Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah nilai barang dan jasa
akhir yang diproduksi dalam suatu perekonomian di satu daerah atau Provinsi.
Perhitungan PDRB yang sering juga disebut Pendapatan Regional dapat dilakukan
dengan 3 (tiga) pendekatan yaitu pendekatan pendekatan pendapatan, pendekatan
pengeluaran dan pendekatan produksi.
Perhitungan PDRB dengan pendekatan pendapatan dilakukan dengan
menjumlahkan semua balas jasa yang diterima oleh faktor produksi, yaitu upah
dan gaji dan surplus usaha, penyusutan dan pajak tidak langsung neto. Sektor
pemerintahan dan usaha yang sifatnya tisak mencari untung, surplus usaha tidak
diperhitungkan. Perhitungan PDRB dengan pendekatan pengeluaran dilakukan dengan
menjumlahkan seluruh pengeluaran para pelaku ekonomi atas barang dan jasa yang
diproduksi dalam perekonomian satu daerah.
Perhitungan PDRB menurut pengeluaran diperinci menjadi 6 kelompok
yaitu : (1) Pengeluaran konsumsi rumah tangga; (2) Pengeluaran konsumsi lembaga
swadaya yang tidak mencari keuntungan; (3) Pengeluaran konsumi pemerintah; (4)
Pembentukan modal tetap bruto (investasi); (5) Perubahan stok dan (6) Net
ekspor (ekspor dikurangi impor).
Perhitungan output pada perekonomian dengan pendekatan pengeluaran
dijelaskan dalam persamaan berikut.
Y atau PDRB = C + I + G + NX
dimana Y atau PDRB adalah Produk Domestik Regional Bruto; C adalah
konsumsi; I adalah investasi; G adalah pengeluaran pemerintah; dan NX adalah
ekspor neto (ekspor dikurangi impor).
Perhitungan PDRB dengan pendekatan produksi dilakukan dengan
menjumlahkan nilai tambah barang dan jasa yang diproduksi oleh sektor-sektor
dalam perekonomian dengan cara mengurangkan biaya antara dari nilai total
produksi bruto sektor antara atau sub sektor tersebut (Tarigan 2009). Nilai
tambah merupakan selisih antara nilai produksi (output) dengan biaya antara
(intermediate cost). Pada umumnya sektor-sektor perekonomian dikelompokkan
menjadi 9 sektor atau lapangan usaha yaitu : (1) Pertanian; (2) Pertambangan
dan Penggalian; (3) Industri; (4) Listrik, Gas dan Air Minum; (5) Bangunan; (6)
Perdagangan, Hotel dan Restoran; (7) Pengangkutan dan Komunikasi; (8) Keuangan,
Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan dan Tanah serta Jasa Perumahan dan (9) Jasa
Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan.
Perhitungan PDRB dengan pendekatan produksi didasarkan pada fungsi
produksi Cobb-Douglas. Fungsi produksi Cobb-Douglas menyatakan bahwa pendapatan
nasional yang dibagi diantara modal dan tenaga kerja adalah tetap konstan
selama periode yang panjang. Fungsi produksi Cobb-Douglas memiliki skala hasil
konstan, yaitu jika modal dan tenaga kerja meningkat dalam proporsi yang sama, maka output meningkat menurut proporsi
yang sama pula (Mankiw, 2006).
Fungsi produksi Cobb-Douglas mempunyai unsur yaitu :
Pendapatan Modal = MPK x K = ∝Y
Pendapatan Tenaga Kerja = MPL x L = (1 - ∝)Y
dimana ∝ adalah konstanta
antara nol dan satu yang mengukur bagian pendapatan yang dihasilkan oleh modal
dan (1 - ∝) menentukan
bagian pendapatan yang dihasilkan oleh tenaga kerja. MPK adalah marginal
product of capital (produksi marginal modal) yaitu jumlah output tambahan yang
diperoleh perusahaan dari satu unit modal tambahan. MPL adalah marginal product
of labour (produksi marginal tenaga kerja) yaitu jumlah output tambahan yang
diperoleh perusahaan dari satu unit tenaga kerja tambahan. K adalah modal; L
adalah tenaga kerja dan Y adalah pendapatan nasional.
Fungsi Cobb-Douglas yang memenuhi unsur diatas adalah :
F(K, L) = A K∝ L
dimana A adalah parameter yang lebih besar dari nol yang mengukur
produktivitas teknologi. 1-∝
Untuk membuktikan fungsi Cobb-Douglas memiliki skala hasil konstan,
dapat dilakukan dengan mengalikan modal dan tenaga kerja dengan z konstan,
sebagai berikut :
F(zK, zL) = A(zK)∝(zL)1-∝
F(zK, zL) = Az∝K∝z 1-∝L
F(zK, zL) = Az 1-∝ ∝ z 1-∝K∝ L1-∝ karena z ∝ z 1-∝
F(zK, zL) = zAK = z maka fungsi menjadi ∝ L1-∝ kaena zAK∝ L1-∝
F(zK, zL) = zF(K, L) = zY = F(K, L) maka
Berdasarkan uraian ini, jumlah output Y meningkat sebesar z, yang
menunjukkan bahwa fungsi produksi Cob-Douglas memiliki skala hasil konstan.
Produk marginal fungsi Cobb-Douglas, terdiri dari produk marginal tenaga kerja
yaitu MPL = (1 - ∝) AK∝ L1-∝ dan produk
marginal modal adalah MPK = ∝ AK∝-1 L1-∝
Menurut teori pertumbuhan neoklasik yang dikembangkan oleh T.W. Swan
(1956) dan Robert M. Solow (1970) yang dikenal dengan model Solow-Swan output
perekonomian merupakan fungsi dari kapital, tenaga kerja dan teknologi.
Teknologi yang dimaksud adalah peningkatan skill atau kemampuan teknik sehingga
dapat meningkatkan produktivitas. Teknologi dapat pula diartikan sebagai cara
yang lebih baik untuk memproduksi barang dengan hasil atau output yang lebih
banyak dan jumlah modal (capital) dan tenaga kerja (labour) yang tetap. Dalam
model fungsi produksi Solow-Swan, teknologi dianggap fungsi dari waktu (Mankiw,
2006), sebagaimana ditunjukkan dalam persamaan fungsi produksi berikut ini.
Y = f(K,L,t)
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa Y merupakan variabel endogen
yang dipengaruhi oleh modal (K), tenaga kerja (L) dan teknologi (t). Jika modal
dan tenaga kerja makin banyak maka pendapatan dalam perekonomian akan makin
tinggi. Infrastruktur Jalan merupakan bagian dari modal yang juga mempengaruhi
pertumbuhan output dalam perekonomian. Hal ini sesuai dengan pandangan Adam
Smith (1723-1790) dalam bukunya An Inquiry into the Nature and Causes of the
Wealth of Nation (1776) yang membahas masalah pertumbuhan ekonomi dan
menyatakan bahwa untuk menjamin pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pemerintah
berkewajiban menyediakan prasarana yang dibutuhkan (Tarigan, 2009).
Pandangan Adam Smith ini diperkuat oleh John Mainard Keynes (1936)
yang menyatakan bahwa untuk menjamin pertumbuhan yang stabil, pemerintah harus
mengambil peran dalam hal kebijakan fiskal (perpajakan dan pembelanjaan
pemerintah), kebijakan moneter (tingkat suku bunga dan jumlah uang beredar) dan
pengawasan langsung. Pembangunan infrastruktur termasuk infrastruktur jalan
merupakan bagian dari kebijakan fiskal yaitu pembelanjaan pemerintah. Dalam
kerangkan ekonomi wilayah, Richardson (dalam Tarigan, 2009) menderivasikan
fungsi produksi Solow-Swan menjadi sebagai berikut :
Yi = ai ki + (1 - ai) ni + Ti
dimana Yi adalah bersarnya output; ki adalah tingkat pertumbuhan
modal; ni adalah tingkat pertumbuhan tenaga kerja; Ti adalah kemajuan
teknologi; a adalah bagian yang dihasilkan oleh faktor modal dan (1 - a) adalah
bagian yang dihasilkan oleh faktor diluar modal
Berdasarkan fungsi produksi Cobb-Douglas, teori pertumbuhan model
SolowSwan dan teori pertumbuhan ekonomi regional Richardson, menjelaskan bahwa
“teknologi” berpengaruh pada pertumbuhan perekonomian atau PDRB. Berdasarkan
definisi tenologi, pembangunan infrastruktur jalan termasuk bagian teknologi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar