Biberman dan Whitty (1997) telah menyatakan
bahwa studi organisasi telah mengalami pergeseran
mendasar dari paradigma mekanistik yang menghargai
rasionalitas dan sains ke paradigma spiritual yang
menghargai kesadaran dan pemahaman. Pergeseran
semacam ini memungkinkan penekanan pada isu-isu
seperti kerja tim, kepercayaan, kreativitas, dan
keterbukaan untuk berubah sebagai pendekatan untuk
menangani gangguan yang disebabkan oleh dorongan ke
arah globalisasi (misalnya perampingan, outsourcing,
dll) dengan menjaga bisnis berkembang dalam
perubahan dunia.
Paradigma spiritual pada dasarnya mengakui
bahwa orang bekerja tidak hanya dengan tangan mereka,
tetapi juga hati atau roh mereka (Ashmos dan Duchon
2000). Ini adalah ketika orang bekerja dengan semangat
berkomitmen mereka dapat menemukan makna dan
tujuan didalam tugas dan pekerjaan. Pemenuhan yang
berarti di tempat kerja dapat menjadi wadah di mana
orang dapat mengekspresikan diri mereka secara total.
Dengan demikian, memungkinkan ekspresi pengalaman
manusia pada tingkat yang paling dalam tentang tugas
kerja mereka, yang tidak hanya mengurangi stres,
konflik, dan ketidakhadiran, tetapi juga meningkatkan
kinerja karyawan (Krahnke et al. 2003).
Spiritualitas kerja juga telah dikaitkan dengan
kinerja secara kolektif atau kelompok. Pemaknaan secara
mendalam tentang kinerja secara kelompok telah
dinyatakan terkait dengan kinerja kelompok tersebut
(Duchon and Plowman 2005).
Petchsawanga (2012) ; Rabindra Kumar Pradhan
(2015) menemukan keterkaitan antara spiritualitas kerja
terhadap kinerja karyawan dan hasil dari penelitian
tersebut secara empiris membuktikan bahwa spiritualitas
kerja secara positif berpengaruh terhadap kinerja
karyawan
Sabtu, 21 Oktober 2023
Pengaruh Spiritualitas Kerja tehadap Kinerja Karyawan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar