(Koesomowidjojo, 2017) menyebutkan beban kerja memiliki beberapa indikator
antara lain:
1) Kondisi Pekerjaan
Kondisi pekerjaan yang dimaksud yaitu bagaimana seorang karyawan
memahami pekerjaan tersebut dengan baik. Misalnya,karywan yang
berada pada divisi produksi tentunya akan berhubungan dengan mesinmesinn produksi. Sejauh mana kemampuan dan pemahaman karyawan
dalam penguasaan mesin-mesin produksi untuk membantu mencapai
target produksi.
2) Penggunaan waktu kerja
Waktu kerja yang sesuai dengan SOP tentunya akan meminimalisir
beban kerja kayawan. Namun,ada kalanya suatu perusahaan tidak
memiliki SOP atau tidak konsisten dalam melaksanakan
SOP,penggunaan waktu kerja yang diberlakukan kepada karyawan
cenderung berlebihan atau sangat sempit. Misalnya,suatu perusahaan
konveksi memberikan target kepada karyawan untuk menyelesaikan 40
potong pakaina dalam sehari, sedangkan kemampuan karyawan rata-rata
20 potong perhari. Pada awalnya tidak masalah bagi karyawan untuk
melakukan hal ini. Namun,dalam menyelesaikan pekerjaan ini tentunya
akan membutuhkan energi,baik fisik maupun psikis jauh lebih berat
daripada perushaan konveksi yang memberi pekerjaan sesuai dengan
kemampuan fisik rata-rata pada umumnya.
3) Target yang harus dicapai
Target kerja yang ditetapkan oleh perusahaan tentunya secara langsung
akan mempengaruhi beban kerja yang diterima oleh karyawan. Semakin
semakin sempit waktu yang disediakan untuk melaksanakan pekerjaan
terntentu atau tidak seimbangnya antara waktu penyelesaian target
pelaksanaan dan volume kerja yang diberikan, akan semakin besar beban
kerja yang diterima dan dirasakan oleh karyawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar