Sabtu, 21 Oktober 2023

Pengaruh Komitmen Organisasional terhadap Kinerja Karyawan


Kenneth R. Ferris (1981) telah mengaitkan
komitmen organisasional sebagai anteseden terhadap
kinerja karyawan. Karyawan dengan komitmen
organisasional tingkat tinggi lebih berorientasi kerja
daripada karyawan yang lain. karyawan mendapatkan
lebih banyak kepuasan dari pekerjaan dan melihat
pekerjaan sebagai hal yang lebih banyak memenuhi
pribadi mereka. Akibatnya, karyawan bersedia
mengerahkan upaya besar atas nama organisasi
(Mowday et al., 1982). Penelitian Williams & Hazer,
(1986) mendukung pandangan bahwa kepuasan kerja
merupakan anteseden dari komitmen organisasional
afektif. Model oleh Steers dan Porter (1983) juga
menunjukkan bahwa sebagai komitmen organisasioanl
mengarah ke kinerja kontekstual yang lebih efektif,
karyawan akan menerima tingkat penghargaan yang
lebih tinggi secara proporsional, yang akan mengarah
pada peningkatan kepuasan dan komitmen yang lebih
tinggi.
Van Scotter (2000) dalam penelitiannya
mengungkapkan bahwa komitmen afektif berhubungan
positif dengan kinerja , sedangkan hubungan antara
kinerja, komitmen normatif, dan komitmen
berkelanjutan sangat lemah Chen dan Francesco (2003)
mempelajari hubungan antara komitmen organisasional
dan kinerja di Cina. Mereka menemukan bahwa
komitmen afektif berkorelasi positif dengan kinerja
dalam peran dan perilaku warga organisasi. Komitmen
berkelanjutan tidak terkait dengan kinerja dalam peran
tetapi berhubungan negatif dengan perilaku warga
organisasi. Komitmen normatif memiliki efek
penyangga pada hubungan antara komitmen afektif dan
kinerja dalam peran dan perilaku warga organisasi.
Chen et al (2006); Muhammad Riaz Khan (2010);
Suliman A. (2012); Negin Memari (2013); Nele De
Cuyper (2011); Hafiz AZ (2017), juga telah
menghubungakan antara komitmen rganisasonal dan
kinerja karyawan dan telah dinyatakan terkait secara
empiris.

Tidak ada komentar: