Untuk mengetahui produktivitas kerja dari setiap karyawan
maka perlu dilakukan sebuah pengukuran produktivitas kerja. Pengukuran
produktivitas tenaga kerja menurut sistem pemasukan fisik per orang atau per
jam kerja orang ialah diterima secara luas, dengan menggunakan metode
pengukuran waktu tenaga kerja (jam, hari atau tahun). Pengukuran diubah ke
dalam unit-unit pekerja yang diartikan sebagai jumlah kerja yang dapat dilakukan
dalam satu jam oleh pekerja yang bekerja menurut pelaksanakan standar (Sinungan,
2007).
Menurut Simamora (2004) faktor-faktor yang digunakan
dalam pengukuran produktivitas kerja meliputi kuantitas kerja, kualitas kerja
dan ketepatan waktu:
a.
Kuantitas
kerja adalah merupakan suatu hasil yang dicapai oleh karyawan dalam jumlah
tertentu dengan perbandingan standar ada atau ditetapkan oleh perusahan.
b.
Kualitas
kerja adalah merupakan suatu standar hasil yang berkaitan dengan mutu dari
suatu produk yang dihasilkan oleh karyawan dalam hal ini merupakan suatu
kemampuan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan secara teknis dengan
perbandingan standar yang ditetapkan oleh perusahaan.
c.
Ketepatan
waktu merupakan tingkat suatu aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang ditentukan,
dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu
yang tersedia untuk aktivitas lain. Ketepatan waktu diukur dari persepsi
karyawan terhadap suatu aktivitas yang disediakan diawal waktu sampai menjadi
output.
Mengukur produktivitas kerja menurut dimensi organisasi
menurut Thomas (dalam Kusnendi, 2003) yang secara matematis hubungannya
diformulasikan sebagai berikut:
Oi = g (I1,
I2, I3,….. In)
Dimana Oi adalah output, sedangkan adalah sejumlah input
yang dipergunakan dalam mencapai output tertentu. Dengan kata lain formula
diatas dapat diperjelas kepada formula yang lebih dipahami, yakni sebagai
berikut:
P = O
I
Dimana:
P = Produktivitas;
O = Output;
I = Input
Dalam Sinungan (2007) secara umum pengukuran
produktivitas berarti perbandingan yang dapat dibedakan dalam tiga jenis yang
sangat berbeda.
a.
Perbandingan-perbandingan
antara pelaksanaan sekarang dengan pelaksanaan secara historis yang tidak
menunjukan apakah pelaksanaan sekarang ini memuaskan namun hanya mengetengahkan
apakah meningkat atau berkurang serta tingkatannya.
b.
Perbandingan
pelaksanaan antara satu unit (perorangan tugas, seksi, proses) dengan lainnya.
Pengukuran seperti itu menunjukan pencapaian relatif.
c.
Perbandingan
pelaksanaan sekarang dengan targetnya dan inilah yang terbaik sebagai
memusatkan perhatian pada sasaran/tujuan.
Untuk menyusun perbandingan-perbandingan ini perlulah
mempertimbangkan tingkatan daftar susunan dan perbandingan pengukuran
produktivitas. Paling sedikit ada dua jenis tingkat perbandingan yang berbeda,
yakni produktivitas total dan produktivitas parsial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar