Sabtu, 21 Oktober 2023

Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Kepuasan Kerja


1 Faktor-faktor Ekstrinsik
Faktor-faktor ekstrinsik adalah faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja
yang bersumber pada kondisi di luar pekerjaan. Faktor ekstrinsik atau extrinsic
factors menurut Mangkunegara (2006:122) hakekatnya adalah faktor yang
berpengaruh terhadap pekerjaan dan merupakan sumber ketidakpuasan kerja. Faktor
tersebut disebut juga faktor pemeliharaan (maintenance factors) atau disebut pula
dissatisfiers, hygiene factors, job contexts, yang meliputi kebijakan administrasi,
kualitas pengawasan, hubungan dengan pengawasan, hubungan antar
pribadi dengan rekan sejawat, gaji, keamanan kerja, kondisi kerja, dan kedudukan.
Faktor ekstrinsik hakekatnya adalah sumber ketidakpuasan yang berasal dari luar
pekerjaannya, yang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku seseorang terhadap
pekerjaannya. Jika tidak terpenuhi faktor ini, karyawan tidak akan puas. Jika besaran
faktor ini memadai untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pekerja tidak akan kecewa,
meskipun belum terpuaskan. Terpenuhinya faktor ini akan lebih berperan dalam
mengeliminasi ketidak puasan kerja dan dapat mencegah lingkungan kerja yang
kurang menguntungkan bagi suatu institusi. Implikasi sumber-sumber ketidakpuasan
kerja adalah apabila persepsi seseorang tentang sumber-sumber ketidakpuasan kerja
yang diharapkan sama dengan persepsinya tentang sumber-sumber kepuasan kerja
yang aktual terjadi, maka orang yang bersangkutan memiliki ketidakpuasan kerja
yang rendah. Apabila persepsi seseorang tentang sumber-sumber ketidakpuasan kerja
yang diharapkan lebih besar dari pada persepsinya tentang sumber-sumber
ketidakpuasan kerja yang aktual terjadi, maka orang yang bersangkutan akan
memiliki kepuasan kerja yang tinggi. Apabila persepsi seseorang tentang sumbersumber ketidakpuasan kerja yang diharapkan lebih besar dari pada persepsinya
tentang sumber-sumber ketidakpuasan kerja yang aktual terjadi, maka ketidakadilan
dan kegelisahan yang dirasakan orang yang bersangkutan. Menurut Anoraga
(1993:45), tujuh sumber ketidakpuasan kerja, yaitu tingkat kesejahteraan/gaji, tingkat
supervisi teknis, tingkat kebijakan administrasi, tingkat hubungan antar pribadi/rekan
kerja, tingkat kondisi kerja, tingkat keamanan kerja, dan tingkat status.
Kenyataan di lapangan menunjukkan indikasi bahwa faktor penting yang perlu diteliti
adalah faktor gaji/kesejahteraan, faktor hubungan antar pribadi/rekan kerja dan
tingkat mutu supervisi. Faktor-faktor lain kurang mendapat perhatian karena tidak
memberikan indikasi pengaruh yang dominan, dan diduga berpengaruh kostan
terhadap kepuasan kerja. Penelitian ini hanya akan manganalisis faktor-faktor
gaji/kesejahteraan, faktor hubungan antar pribadi/rekan kerja, dan faktor mutu
supervisi.
2 Faktor Gaji/Kesejahteraan
Mulyasa (1994:133) menyatakan bahwa gaji adalah pendapatan langsung dalam
bentuk uang sebagai kompensasi atas jasa yang dibayarkan oleh institusi secara
periodik kepada Pegawai Negeri Sipil dan mempunyai jaminan yang pasti,
kesejahteraan disebut juga kompensasi pelengkap atau gaji tersembunyi. Gaji dan
kesejahteraan adalah penghasilan seseorang sebagai sarana pemenuhan kebutuhan
pokok hidup dalam bentuk uang, barang dan atau fasilitas lain yang diterimanya
akibat suatu tugas pekerjaan yang akan dilakukan atau telah dilakukan sebagai
prasyarat agar bekerja lebih bersemangat dan lebih produktif. Gaji adalah hak bagi
pegawai dan kewajiban bagi institusi untuk membayarnya. Gaji merupakan salah satu
kebutuhan pokok setiap karyawan. Apabila kebutuhan ini terpenuhi maka kepuasan
pribadi yang bersangkutan akan terpenuhi. Tidak terpenuhinya kebutuhan pokok
tersebut akan menimbulkan ketidak puasan kerja dan menurunkan motivasi kerja dan
semangat kerja. Mulyasa (1994:133)
Kesejahteraan adalah balas jasa pelengkap baik material maupun non material yang
diberikan berdasarkan kebijaksanaan, bertujuan untuk mempertahankan dan
memperbaiki kondisi fisik dan mental pekerja agar produktivitasnya meningkat.
Kesejahteraan atau kompensasi pelengkap bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan
fisik dan mental pekerja agar termotivasi untuk tetap bekerja sampai pensiun,
menciptakan ketenangan, semangat kerja, dedikasi, disiplin dan sikap loyal terhadap
institusi. Mulyasa (1994:134).
Kepuasan gaji/kesejahteraan terdiri dari beberapa unsur, unsur yang paling
jelas adalah jumlah gaji yang diterima oleh seseorang. Pada umumnya motivasi
orang bekerja adalah untuk bisa memperoleh kepuasan berupa uang, karena uang
bisa digunakan untuk memuaskan semua tipe kebutuhan (Ranupandoyo & Husna
1989 dalam Harnanik, 2004:157). Perbedaan besaran gaji antara seorang karyawan
dengan karyawan lainnya sangat ditentukan oleh skala gaji berdasarkan masa kerja
dan pangkat/golongan masing-masing. Kenaikan besaran gaji bagi seluruh Pegawai
Negeri Sipil akibat kenaikan pangkat menggunakan dasar dan aturan yang sama,
sehingga tingkat kepuasan kerja karyawan dari berbagai tingkat golongan dan masa
kerja yang diakibatkan oleh itu diduga mempunyai tingkat kepuasan kerja yang tidak
berbeda Yowono (2005:68). Tingkat kepuasan kerja karyawan Puskesmas akan
ditentukan oleh gaji/ kesejahteraan ditinjau dari a) besaran gaji yang diterima setiap
bulan, b) sistem penggajian yang layak, c) besaran kenaikan gaji berkala yang
diterimakan setiap dua tahun sekali, d) besaran tunjangan fungsional, e) ketepatan
waktu penerimaan gaji bulanan.
3 Hubungan antar Pribadi/Rekan Kerja
Hubungan antara karyawan dengan rekan sekerja sangatlah penting artinya dalam
meningkatkan produktivitas kerja. Dukungan rekan sekerja atau kelompok kerja
dapat menimbulkan kepuasan kerja bagi karyawan, karena merasa diterima dan
dibantu dalam memperlancar penyelesaian tugasnya. Sifat kelompok kerja akan
memiliki efek terhadap kepuasan kerja. Kepuasan kerja karyawan dapat ditingkatkan
melalui adanya jalinan hubungan yang baik dari semua pihak yang ada dalam
organisasi seperti adanya perhatian dari rekan kerja. Bersama dengan rekan kerja
yang ramah dan mendukung dapat merupakan sumber kepuasan bagi karyawan
secara individu. Kelompok kerja yang bagus dapat membuat kerja lebih
menyenangkan, sehingga kelompok kerja dapat menjadikan support, kesenangan,
nasehat, dan bantuan bagi seorang karyawan. (Yasin, 2002:462)
Tingkat kepuasan kerja karyawan Puskesmas akan ditentukan hubungan antar
pribadi/rekan kerja akan ditinjau dari a) adanya kompetisi yang sehat di lingkungan
organisasi karyawan Puskesmas; b) sejauh mana karyawan lain yang bekerja sama
akan memberikan dukungan yang cukup; c) kondisi kerja yang baik membuat rasa
nyaman dalam bekerja; d) semua saling bekerja sama dalam menyelesaikan
pelayanan/pekerjaan ; e) karyawan dapat bekerja sama, dengan orang yang
bertanggung jawab.
4 Faktor-Faktor Intrinsik
Faktor intrinsik adalah faktor kondisi dalam pekerjaan sebagai sumber kepuasan kerja
yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Faktor intrinsik atau intrinsic factors,
menurut Mangkunegara (2006:122), hakekatnya adalah faktor yang berpengaruh
terhadap motivasi kerja seseorang, dan menjadi sumber kepuasan kerja. Faktor ini
disebut pula satisfiers, motivators, job content, yang meliputi dorongan berprestasi,
penghargaan/pengakuan, pekerjaan itu sendiri, kemajuan dan kesempatan
berkembang, dan tanggung jawab. Bila faktor tersebut terpenuhi, maka dapat
meningkatkan motivasi kerja seseorang, dan apabila faktor tersebut tidak terpenuhi
maka hal tersebut akan menurunkan motivasi kerja seseorang, kepuasan keja yang
rendah dan dapat menimbulkan rasa ketidakpuasan kerja yang tinggi. Lima faktor
kepuasan kerja yaitu prestasi kerja, pengakuan, tanggung jawab, kemampuan,
karakteristik pekerjaan dan peluang untuk bekembang/ promosi. Kenyataan di
lapangan menunjukkan indikasi bahwa faktor penting yang perlu diteliti adalah faktor
karakteristik pekerjaani dan faktor peluang untuk berkembang/ promosi. Faktorfaktor lain kurang mendapat perhatian karena tidak memberikan indikasi pengaruh
yang dominan, dan diduga berpengaruh konstan terhadap kepuasan kerja. Penelitian
ini hanya akan menganalisis faktor-faktor karakteristik pekerjaan dan faktor peluang
untuk berkembang/promosi.
5 Faktor Karakteristik Pekerjaan
Pekerjaan merupakan bagian hidup setiap orang. Secara definitif pekerjaan adalah
rumpun tugas yang dilaksanakan oleh pekerja untuk mencapai beberapa tujuan
organisasi. Karakteristik pekerjaan berhubungan dengan rancangan yang akan
diberikan kepada karyawan apakah pekerjaan tersebut banyak atau sedikit
menyediakan kesempatan bagi tenaga kerja untuk memuaskan kebutuhan mereka
yang berhubungan dengan pekerjaan. Karakteristik pekerjaan merupakan faktor yang
akan menggerakkan tingkat motivasi yang kuat, yang dapat menghasilkan prestasi
yang baik. Faktor karakteristik pekerjaan sangat berperan dalam menentukan
kepuasan kerja (Arnold dan Felman 1986 dalam Yuwono,2005:78).
Pekerjaan yang sesuai dan menyediakan otonomi akan memberikan kepuasan, kontrol
menajemen atas metode dan langkah-langkah kerja yang berlebihan. Karakteristik
pekerjaan sebagai sumber kepuasan kerja akan ditentukan oleh : 1) Pekerjaan saat ini
menarik; 2) Kemampuan dalam melakukan pekerjaan karyawan diberikan otonomi;
3) Tugas sesuai dengan bakat dan kecakapan ; 4) Pekerjaan sesuai dengan tingkat
pendidikan; 5) Kreativitas dalam menyelesaikan pekerjaan. Yuwono (2005:79)
 6 Fakor Peluang untuk Berkembang/Promosi
Dalam melakukan pekerjaan karyawan mempunyai keinginan untuk berkarir dengan
jalan mendapatkan promosi jabatan. Kesempatan promosi jabatan memiliki efek
terhadap kepuasan kerja. Hal demikian dikarenakan promosi menggunakan beraneka
cara dan memiliki penghargaan yang beragam, misalnya promosi berdasar tingkat
senioritas, dedikasi, petimbangan kinerja, dan lain-lain. Kebijakan promosi yang adil
dan transparan terhadap semua pegawai dapat memberi dampak pada mereka yang
memperoleh kesempatan dipromosikan seperti perasaan senang, bahagia dan
memperoleh kepuasan atas kerjanya. Mangkunegara (2006:124).
Uraian sumber-sumber kepuasan kerja dan sumber-sumber ketidakpuasan kerja
tersebut memberi gambaran secara menyeluruh tentang faktor-faktor yang
menentukan tingkat kepuasan kerja. Faktor-faktor tersebut tidak seluruhnya mendapat
perhatian karena keterbatasan kemampuan dan waktu, sehingga hanya beberapa
faktor saja yang perlu mendapat perhatian. Perhatian terhadap beberapa indikator
faktor-faktor tersebut juga muncul karena memang di lapangan menunjukkan gejala
yang lebih dominan dibanding dengan faktor-faktor yang lain. Beberapa faktor yang
menentukan tingkat kepuasan tersebut adalah faktor 1) gaji/kesejahteraan, 2) faktor
hubungan antar pribadi/rekan kerja, 3) faktor mutu supervisi, 4) faktor karakteristik
pekerjaan, 5) faktor peluang untuk berkembang/promosi. Yasin (2002:476).

Tidak ada komentar: