Sabtu, 21 Oktober 2023

Pengertian Kepuasan Kerja


Kepuasan kerja menurut Anoraga (1993:43) merupakan hal yang bersifat individu.
Setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan
situasi, nilai-nilai yang berlaku pada dirinya. Semakin banyak aspek-aspek dalam
pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu, maka semakin tinggi tingkat
kepuasan yang dirasakannya dan sebaliknya. Kepuasan kerja berhubungan erat
dengan sikap dari karyawan terhadap pekerjaannya, situasi kerja/kerja sama antara
pimpinan dan bawahan.
Definisi kepuasan kerja menurut Handoko (1993:193) adalah keadaan emosional
yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana karyawan memandang
pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap
pekerjaannya. Davis dan Newstrom (1996:105) menyatakan bahwa kepuasan kerja
adalah seperangkat perasaan pegawai yang menyenangkan dan tidak menyenangkan
terhadap pekerjaan mereka. Kepuasan kerja adalah persepsi seseorang terhadap
pekerjaannya, perasaan seseorang yang menyukai pekerjaannya, yang mana hal ini
dapat diketahui dari sikap dan perilakunya. Apabila seseorang merasa senang
terhadap pekerjaannya, maka ia memiliki sikap positif dan bangga serta menilai
tinggi pekerjaannya, seperti jenis pekerjaan yang menarik dan menantang, beban
kerja yang memerlukan tanggung jawab berat, seseorang akan menilai tinggi
pekerjaannya, meningkat semangat kerjanya dan dapat menimbulkan kepuasan kerja.
Seseorang akan merasa puas apabila pekerjaan yang dilakukan tersebut sesuai dengan
karakteristik pekerjaan yang diinginkan. Mas’ud (2002:120) menyebutkan bila
kepuasan kerja tidak lepas dari hakekat kerja. Kerja di artikan oleh Ma’ud sebagai
usaha manusia untuk mencapai tujuan dan seringkali dengan mendapatkan
penghasilan atau kompensasi (upah, gaji, dll) dalam kerja setiap orang bisa merasa
puas dan tidak puas. Seseorang akan merasa puas apabila telah mendapatkan apa
yang diinginkannya. Secara khusus, kepuasan kerja diartikan oleh Mas’ud (2002:120)
sebagai penilaian, perasaan atau sikap umum karyawan terhadap pekerjaannya yang
meliputi antara lain gaji, hubungan sosial di tempat kerja, lingkungan kerja dan
pekerjaan itu sendiri. Dengan demikian kepuasan kerja merupakan hasil persepsi
karyawan terhadap seberapa baik pekerjaannya dapat memuaskan kebutuhankebutuhan karyawan.
Ada dua komponen kepuasan kerja yaitu (1) kepuasan instrinsik meliputi variasi
tugas, kesempatan berkembang, kesempatan menggunakan kemampuan dan
ketrampilan, otonomi, kepercayaan, pekerjaan yang menantang dan bermakna dan
sebagainya. (2) Kepuasan ekstrinsik, meliputi gaji (upah) yang diperoleh, supervisi,
jaminan kerja, status dan prestise (Mas’ud,2002:121). Robbins (1996:91) menyatakan
“job satisfaction as an individual’s general attitude toward his or her job” (kepuasan
kerja adalah sikap seseorang terhadap pekerjaannya). Seseorang akan menunjukkan
sikap yang positif dan menyenangkan terhadap pekerjaannya jika dirinya memiliki
keyakinan bahwa dengan pekerjaannya itu ia akan mendapatkan imbalan yang sesuai
dengan yang diharapkannya. Seseorang akan merasa tidak puas apabila pada
kenyataannya imbalan yang diterima tidak sesuai dengan imbalan yang diharapkan.
Kepuasan menurut Winardi (2004:137) merupakan sebuah kondisi akhir (an and
state) yang timbul karena dicapainya tujuan tertentu.
Kepuasan kerja merupakan perasaan seseorang pekerja tentang berbagai macam
aspek kerangka kerja.. Menurut Locke yang dikutip oleh Harnanik (2005:153)
kepuasan kerja merupakan suatu keadaan emosional yang menyenangkan atau positif
yang dihasilkan dari penilaian kerja atau pengalaman kerja seseorang. Faktor penting
bagi kepuasan kerja dapat dilihat dari tiga segi (1) kepuasan pekerjaan yang
merupakan respon emosional terhadap situasi kerja; (2) kepuasan pekerjaan yang
seringkali ditentukan oleh seberapa baik hasil yang diperoleh dan diharapkan; (3)
kepuasan pekerjaan merupakan beberapa sikap yang berhubungan dengan pekerjaan.
Menurut Gomes yang dikutip oleh Yuwono (2005:75), sering istilah kepuasan
(satisfaction) dan motivasi (motivation) digunakan secara bergantian. Kepuasan dan
ketidakpuasan seseorang dengan pekerjaan merupakan keadaan yang sifatnya
subyektif yang merupakan hasil kesimpulan yang didasarkan pada suatu
perbandingan mengenai apa yang secara nyata diterima oleh pegawai dan
pekerjaannya sebagai hal yang diharapkan dan diinginkan. Dari beberapa difinisi
yang dikemukakan para ahli tersebut di atas, umumnya dikatakan bahwa kepuasan
kerja merupakan tingkat perasaan seseorang terhadap pekerjaannya dengan
mempertimbangkan dan menilai segala aspek yang ada di dalam pekerjaannya,
sehingga timbul dalam dirinya suatu perasaan senang atau tidak senang terhadap
situasi kerja dan rekan kerjanya. Apa yang dirasakan oleh individu tersebut bisa
positif atau negatif, tergantung dari persepsi terhadap pekerjaan yang digelutinya
tersebut.
Kepuasan kerja merupakan suatu keadaan yang penting yang harus dimiliki oleh
setiap karyawan yang bekerja , di mana manusia tersebut mampu berinteraksi dengan
lingkungan kerjanya, mereka akan bekerja dengan penuh gairah dan bersungguhsungguh, sehingga tujuan organisasi akan tercapai Mangkunegara (2006:120)

Tidak ada komentar: