Sabtu, 21 Oktober 2023

Pengertian Komitmen Afektif


Allen & Meyer (1990) mengungkapkan bahwa setiap komponen memiliki dasar yang
berbeda. Individu yang memiliki komitmen afektif tinggi masih bergabung dengan
organisasi karena keinginan untuk tetap menjadi anggota. Hal ini diperkuat oleh
Vandenberghe (2004), bahwa komitmen afektif memberikan efek kuat secara
langsung terhadap niat untuk keluar dari organisasi. Apabila komitmen afektif tinggi,
maka niat untuk keluar dari organisasi juga rendah. Individu yang memiliki dedikasi
dan loyalitas terhadap organisasi juga ditentukan oleh adanya komitmen afektif atau
keterikatan secara emosional terhadap organisasi (Rhoades dkk, 2001).
Hartmann dan Bambacas (2000) mendefinisikan bahwa komitmen afektif mengacu
kepada perasaan memiliki, merasa terikat kepada organisasi dan telah memiliki
hubungan dengan karakteristik pribadi, struktur organisasi, pengalaman bekerja
misalnya gaji, pengawasan, kejelasan peran, serta berbagai keterampilan. Buchanan
(dalam Allen dan Meyer, 1990) menjelaskan komitmen afektif sebagai keikutsertaan
suatu individu terhadap tujuan dan nilai organisasi dengan berdasarkan pada ikatan
psikologis antara individu dan organisasi tersebut.
Mowday dkk (dalam Allen dan Meyer, 1990) memiliki definisi tersendiri mengenai
komitmen afektif, yaitu suatu hubungan yang kuat antara individu dengan organisasi
atau perusahaan yang diidentifikasikan dengan keikutsertaannya dalam kegiatan
perusahaan atau organisasi. Lebih lanjut lagi Becker (dalam Allen dan Meyer, 1990)
menggambarkan komitmen afektif sebagai suatu kecenderungan untuk terikat dalam
aktivitas organisasi secara konsisten sebagai hasil dari akumulasi investasi yang
hilang jika aktivitasnya dihentikan.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa komitmen
afektif merupakan salah satu komponen dalam komitmen organisasi yang berkaitan
dengan keterikatan emosional, identifikasi, dan merasa terlibat dalam seluruh
aktivitas, tujuan, nilai suatu organisasi. Komitmen afektif merupakan kesadaran
bahwa anggota organisasi memiliki tujuan dan nilai yang sama dan selaras dengan
organisasi tempatnya bergabung. Pada tahap ini tujuan dan nilai individu memiliki
keselarasan dan kesatuan sehingga akan mempengaruhi individu untuk berdedikasi
penuh dengan loyalitasnya dan ingin tetap bergabung dengan organisasi serta
rendahnya niat untuk keluar dari organisasi.

Tidak ada komentar: