Pada hakekatnya, mobilitas penduduk merupakan refleksi
perbedaan pertumbuhan dan
ketidakmerataan fasilitas pembangunan antara satu daerah dengan daerah lain. Orang-orang yang dari daerah yang
fasillitas pembangunannya
kurang akan bergerak menuju ke daerah yang mempunyai fasilitas pembangunan lebih baik.
Perpindahan tempat yang bersifat rutin (mobilitas)
berfungsi untuk saling melengkapi (complementary)
dan terjadi adanya pergerakan yang dapat diartikan sebagai interaksi. Interaksi yang berlangsung antara
daerah yang satu dengan daerah yang lain
terjadi dalam tahapan dan jarak yang tertentu sehingga menimbulkan pola keruangan (spatial pattern).
Perpindahan
dalam hal transportasi dimaksudkan pada dua kategori yaitu :Pertama: Pemindahan
bahan-bahan dan hasil produksi dengan menggunakan alat angkut. Kedua:
Mengangkut penumpang dari satu tempat ke tempat lain. Pergerakan
atau
mobilitas penduduk timbul karena adanya proses pemenuhan
kebutuhan. Kita perlu bergerak karena kebutuhan kita tidak bisa terpenuhi di
tempat kita berada. Setiap tata guna lahan atau sistem kegiatan mempunyai jenis kegiatan yang akan membangkitkan
dan manarik pergerakan dalam proses pemenuhan kebutuhan, besarnya pergerakan
sangat berkaitan erat dengan jenis dan intensitas kegiatan yang dilakukan yang
terdiri dari sistem pola kegiatan sosial, ekonomi, budaya dan lain-lain.
Pergerakan tau mobilitas ini
akan membentuk suatu pola misalnya alat pergerakan, maksud perjalanan, pilihan moda dan pilihan rute tertentu. Secara keruangan
pergerakan dibagi tiga kelompok yaitu
a. Pergerakan
internal Adalah , pergerakan tersebut
merupakan perpindahan kendaraan atau orang antara satu tempat lainnya dalam
batas-batas wilayah tertentu.
b. Pergerakan
external Adalah pergerakan dari luar
wilayah menuju wilayah tertentu atau sebaliknya
c. Pergerakan
Through Adalah pergerakan yang hanya
melewati satu wilayah tanpa berhenti pada wilayah tersebut.
Berdasarkan maksudnya diatas, pergerakan
penduduk terbagi atas pergerakan dengan maksud berbelanja, sekolah, bisnis dan
keperluan sosial (Saxena, 1989:232), maksud pergerakan akan menentukan dalam
hal ini, tujuan pergerakan dalam hal ini, tujuan pergerakan berbagi atas tujuan
utama dan tujuan pilihan (Tamin, 1997:95). yang dimaksud
dengan tujuan utama pergerakan adalah tujuan dari pergerakan rutin yang
dilakukan oleh setiap orang setiap hari, umumnya berupa tempat kerja atau
tempat pendidikan sedangkan tujuan pilihan merupakan tujuan dari pergerakan
yang tidak rutin dilakukan, misalnya ketempat rekreasi. Selain itu pergerakan
akan mengikuti pola waktu. Pada waktu tertentu, pergerakan akan menyentuh jam
sibuk (Peak Hours) karena volume pergerakan akan tinggi, yaitu
pada pagi hari dan sore hari.
Sistem pergerakan yang aman, cepat, nyaman,
murah, handal, dan sesuai lingkungannya tercipta jika pergerakan tersebut
diatur oleh sistem rekayasa dan manajemen lalu lintas yang baik yang disebut
sistem kelembagaan.
Hubungan dasar antara sistem kegiatan, sistem
jaringan dan sistem pergerakan dapat disatukan dalam beberapa urutan tahapan,
yang biasanya dilakukan secara berurutan, yaitu sebagai berikut (Tamin,
2008)
a. Aksesibilitas dan mobilitas, adalah ukuran potensial atau kesempatan untuk melakukan perjalanan
b. Pembangkit lalu lintas, Bagaimana perjalanan dapat bangkit dari suatu tata guna lahan atau dapat
tertarik ke suatu tata guna lahan.
c. Sebaran penduduk, Bagaimana
perjalanan tersebut disebarkan secara geografis di dalam daerah perkotaan.
d.
Pemilihan moda transportasi, Menentukan faktor yang
mempengaruhi pemilihan moda transportasi untuk tujuan perjalanan tertentu.
e.
Pemilihan rute, Menentukan faktor yang mempengaruhi pemilihan
rute dari setiap zona asal dan ke setiap zona tujuan
Setiap tindakan tahapan diatas sangat
penting, karena bila salah satu tahapan dilakukan akan mempengaruhi tahapan
yang lain. Dan perlu diketahui hubungan antara waktu tempuh, kapasitas dan arus
lalulintas sangat dipengaruhi oleh kapasitas rute yang ada dan jumlah arus lalu
lintas yang menggunakan rute tersebut. Pihak-pihak yang terlibat antara lain :
a. Perencana Kota, mengatur lokasi aktivitas suatu tata guna lahan agar dapat
mengatur aksesibilitas kota, yang berdampak pada bangkitan dan tarikan lalu
lintas serta besaran pergerakannya.
b. Pengelola angkutan umum, dapat mengatur pemilihan moda dengan mengatur
operasi sarana yang lebih cepat dan frekuensi lebih tinggi.
c. Ahli lalu lintas, meningkatkan kecepatan lalu lintas dan membuat perjalanan
lebih aman dengan menyediakan sarana marka, rambu, dan pengaturan persimpangan.
Peningkatan ini akan berdampak pada tata guna lahan dengan mengubah
aksesibilitas dan mobilitas serta arus lalu lintas.
d. Ahli jalan raya, melakukan perubahan perbaikan jalan dan pembuatan jalan
baru merupakan posisi yang memberi dampak besar terhadap sebaran pergerakan,
pemilihan moda dan rute, serta tata guna lahan (aksesibilitas).
E.G. Ravenstein mengemukakan beberapa teori yang terkait
dengan mobilitas
(Fellmann, dkk., 2008) yaitu:
a. Mobilitas
dan jarak artinya banyak mobilitas pada jarak yang dekat disebabkan adanya rasa
keterikatan terhadap keluarga yang ditinggalkan dan mobilitas jarak jauh lebih
tertuju ke pusat-pusat perdagangan dan industri yang penting.
b. Arus
dan arus balik artinya setiap arus mobilitas utama menimbulkan arus balik
penggantiannya.
c. Teknologi
dan mobilitas artinya teknologi menyebabkan mobilitas meningkat.
d. Motif
ekonomi merupakan dorongan utama orang melakukan mobilitas.
Mantra (1994) menyebutkan bahwa di dalam masyarakat ada
dua macam perpindahan
penduduk yang biasanya disebut dengan istilah mobilitas vertikal dan mobilitas horisontal. Mobilitas vertikal adalah
perpindahan status atau golongan
di
dalam masyarakat, sedangkan mobilitas penduduk horisontal atau geografis meliputi gerakan (movement) penduduk yang melintasi batas
wilayah tertentu dalam periode
waktu tertentu.
Mobilitas penduduk horisontal dibagi menjadi mobilitas
penduduk nonpermanen atau
mobilitas penduduk sirkuler dan mobilitas penduduk permanen. Yang termasuk ke dalam mobilitas penduduk
permanen adalah migrasi,
sedangkan mobilitas penduduk nonpermanen adalah gerak penduduk dari satu tempat menuju ke tempat lain dengan tidak ada niatan menetap di tempat tujuan. Mobilitas penduduk sirkuler dapat dibagi lagi
menjadi beberapa macam bentuk seperti
mobilitas ulang-alik (commuting), periodik, musiman dan jangka panjang. Mobilitas sirkuler ini terjadi antara desa
dengan desa, desa dengan kota
dan
kota dengan kota.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar