Sabtu, 21 Oktober 2023

Kesejahteraan Psikologis (Psychological Well-Being)


Kesejahteraan psikologis merupakan kondisi tercapainya kebahagiaan
tanpa adanya gangguan psikologis yang ditandai dengan kemampuan individu
mengoptimalkan fungsi psikologisnya. Kesejahteraan psikologis merupakan fungsi
optimal dari fungsi psikologis seseorang (Ryff, 1989). Ryff (1989) mendefinisikan
kesejahteraan psikologis sebagai sebuah keadaan di mana individu dapat
merealisasikan dan mencapai potensi dirinya secara penuh. Ryff mengemukakan
pandangan bahwa pribadi yang berfungsi optimal adalah pribadi yang dapat
mencapai karakter tertentu. Ryff meyakini bahwa setiap individu dapat menjadi
pribadi yang berfungsi optimal dalam aspek psikologis dengan mengembangkan
potensi diri dan mencapai aktualisasi diri.
Kesejahteraan psikologis dicerminkan dengan keadaan di mana indvidu
dapat menerima segala kekurangan dan kelebihan dirinya, mandiri, mampu
membina hubungan positif dengan orang lain, dapat menguasai lingkungannya
dalam arti dapat memodifikasi lingkungan agar sesuai dengan keinginannya,
memiliki tujuan dalam hidup, serta terus mengembangkan dirinya (Ryff, 1989).
Aspinwall (2002) mengemukakan kesejahteraan psikologis menggambarkan
bagaimana psikologis individu berfungsi dengan baik dan positif. Kesejahteraan
psikologis ditempat kerja merupakan tingkat perasaan dan tujuan psikologis yang
dirasakan seseorang ditempat kerja (Robertson & Cooper, 2011).
Kesejahteraan psikologis karyawan merupakan kondisi sejahtera yang
diperoleh karyawan dari suatu pekerjaan yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan
kerja karyawan tersebut (Juniper, 2010). Lakoy (2009) mengemukakan
kesejahteraan psikologis merupakan kondisi tertinggi yang dapat dicapai oleh 
individu yang mencakup evaluasi dan penerimaan diri pada berbagai aspek
kehidupan tidak hanya berupa aspek positif namun juga aspek negatif.
Kesejahteraan psikologis merupakan kondisi individu yang sejahtera dengan
mengisi kehidupannya secara bermakna, bertujuan sehingga mampu berfungsi
secara optimal dan memiliki penilaian yang positif akan kehidupannya (Tanujaya,
2014).
Kesejahteraan psikologis sebagai fungsi positif individu yang merupakan
tujuan yang diusahakan untuk dicapai oleh individu yang sehat (Schultz, 2010).
Ryff (2002) mengemukakan bahwa kesejahteraan psikologis tidak hanya terdiri
dari efek positif, efek negatif, dan kepuasan hidup, namun juga dipahami sebagai
sebuah konstruk multidimensional yang terdiri dari sikap hidup yang terkait dengan
dimensi kesejahteraan psikologis itu sendiri yaitu mampu merealisasikan potensi
diri secara berkesinambungan, mampu membentuk hubungan yang hangat
dengan orang lain, memiliki kemandirian terhadap tekanan sosial, menerima diri
apa adanya, memiliki arti dalam hidup, dan mampu mengontrol lingkungan
eksternal.

Tidak ada komentar: