya yang termasuk dalam golongan facility sustaining activity
costs. Biaya ini dibebankan kepada produk atas dasar taksiran unit produk yang
dihasilkan pada kapasitas normal divisi penjual.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar