Indikator
kinerja pegawai menurut Mahsun (2006) ada 6 macam :
a. Indikator Masukan (Input)
Indikator masukan adalah segala
sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk
menghasilkan keluaran.
b. Indikator Proses (Process)
Dalam indikator proses, organisasi
merumuskan ukuran kegiatan, baik dari segi kecepatan, ketepatan, maupun tingkat
akurasi pelaksanaan kegiatan tersebut.
c. Indikator Keluaran (Output)
Indikator keluaran adalah segala
sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berupa
fisik atau non-fisik.
d. Indikator Hasil (Outcome)
Indikator hasil adalah segala
sesuatu hasil yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka
menengah (efek langsung).
e. Indikator Manfaat (Benefit)
Indikator manfaat adalah sesuatu
yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan. Indikator kinerja
ini menggambarkan manfaat yang diperoleh dari indikator hasil.
f. Indikator Dampak (Impact)
Indikator dampak adalah pengaruh
yang ditimbulkan baik positif maupun negatif pada setiap tingkatan indikator
berdasarkan asumsi yang ditetapkan.
Berdasarkan
penelitian Pertama (2012) penilaian kinerja dapat didasarkan pada dimensi dan
indicator sebagai berikut;
a) Kehandalan
yang terdiri dari indikator Kemandirian, Kehadiran dan Kerja sama, Perilaku
kerja yang terdiri dari indikator Sikap, Adaptasi dan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3)
b) Kebiasaan
Kerja yang terdiri dari indikator Penampilan dan Kuantitas
c) Penampilan
kerja yang terdiri dari indikator Kualitas kerja dan Pengetahuan tentang kerja
d) Kepemimpinan
yang terdiri dari indikator Inisiatif pengambilan keputusan dan Potensi untuk
maju
Sedangkan
menurut Aguinis (2009) ada 2 tipe dari perilaku atau kinerja yang
menonjol,
1. Task Performance
Task performance
dilihat dari kemampuan dan keahlian individu didefinisikan sebagai aktivitas
merubah bahan baku menjadi barang atau jasa yang diproduksi oleh organisasi.
Aktivitas yang membantu proses perubahan bentuk dengan memenuhi permintaan atas
bahan baku, menyebarkan barang jadi, atau menyediakan rencana penting,
mengkoordinasi, mengawasi, atau pekerjaan karyawan yang memungkinkan organisasi
berjalan dengan efektif dan efisien.
2. Contextual Performance
(Organizational Citizenship Behaviors)
Contextual
performance dilihat dari kepribadian karyawan,
mendefinisikan perilaku yang diberikan untuk keefektifan organisasi dengan
menyediakan lingkungan yang baik dimana task
performance dapat terjadi. Contextual
performance termasuk perilaku seperti bertahan dengan semangat dan mengerahkan
upaya lebih yang diperlukan untuk menyelesaikan aktifitas tugas seseorang
dengan sukses, menjadi sukarelawan untuk melaksanakan aktifitas tugas yang
bukan merupakan pekerjaan formalnya, saling membantu, mengikuti peraturan dan
prosedur organisasi dan mendukung tujuan organisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar