Sukardi (dalam
Sudantoko, 2007) menyatakan bahwa seorang wirausahawan yang berhasil mempunyai karakteristik
psikologik tertentu, yaitu:
a. Supel
dan fleksibel dalam bergaul, mampu menerima kritik dan mampu melakukan
komunikasi yang efektif dengan orang lain.
b. Mampu
dan dapat memanfaatkan kesempatan usaha yang ada.
c. Berani
mengambil resiko yang telah diperhitungkan atas hal-hal yang akan dikerjakan
serta menyenangi tugas-tugas yang efektif dengan orang lain.
d. Memiliki
pandangan ke depan, cerdik, lihai, dapat menanggapi situasi yang berubah-ubah
serta tahan terhadap situasi yang tidak menentu.
e. Mampu
menemukan sesuatu yang orisinil dari pemikiran sendiri danmampu menciptakan
hal-hal serta kreatif.
f. Mempercayai
kemampuan sendiri, kemampuan untuk bekerja mandiri, optimis dan dinamis serta
memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin.
g. Menguasai
berbagai pengetahuan maupun keterampilan dalam menyusun, menjalankan dan
mencapai tujuan organisasi usaha, manajemen umum dan berbagai bidang
pengetahuan lain yang menyangkut dunia usaha.
h. Memiliki
motivasi yang kuat untuk menyelesaikan tugasnya dengan baik mengutamakan
prestasi, selalu memperhitungkan faktor penghambat maupun penunjang, tekun,
kerja keras, teguh dalam pendirian dan berdisiplin tinggi.
i. Memperhatikan
lingkungan sosial untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik bagi semua orang.
Sebuah proses
seharusnya dilakukan untuk meningkatkan derajat keberdayaan masyarakat sampai
kepada tingkat keberdayaan masyarakat yang optimal. Secara bertingkat,
keberdayaan masyarakat menurut Susiladiharti dalam Abu Huraerah (2007) dapat
digambarkan sebagai berikut:
a. Tingkat
keberdayaan pertama adalah terpenuhinya kebutuhan dasar (basic needs)
b. Tingkat
keberdayaan kedua adalah penguasaan dan akses terhadap berbagai sistem dan
sumber yang diperlukan
c. Tingkat
keberdayaan ketiga adalah dimilikinya kesadaran penuh akan berbagai potensi,
kekuatan dan kelemahan diri dan lingkungannya.
d. Tingkat
keberdayaan keempat adalah kemampuan berpartisipasi secara aktif dalam berbagai
kegiatan yang bermanfaat bagi lingkungan yang lebih luas.
e. Tingkat
keberdayaan kelima adalah kemampuan untuk mengendalikan diri dan lingkungannya.
Tingkat kelima ini dapat dilihat dari keikutsertaan dan dinamika masyarakat
dalam mengevaluasi dan mengendalikan berbagai program dan kebijakan institusi
dan pemerintahan.
Untuk mewujudkan
derajat keberdayaan masyarakat tersebut, perlu dilakukan langkah-langkah secara
runtun dan simultan, antara lain: (1) meningkatkan suplai kebutuhan-kebutuhan
bagi kelompok masyarakat yang paling tidak berdaya (miskin), (2) upaya
penyadaran untuk memahami diri: potensi,
kekuatan, dan kelemahan, serta memahami lingkungannya, (3) pembentukan dan
penguatan institusi, terutama institusi di tingkat lokal, (4) upaya penguatan
kebijakan, dan (5) pembentukan dan pengembangan jaringan usaha/kerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar